Part 38

20.2K 1.2K 82
                                    

~oOo~

"Udah nunggu lama ya? Maaf, tadi gue kejebak macet."

Lidya menolehkan kepalanya ketika mendengar suara seseorang yang sejak tadi ia tunggu. Lidya tersenyum dan mengangguk, seolah berkata tidak apa-apa.

"Duduk Al." Titah Lidya.

Aldo langsung menduduki dirinya di samping Lidya. "Udah seneng belum sekarang bisa bebas?" Tanya Aldo menatap Lidya.

Lidya tersenyum. "Seneng banget. Gue fikir gue akan berakhir di keluarin dari sekolah. Tapi berkat lo sama Clara, gue jadi bebas." Jawab Lidya.

Aldo ikut tersenyum. Ia merasa lega juga akhirnya Lidya bisa terbebas dari fitnah itu. Setidaknya tidak ada lagi jarak untuk membuat mereka terpisah.

"Jadi sekarang gue udah boleh deketin lo lagi dong?" Tanya Aldo menggoda Lidya.

"Lo apaan sih. Pertanyaan lo itu bikin gue jadi malu." Kata Lidya di akhiri kekehan kecil.

"Gue seneng Lid, akhirnya bisa deket sama cewek yang gue sayang. Cewek yang sayangnya juga gak bisa gue miliki." Kata Aldo.

Dapat Lidya lihat raut wajah Aldo yang berubah menjadi serius. Seketika Lidya merasa suasannya menjadi grogi.

Lidya memalingkan wajahnya. Menatap lurus taman yang cukup sepi untuk hari ini. Padahal masih sore.

Sedangkan Aldo tersenyum kecut melihat respon Lidya saat dirinya berkata seperti itu. Ia sadar diri jika sampai kapanpun ia tidak akan pernah mendapatkan, apalagi sampai memiliki Lidya.

"Lid,"

"Gue cinta sama Reyhan, bahkan sangat cinta. Apapun yang Reyhan lakukan gue gapapa. Lo tau kan kalau cinta gue sama Reyhan itu begitu besar, jadi gue harap lo ngerti Al. Sampai kapanpun cuma Reyhan laki-laki yang gue cinta." Kata Lidya.

Sebenarnya Lidya tidak enak jika harus berkata demikian pada lelaki yang telah membantu dirinya. Tapi Lidya hanya ingin Aldo berhenti menyukainya.

Aldo diam. Ia tau betul seperti apa cinta Lidya pada Reyhan. Jadi sangat musthail jika dirinya bisa mempunyai kesempatan untuk bersama Lidya.

"Gue mau lo berhenti suka sama gue. Seperti yang sebelumnya gue bilang waktu itu. Banyak yang lebih baik dari gue Al. Lo baik dan harus bersanding dengan yang baik juga." Kata Lidya lagi sambil menolehkan kepalanya kembali menatap Aldo.

Aldo tersenyum tipis menanggapinya. "Bagi lo gampang ngomong kaya gitu Lid. Tapi bagi gue susah buat cari pengganti lo. Karena lo adalah perempuan pertama yang udah buat gue ngerasain apa itu cinta."

"Gue ngerti Al. Tapi gue gak mau menyakiti lo terlalu jauh, laki-laki sebaik lo gak pantes buat di sakiti."

"Dan perempuan kaya lo gak pantes buat di sakiti Lid. Reyhan udah banyak memberi luka buat lo." Balas Aldo.

Seketika Lidya langsung diam. Aldo memang benar, jika Reyhan telah banyak memberikan luka kepadanya. Tapi itu bukan alasan untuk Lidya berhenti mencintai Reyhan.

"Reyhan akan berubah. Cepat atau lambat dia akan memperbaiki kesalahannya yang lalu. Jangan khawatir Al, gue baik-baik aja selama Reyhan masih di batas wajar nyakitin gue." Kata Lidya.

Cerita Lidya [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang