Bagian 28, Ruang BK dan UKS

1K 210 126
                                    

Tak ada yang tahu kapan kamu akan mulai merasakan jatuh cinta
***

Ketiga sahabat itu sedang duduk di kantin. Mereka sudah kembali seperti biasa bahkan lebih dekat dari sebelumnya. Pemandangan tersebut membuat cewek berambut curly kesal. Ia padahal sangat senang kalau hubungan mereka hancur.

Nagita sengaja berdiri dari duduknya untuk menghampiri orang yang tak disukainya. Entah kenapa ia tidak suka melihat Savara bahagia. Banyak alasan yang mendasari. Cewek itu menghancurkan hubungannya dengan Reval. Savara pernah mengatakan kalau mamanya merebut suami orang yang membuatnya jelas tak terima. Juga Savara sering menatapnya sinis, penuh kebencian dan kemarin, dia mengganggu kesenangannya.

"Kalian udah baikan?" tanya Nagita dengan suara yang sengaja dibuat keras.

Obrolan di meja tersebut terhenti. Savara mendengkus kecil mengetahui siapa yang mengganggu pembicaraan seru mereka.

"Kenapa? Gak suka liat kita rukun?" tanya Alicia bersikap santai, sedangkan Savara memilih abai dengan berselancar di dunia maya.

Nagita terkekeh, beralih pada Laras yang menatapnya tak suka. "Larasati, lo terlalu baik. Lo masih aja mau berteman sama orang yang udah hancurin hati lo."

Pergerakan Savara terhenti, wajahnya pucat seketika. Nagita memang benar, dirinya secara tak sengaja menyakiti perasaan sahabatnya. Bukannya ia tidak tahu kalau Laras diam-diam sering memperhatikan Ardan, tapi diserang langsung seperti ini jelas ia tidak suka. Sejak kemarin mereka berusaha mengabaikan fakta tersebut serta menutupinya dengan berbagai topik obrolan.

"Lo diem berarti bener, 'kan?" Cewek itu tersenyum kemenangan.

"Lo bisa gak sekali aja gak ikut campur sama urusan orang?" tanya Laras dengan raut sebal. Nagita tertawa, mereka sudah mulai mendapat perhatian orang-orang yang ada di kantin. Namun, Savara masih menutup mulut. Ia tidak ingin mengulang pertengkaran di tempat yang sama.

"Gue gak ngerti Laras," ucap Nagita memberikan pandangan prihatin. "Savara udah rebut orang yang lo suka dan lo? Masih aja baik sama dia."

Savara menyimpan gelas dengan keras lalu berdiri hingga mereka saling berhadapan. Bersedekap dada, ia memberikan senyum congkaknya. "Lo iri liat gue seneng?"

Nagita tertawa keras seperti sengaja membuat orang-orang fokus pada mereka berdua. "Buat apa gue iri sama cewek yang suka rebut cowok orang?" tanya Nagita dengan nada menyebalkan, "semua siswa di sini juga tau kalau elo itu cewek haus perhatian."

Kedua tangan Savara mengepal. Sejak kecil dirinya memang kurang mendapat perhatian, tapi Savara tidak berminat melakukan hal yang dituduhkan.

"Elo bisa jaga omongan?" Alicia ikut berdiri, tak terima sahabatnya dituduh seperti itu.

"Ci, duduk!"

Cewek itu tampak tak terima, tapi tatapan Savara yang tak bisa dibantah membuatnya menyerah. Savara tidak mau melibatkan kedua sahabatnya. Cukup dirinya saja yang berurusan dengan Nagita.

"Nagita, mau tau gak? Gue itu bener-bener benci sama lo sekali pun lo gak pernah fitnah gue," ucap Savara yang nada suaranya berubah tajam, bahkan yang mendengarnya saja ikut merasakan kebencian cewek itu.

"Lo iri?" tanya Nagita.

Menggelengkan kepala, Savara hendak mengatakan sesuatu ketika seseorang menyentuh lengannya. Ia menoleh, mendapati Laras sudah berdiri di sebelahnya dan menggelengkan kepala. "Jangan diladenin!"

"Woah Larasati emang berhati baik." Nagita bertepuk tangan.

Savara melepas tangan sahabatnya. "Please, Ras. Ini urusan gue sama dia."

I'M (NOT) THE QUEEN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang