Part 13

13.7K 1.2K 199
                                    


"Makasih banyak ya Lid, lo udah mau bantu gue."

"Sama-sama. Selagi mampu pasti gue bantu."

Lidya membalas senyuman Aldo. Ia cukup senang bisa membantu masalah yang ada di OSIS.

Lidya pikir jika ia telah membuat masalah, tapi ternyata Aldo meminta bantuannya untuk mengurus beberapa berkas OSIS yang akan mengadakan acara bulan nanti.

Jangan salah jika Lidya adalah mantan anggota OSIS yang paling berpengaruh. Hanya saja ia keluar karena suruhan Reyhan.

Reyhan tidak menyukai Aldo yang selalu mencari kesempatan untuk mendekati gadisnya setiap perkumpulan OSIS. Padahal mah Lidya oke-oke aja di dekati Aldo.

Tapi ada rasa senang Reyhan menyuruhnya untuk keluar, berarti lelaki itu cemburu. Tapi sedih juga karena Lidya tidak bisa jadi anggota OSIS lagi.

"Kalau lo butuh gue ting--"

Bugh!

"Aldo!"

Lidya membulatkan matanya sempurna kala melihat Aldo tersungkur di lantai koridor sekolah.

Tanpa pikir panjang Lidya langsung membantu Aldo untuk berdiri lagi. Lidya meringis sendiri melihat sudut bibir Aldo yang mengeluarkan darah.

Tatapan Lidya beralih pada seseorang yang telah menonjok rahang Aldo. "Kamu apa-apain sih Rey?" Tanya Lidya tidak mengerti Reyhan yang tiba-tiba menonjok Aldo.

Beruntung sekolah sudah cukup sepi, karena mungkin para murid sudah pulang sejak tadi.

"Ngapain kamu deket-deket sama dia?" Tanya Reyhan balik.

Lidya melongo. "Apa sih Rey? Gak jelas banget."

"Sini!" Reyhan menarik tangan Lidya dengan kasar agar menjauh dari Aldo.

Sedangkan Aldo menatap sinis ke arah Reyhan. Jika saja ia bukan ketua OSIS mungkin Reyhan sudah di balas olehnya. Hanya saja Aldo tidak ingin mencari masalah dengan siapapun di sekolah ini.

"Kalau lo berani deketin cewek gue lagi, habis lo di tangan gue!" Gertak Reyhan tajam.

Setelah mengancam Aldo, Reyhan menarik Lidya menuju parkiran sekolah. Sebenarnya Reyhan kesulitan membawa Lidya, karena gadis itu terus saja memberontak.

"Rey lepas ih! Sakit!" Sentak Lidya dan berhasil melepaskan diri dari Reyhan.

Lidya menatap Reyhan dengan sorot tidak suka. Ia begitu kesal pada lelaki yang sudah membuat kesalahan, tapi tidak meminta maaf.

"Kamu kenapa sih Rey?" Tanya Lidya jengkel.

Sumpah bagaimana Lidya tidak jengkel dengan Reyhan? Lelaki itu tidak pernah bisa di tebak jalan pikirannya. Menyebalkan sekali.

Terkadang Lidya memang benar-benar harus sabar menghadapai Reyhan yang suka berbuat seenaknya pada perasaannya.

"Aku gak suka ya kamu deket-deket sama dia. Kamu lupa alasan aku nyuruh kamu keluar dari OSIS?" Tanya Reyhan.

Cerita Lidya [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang