Part 30

16.3K 1.1K 13
                                    

"Gue mau bantuin lo cari bukti."

Lidya tersentak saat mendengar satu kalimat yang keluar dari mulut Clara barusan. Lidya duga jika Clara akan membicarakan alasan tentang dirinya melakukan hal menjijikan itu, yang sebenarnya tidak di lakukan.

Tapi dugaan Lidya salah, ia malah mendengar adik dari lelaki yang telah memfitnahnya ingin membantu dirinya.

"Jangan bercanda." Kata Lidya di akhiri tawaan hambar.

"Gue serius Lid." Balas Clara.

Lidya menatap Clara cukup lama sampai akhirnya Lidya kembali menatap lurus ke depan, dimana orang-orang yang tengah berlalu lalang.

Selesai makan bersama Lidya dan Clara menuju taman yang lumayan ramai dari biasanya.

"Gue gak tau apa alasan lo berniat mau bantu gue." Kata Lidya.

"Karena gue percaya sama lo, kalau lo gak ngelakuin itu. Kakak gue aja yang udah fitnah lo." Kata Clara.

Lidya kembali menatap Clara. Ia tidak yakin dengan perkataan Clara. "Kenapa percaya sama gue? Padahal Reyhan yang notabennya pacar gue aja gak percaya. Bahkan sampai orang tua gue sekalipun gak percaya."

Clara menghela nafas. Pemikirannya dengan orang lain itu berbeda, apalagi ia sudah tau jelas jika Lidya tidak bersalah.

"Mereka emang gak percaya sama lo. Tapi gue lebih tau apa yang sebenarnya terjadi." Kata Clara.

Semakin lama Lidya semakin di buat bingung. Ia benar-benar tidak tau maksud dari semua perkataan Clara yang di lontarkan kepadanya.

Banyak sekali yang ingin Lidya tanyakan kepada gadis itu, tapi rasanya ia harus mendengarkan sendiri alasan Clara berkata itu.

"Mulai sekarang lo harus anggap gue sahabat lo." Celetuk Clara.

Lidya mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kenapa gue harus anggap lo sahabat? Gue udah punya sahabat kok. Jadi gak perlu." Kata Lidya.

"Gue tau lo punya sahabat. Tapi apa lo sadar kalau yang tau mengenai keluarga dan fitnah itu sebenarnya adalah gue dan bukan sahabat lo?" Tanya Clara.

Benar. Perkataan Clara memang benar adanya. Lidya juga tidak bisa menyalahkan perkataan Clara, tapi ia masih bingung kenapa secara tiba-tiba Clara memintanya untuk menganggap gadis itu sebagai sahabatnya.

"Jujur aja gue masih heran sama lo. Tiba-tiba lo dateng ke rumah gue, ngobatin gue, ngomong bakal bantuin buat cari bukti, bilang kalau lo percaya sama gue, dan sekarang? Sekarang lo minta gue buat anggap lo sebagai sahabat. Sebenarnya lo punya maksud apa?" Lidya menatap Clara seolah curiga jika gadis itu akan berbuat kesalahan.

Lidya akui jika dirinya bersalah karena telah mencurigai seseorang yang telah berbuat baik kepadanya. Tapi tetap saja Lidya curiga, siapa coba yang gak akan curiga kaya Lidya sekarang?

"Gue faham banget kalau selama ini lo udah berfikir kalau gue itu orang jahat, karena selalu mengganggu hubungan lo sama Reyhan. Tapi itu bukan alasan buat gue untuk jadi orang baik. Terserah kalau lo mau ngira gue punya maksud lain, tapi gue memang tulus adanya baik sama lo." Jelas Clara.

Haruskah Lidya percaya?

Tapi melihat raut wajah keseriusan dan ketulusan yang Clara tunjukkan membuat rasa percaya Lidya sedikit hadir. Setidaknya sebagai penebusan Lidya yang sudah mencurigai Clara.

"Gue minta lo buat anggap gue sebagai sahabat, karena supaya lo kalau mau lebih terbuka sama gue gak terlalu takut dan kaku. Seenggaknya lo tau kalau gue adalah sahabat lo, dan lo gak akan canggung kalau curhat. Karena cuma gue yang sekarang tau semua mengenai kehidupan lo." Kata Clara menjelaskan lagi.

Cerita Lidya [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang