Part 15

14.6K 1K 59
                                    

"Pak, Lidya lari pagi dulu ya." Pamit Lidya kepada Pak Darma yang sedang meminum kopinya. 

"Gak akan Bapak antar non?" Tanya Pak Darma.

"Namanya  lari pagi pasti pake kaki lah Pak, bukan pake mobil."

"Oh iya. Yaudah non hati-hati ya."

"Iya Pak. Lidya pergi dulu, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah berpamitan singkat kepada Pak Darma, Lidya langsung melangkah pergi. Saat sudah di depan gerbang barulah Lidya mulai berlari pelan. Namanya juga jogging, jadi larinya biasa saja.

Lidya berhenti sebentar ketika mengingat sesuatu. Headset sudah di kenakan, tapi belum muncul suara.

Dan ternyata Lidya belum menyalakan musik dari ponselnya.
Setelah menyalakan musik pada ponselnya, Lidya melanjutkan lari paginya. Memang mendengarkan musik lah yang paling pas ketika sedang lari pagi.

Lidya berlari di sekitar komplek saja dan berniat mendatangi taman yang ada di komplek. Biasanya hari sabtu seperti ini selalu banyak yang berjualan. Tapi Lidya akan berlari pagi dulu sekitar 1 jam kurang lebih. Barulah ia mendatangi taman yang ada di kompleknya.

•••••••


Lidya menyimpan botol minumnya selesai meneguk habis isinya. Matanya menatap lurus ke depan yang banyak sekali orang-orang.

Melelahkan sekali rasanya setelah sejam kurang ia terus berlari, padahal Lidya berlari santai. Tapi rasanya seperti lari maraton.

Benar kata Lidya. Jika pada hari sabtu taman kompleknya akan ramai. Selain karena banyaknya pedagang, taman ini juga ramai karena pengunjung.

Kebanyakannya sih anak muda yang berpacaran, sisanya hanya keluarga yang sedang menemani anak mereka bermain.

Saat sedang fokus memperhatikan kegiatan orang-orang, tiba-tiba Lidya merasakan seseorang yang baru duduk di sampingnya.

Lidya segera menoleh dan menemukan lelaki yang sudah tidak asing lagi. Lidya kenal betul siapa yang sekarang sedang menatapnya.

"Ngapain lo disini?" Tanya Lidya mengerutkan keningnya.

"Emangnya gue gak boleh kesini?"
Alih-alih menjawab, lelaki itu malah balik bertanya. Tidak taukah jika Lidya tidak suka pertanyaan di balas dengan pertanyaan.

"Pertanyaan tuh di jawab, bukan di bales pertanyaan lagi." Kata Lidya dengan nada kesal.

Aldo terkekeh. "Gue habis lari pagi." Jawab Aldo dengan benar.

Lelaki yang duduk di samping Lidya saat ini adalah Aldo. Lelaki yang langsung membuat Lidya kesal. Sekarang Lidya tau jika Aldo termasuk seseorang yang sangat menyebalkan bagi Lidya.


"Oh." Respon Lidya. "Em Al, soal yang kemarin gue minta maaf ya." Kata Lidya.

Aldo tersenyum manis. "Gapapa. Gue ngerti kok maksud Reyhan kaya gitu. Kalau gue ada di posisi Reyhan juga pasti bakal ngelakuin hal yang sama."

"Makasih pengertiannya. Reyhan emang suka salah faham. Padahal kan lo gak pernah suka sama gue." Kata Lidya di akhiri kekehan.

Cerita Lidya [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang