"Lidya!!!"
Suara nyaring kedua gadis centil yang menjadi teman Lidya terdengar begitu sakit di telinga Lidya membuat Lidya harus menutup kedua telinganya.
Sera dan Nessa berlari menghampiri Lidya dan langsung berhambur ke pelukannya. Sedangkan Lidya hanya memutar bola mata malas melihat kealayan teman-temannya.
Orang-orang yang ada di kelaspun menatap aneh Sera dan Nessa. Mereka tau jika Lidya baru kembali bersekolah, tapi tidak perlu selebay itu kali.
"Apaan si alay lo berdua." Cibir Lidya mendorong Sera dan Nessa agar menjauh darinya.
Sera mencebikkan bibirnya. "Temen kangen malah di bilang alay,"
"Rese lo Lid," Nessa mendelik tajam ke arah Lidya.
Lidya terkekeh mendengar perkataan kedua temannya. "Iya-iya gue juga kangen kok, sini peyuk lagi." Kata Lidya sambil memajukan bibirnya.
"Idih! So imut lo," Sera bergidik ngeri.
"Tadi aja kangen. Gampang banget sih berubahnya. Kaya bunglon,"
Lidya berjalan menuju bangkunya disusul Sera dan Nessa. Lidya sebangkunya dengan Sera. Teman yang paling pecicilan.
"Lid gue mau nunjukkin sesuatu ke lo," kata Sera heboh sambil mengeluarkan sesuatu di dalam tasnya.
"Apa?" Tanya Lidya.
Sera menyalakan ponselnya dan menunjukkan foto dirinya dengan artis korea yang terkenal. Sontak membuat Lidya langsung merampas ponsel milik Sera.
"Asli?!" Tanya Lidya tidak percaya.
Sera mengangguk sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan menunjukkan sikap angkuhnya.
Melihat Sera yang mengangguk membuat Nessa langsung menoyor kepalanya sehingga Sera mengaduh kesakitan.
"Bukan Lid. Masa lo gak tau sih itu editan," kata Nessa.
Seketika Lidya berdecak. Sebenarnya Lidya tidak percaya dengan foto yang di tunjukkan oleh Sera, tapi foto itu seperti nyata.
"Hehe." Sera menyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Lo punya mulut ember banget sih Nes," delikan mata Sera berikan kepada Nessa.
"Tapi ini kaya yang asli lho Ser. Bisa banget ngeditnya," kata Lidya memuji Sera.
"Baru tau ya gue bisa ngedit se-pro ini? Ketinggalan berita sih lo," kata Sera merampas ponselnya dari tangan Lidya.
"Gue juga mau dong di editin sama Nanon," kata Lidya.
"Nanon, siapa tuh?" Tanya Nessa penasaran.
"Masa gak tau Nanon. Itu lho artis asal Thailand yang terkenal banget," jawab Lidya sambil senyum-senyum.
"Oh. Gue gak tau. Yang gue tau cuma artis dari Korea aja," kata Nessa.
Lidya beralih lagi menatap Sera yang sedang senyum-senyum sendiri melihat foto yang sempat di tunjukkannya.
"Ser mau ya? Plise," Lidya menyatukan kedua tangannya memohon kepada Sera.
"Berani bayar berapa?" Tanya Sera seraya menyimpan ponselnya kembali. "Kalau lo bayar, gue mau."
"Ck! Lo perhitungan banget sih sama sahabat sendiri,"
"Asal lo tau ya. Ngedit tuh susah, apalagi kalau editannya yang kaya asli banget. Lo tau kan pribahasa 'waktu adalah uang'?"
"Taulah."
"Nah itu makanya lo harus bayar waktu gue untuk editin foto lo,"
"Jangan minta ngedit sama dia. Gue aja yang udah seminggu ini minta editin sama dia gak di edit-edit," kata Nessa mendelik ke arah Sera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Lidya [Revisi]
Teen FictionRevisi WARNING⚠⚠⚠ CERITA DAPAT MEMBUAT ANDA EMOSI⚠SEPERTI BERKATA KASAR DAN MENGUMPAT⚠JADI TOLONG SIAPKAN DIRI SEBELUM MEMBACA⚠⚠⚠ _________________________________________ Anak broken home? Tidak masalah. Selalu jadi yang kedua? Tidak masalah. Di kh...