Part 14

13.9K 1.1K 213
                                    

Lidya meletakkan gelas berisi susu hangat di atas lantai. Lalu ia menundukkan dirinya menghadap ke depan, tepat dimana ia dapat melihat jalan raya dan rumah-rumah yang terang oleh lampu.

Saat ini Lidya tengah berada di balkon kamarnya, ditemani dengan segelas susu hangat rasa coklat.

Pandangan Lidya lurus ke depan, menatap indahnya kota Jakarta yang terlihat dari balkon kamarnya.

Lidya merapatkan jaket yang di kenakan. Malam ini udara terasa sangat dingin, tapi tak kunjung membuat Lidya beranjak.

"Kapan ya bisa bahagia?" Tanya Lidya pada diri sendiri.

Di saat seperti inilah Lidya merasakan sepi. Duduk sendiri sambil meratapi nasibnya yang tidak ada celah untuk bahagia.

Lidya mengambil ponsel yang ada di saku jaketnya. Ia berniat untuk menelfon Rita, hanya sekedar bertanya kabar dan curhat. Sudah lama sekali Lidya tidak curhat kepada  Ibunya itu.

Sekali--dua kali telfon belum di angkat. Sampai pada ketiga kalinya akhirnya Rita mengangkat telfon dari Lidya.

"Assalamualaikum, Ma."

"Waalaikumsalam sayang. Kenapa?"

"Lidya kangen."

Belum ada jawaban. Lidya tau jika Rita bingung untuk menjawab apa. Hak itu membuat Lidya tersenyum kecut.

"Mama gak kangen ya sama Lidya?"

"Kangen kok sayang. Maafin Mama yang belum bisa jenguk kamu."

"Iya gapapa. Mama apa kabar?"

"Baik sayang. Kamu apa kabar?"

"Baik juga. Farel ada mah?"

"Ada, dia lagi main sama Stella."

Stella?

Lagi-lagi Lidya tersenyum kecut. Entah mengapa mendengar nama itu membuat hati Lidya terasa nyeri. Mungkin Lidya takut jika perempuan itu menggantikan posisinya.

"Ma Lidya mau curhat."

"Jangan sekarang ya sayang, Mama lagi sibuk. Bentar lagi ada keluarga kesini, jadi Mama harus siap-siap."

"Ma--"

"Mama tutup ya, assalamualaikum."

Tut...tut...tut...

"Waalaikumsalam." Jawab Lidya walaupun telfonnya sudah di tutup secara sepihak.

Lidya menghela nafas lelah. Ia pikir Ibunya itu akan mau mendengarkan curhatannya, tapi ternyata Lidya salah.

Mendengar Rita yang sepertinya akan ada acara keluarga membuat Lidya rindu juga ikut ke acara keluarga.

Dulu saat keluarganya masih baik-baik saja, di saat ada acara keluarga Lidya lah orang yang paling semangat. Lidya sangat semangat ketika di ajak acara keluarga.

Karena Lidya adalah tipikal orang yang suka berdandan, tapi saat ada acara tertentu saja. Makanya saat akan pergi ke acara keluarga Lidya begitu semangat.

Cerita Lidya [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang