••••Pagi hari ini Lidya terlihat begitu ceria. Bahkan dirinya tidak bosan-bosan berdiri di depan cermin. Memastikan penampilannya sudah oke atau belum.
Hampir setengah jam kurang lebih Lidya terus merapikan penampilannya. Mungkin Lidya terlalu senang karena seminggu tidak masuk sekolah.
"Lidya! Kamu dimana?"
Ketika mendengar suara seseorang yang sejak tadi di tunggunya, Lidya segera keluar dari kamar dan berlari menuruni anak tanggan dengan tidak sabaran. Tanpa peduli jika dirinya akan terjatuh nantinya.
"Lid jangan lari, nanti jatuh." Tegur Reyhan melihat gadisnya yang pecicilan itu.
"Iya--eh!"
Baru saja di bilangin malah kejadian. Jika Reyhan tidak segera menahan tubuh Lidya mungkin gadis itu sudah masuk rumah sakit.
Lidya langsung menegakkan tubuhnya dan menyengir menatap wajah Reyhan yang garang.
"Udah di bilangin susah banget." Reyhan menatap kesal Lidya yang memasang wajah tanpa dosa.
"Ya maaf." Kata Lidya berlalu mendahuli Reyhan.
Reyhan hanya berdecak melihat Lidya yang meninggalkannya begitu saja. Segeralah Reyhan menyusul Lidya yang sudah ada di depan pintu.
"Kenapa?" Tanya Reyhan bingung melihat ekspresi Lidya yang berubah menjadi murung.
"Bawa mobil ya?"
"Hm iya." Jawab Reyhan di akhir senyuman kecil.
Sedangkan Lidya tersenyum kecut. Baru tadi Lidya merasa senang, sekarang harus di renggut lagi kesenangannya.
"Ayo." Ajak Lidya menarik tangan Reyhan setelah mengunci pintu rumahnya.
Ketika Lidya sudah berada di samping mobil Reyhan, Lidya hendak membuka pintu mobil penumpang belakang.
Namun Reyhan mencekal tangannya membuat Lidya tidak jadi membuka pintu mobil.
"Gapapakan?" Tanya Reyhan ragu.
Lidya tersenyum. "Gapapa." Jawab Lidya. "Udah sana masuk, aku gak mau telat ya." Titah Lidya.
"Mau aku bukain pintu mobilnya?" Tawar Reyhan yang di balas gelengan kepala.
"Aku manusia biasa, bukan tuan putri." Kata Lidya kemudian segera masuk dan duduk di kursi penumpang belakang.
"Pagi Lid."
Setelah menutup pintu mobil Lidya mendapat sapaan dari seseorang yang duduk di kursi depan, siapa lagi kalau bukan Clara.
"Pagi juga Cla." Sapa Lidya balik.
Jujur saja, Lidya masih kesal dengan kejadian kemarin. Dimana saat Clara yang langsung mengajak Reyhan pulang dengan cepat. Tapi tak apalah, berhubung masih pagi jadi Lidya tidak ingin bermasalah dengan gadis itu.
"Udah siap?" Tanya Reyhan setelah duduk di kursi kemudi.
"Udah." Jawab Clara, tapi tidak dengan Lidya. Lidya hanya mengangguk singkat.
Mobil pun mulai maju meninggalkan area rumah Lidya. Dan sekarang waktunya Lidya menatap keluar jendela. Jika tatapannya lurus ke depan pasti akan melihat hal yang menyakitkan.
"Aw!"
"Clara kenapa?"
Kan.
Lidya menoleh. Penasaran apa yang sedang terjadi pada sahabat kesayangan pacarnya itu.
"Jari aku kejepit resleting tas." Jawab Clara di akhiri ringisan.
"Sini tangan kamu." Pinta Reyhan.
Lidya melihat Reyhan meniup-niup jari Clara yang memerah dan sesekali menciumnya. Lidya hanya bisa tersenyum kecut. Miris.
"Liat jalan Rey, takutnya nanti kamu nabrak." Kata Clara yang di balas senyuman dan anggukan.
Jangan tanya seperti apa perasaan Lidya sekarang. Sakit--sangat sakit. Sudah menjadi nyamuk sekarang malah jadi penonton yang menyesakkan. Menyedihkan sekali.
Drtt...drtt...drtt...
Lidya mengalihkan tatapannya pada ponsel yang di genggamnya. Ada telfon masuk, tapi tidak langsung Lidya angkat melainkan melihat terlebih dulu siapa yang menelfonnya.
Kak Rio is calling...
Ketika mengetahui siapa yang menelfonnya Lidya langsung menekan tombol merah. Tapi panggilan kembali masuk. Seperti yang pertama, Lidya tolak lagi.
Hampir 5 kali panggilan masuk dari Rio terus Lidya tolak. Dan sepertinya Reyhan menyadari hal tersebut, mungkin Clara juga.
"Dari siapa Lid?" Tanya Reyhan penasaran.
"Bukan dari siapa-siapa." Jawab Lidya sambil memati dayakan ponselnya.
"Kok gak di angkat?" Tanya Reyhan lagi.
Lidya membalas tatapan Reyhan lewat kaca yang ada di depan mobil.
"Bukan orang penting." Jawab Lidya lalu memalingkan wajahnya.Melihat Lidya yang sepertinya sedang tidak mood membuat Reyhan memilih untuk menutup mulut tanpa bertanya lagi. Karena jika Reyhan terus bertanya pasti akan berakhir saling berdebat.
'Maaf Kak, untuk saat ini Lidya belum bisa angkat telfon Kakak.'
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Lidya [Revisi]
Teen FictionRevisi WARNING⚠⚠⚠ CERITA DAPAT MEMBUAT ANDA EMOSI⚠SEPERTI BERKATA KASAR DAN MENGUMPAT⚠JADI TOLONG SIAPKAN DIRI SEBELUM MEMBACA⚠⚠⚠ _________________________________________ Anak broken home? Tidak masalah. Selalu jadi yang kedua? Tidak masalah. Di kh...