10 tahun yang lalu....
Hari itu, tepat dimana hari minggu. Seluruh keluarga sedang pergi ke acara pernikahan, kecuali Dani dan Lidya yang memilih di rumah saja.
Karena pada saat itu Lidya yang masih berumur sekitar 7 tahun sedang sakit, jadi Dani ingin mengurus Lidya. Maka dari itu Dani memilih untuk tidak ikut.
Dani adalah Kakak sepupu Lidya yang berumur sekitar 16 tahun. Dani itu cucu dan sepupu yang paling banyak di sayang oleh anggota keluarga. Karena dialah cucu pertama yang lahir dari anggota keluarganya.
Dani begitu menyayangi Lidya seperti adik sendiri. Karena Lidya adalah gadis kecil yang manis, sehingga membuat Dani ingin terus menjaga Lidya.
Saat ini Dani dan Lidya sedang berada di ruang tamu sambil menonton tv. Mereka masih menunggu keluarga mereka yang belum juga pulang. Padahal sekarang sudah malam.
Lidya menggerakkan tubuhnya mencari posisi nyaman dalam pelukan Dani. Lidya begitu menikmati sentuhan Dani pada kepalanya.
"Kak kalau nanti aku udah besar aku mau gantiin Kakak. Nanti aku yang bakal ngejaga Kakak, kaya Kakak ngejaga aku." Celetuk Lidya dengan raut wajah menggemaskan.
Dani tersenyum. "Iya, nanti kamu yang jagain Kakak ya? Kalau Kakak sakit kamu juga yang harus jaga." Kata Dani, lalu mencium puncak kepala Lidya.
"Aku sayang banget sama Kakak. Jangan pernah tinggalin aku ya."
"Iya sayang, Kakak gak akan pernah tinggalin kamu sampai kapanpun."
Lidya ikut tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya pada Dani. Merasa beruntung memiliki Kakak sepupu yang sudah seperti Kakak sendiri.
Ketika keduanya kembali fokus menonton tiba-tiba ada suara dari arah dapur. Seketika tubuh keduanya menegang.
"Kak itu siapa? Aku takut." Lirih Lidya.
"Kamu gak usah takut ada Kakak disini." Kata Dani menenangkan Lidya yang sudah gemetaran karena takut.
Mata Dani menangkap sosok bayangan yang mendekat ke arah ruang tamu. Buru-buru Dani menggendong tubuh Lidya dan membawanya ke lemari yang ada di ruang tamu.
"Kamu tunggu disini ya, jangan kemana-mana sampai Kakak datang." Kata Dani.
Lidya menggeleng cepat. "Aku gak mau Kak. Aku mau ikut Kakak. Takut Kak." Lirih Lidya yang mulai meneteskan air matanya.
"Kakak bakal kesini lagi. Tapi kamu harus tetep disini sampai Kakak dateng. Nurut sama Kakak ya?"
"Kak,"
"Tunggu disini."
Dani segera bangkit setelah menutup pintu lemari. Ia mengambil tongkat dan berjalan menuju dapur untuk memastikan sesuatu.
Disisi lain Lidya memeluk kedua kakinya gemetar. Isakan tangis pun sudah terdengar. Saat ini Lidya benar-benar ketakutan.
Brak! Prank! Dug!
Lidya langsung menutup kedua telinganya ketika mendengar suara seperti orang sedang bertengkar.
Bruk!
Lidya tersentak saat merasakan lemari tempatnya bersembunyi goyang. Semakin lama Lidya semakin ketakutan.
"Pergi dari sini!"
Itu suara Dani. Lidya dapat mendengar suara Dani yang sepertinya ada di dekat lemari tempat persembunyian Lidya.
Dengan tangan gemetar Lidya membuka sedikit lemarinya. Seketika Lidya menutup mulutnya terkejut kala melihat Dani sedang bertengkar dengan dua orang yang memakai baju hitam dan wajah yang tidak terlihat karena menggunakan topeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Lidya [Revisi]
Teen FictionRevisi WARNING⚠⚠⚠ CERITA DAPAT MEMBUAT ANDA EMOSI⚠SEPERTI BERKATA KASAR DAN MENGUMPAT⚠JADI TOLONG SIAPKAN DIRI SEBELUM MEMBACA⚠⚠⚠ _________________________________________ Anak broken home? Tidak masalah. Selalu jadi yang kedua? Tidak masalah. Di kh...