Part 26

13.7K 1K 45
                                    

"Kenapa harus gue Niel?"

"Karena gue benci lo."

Sekali lagi Lidya harus di uji kesabarannya. Lelaki yang ada di depannya masih saja terus membuat dirinya emosi sendiri.

"Gue tau lo benci sama gue. Tapi lo gak bisa fitnah gue kaya gini. Gue gak pernah lakuin itu semua, apalagi sama lo." Kata Lidya.

Saat ini Lidya dan Daniel sedang berada di taman sekolah yang sepi tanpa ada orang lain selain dirinya dan Daniel.

Lidya masih berusaha untuk memohon pada Daniel agar mengatakan yang sejujurnya pada semua orang. Walaupun Lidya tau sangat mustahil membuat Daniel mengatakan yang sejujurnya.

Daniel tersenyum sinis. Ia memajukan wajahnya dan membisikkan sesuatu tepat di telinga Lidya.

"Lo emang gak ngelakuin, tapi gue ngelakuin." Bisik Daniel.

Lidya langsung mendorong tubuh Daniel dengan kasar. "Kalau gitu cewek yang ada di video itu siapa?!" Tanya Lidya emosi.

"Ada, bukan lo." Jawab Daniel dengan santai.

"Terus kenapa lo malah nyalahin gue?! Kenapa harus gue?!"

"Karena gue sayang dia dan benci lo. Jadi untuk melindungi pacar gue, terpaksa gue harus mengorbankan lo." Jawab Daniel masih santai.

Lidya mengepalkan tangannya menahan diri agar tidak menghabisi lelaki yang ada di depannya sekarang.

"Lo bener-bener bejat! Gak punya hati! Lo gak bisa seenaknya buat fitnah kaya gini!"

"Terserah gue."

Daniel menatap Lidya dengan sinis. Lelaki itu memperlihatkan raut wakah kepuasan. Sama sekali tidak ada rasa bersalah telah memfitnah gadis malang tersebut.

Sedangkan Lidya sudah merasa lelah terus beradu argumen dengan Daniel. Sekuat apapun Lidya memaksa, nyatanya lelaki itu tetap akan membawanya pada jurang masalah.

"Udahlah lo gak perlu merasa sedih atau apapun itu. Kita berdua akan sama-sama di hukum dan sama-sama di keluarkan. Jadi lo sama gue akan rugi kan?" Daniel menaik-turunkan alisnya.

"Bener-bener lo."

"Jangan lupa suruh orang tua lo dateng."

Setelah mengatakan hal itu Daniel beranjak pergi meninggalkan Lidya sendiri. Terlihat sekali jika lelaki itu tidak merasa bersalah, jalan dengan tenang seolah-olah tidak ada beban yang telah ia buat pada hidup orang lain.

"Argh!" Lidya menggeram marah.

Di situasi seperti ini tidak ada satupun orang yang mempercayainya. Lidya harus apa?

Sulit sekali meminta Daniel untuk jujur dan sulit sekali meminta semua orang untuk percaya.

Tanpa sadar ada seseorang yang sejak tadi mendengarkan percakapan Lidya dan Daniel. Tatapan orang itu sulit di artikan ketika mendengar percakapan Lidya dan Daniel.

"Kalau bukan Lidya, terus siapa?"

~oOo~

"Ayolah Lid kita istirahat. Masa lo gak mau isi perut lo sih." Kata Sera.

"Kalian aja, gue mau tetep di kelas," tolak Lidya.

"Lid, gue tau lo gak mau ke kantin gara-gara mereka yang natap gak suka sama lo! Tapi ada kita, kita yang bakal jagain lo. Jadi lo gak perlu takut atau apapun itu," kata Nessa gemas sendiri.

Cerita Lidya [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang