12 : Caffe

311 88 4
                                    

Matahari sudah berada di tengah tengah, tapi mereka masih senantiasa bekerja. Taeyong yang tak lupa selalu menyertakan senyumnya saat menyambut pelanggan, Yuta yang selalu bersikap lembut kepada para pelanggan.

Tingg!!

Bel pintu caffe berbunyi, menandakan ada seseorang yang baru datang. Seorang gadis dengan seragam sekolahnya dan juga tas yang ia taruh di salah satu pundaknya itu menduduki sebuah meja yang kosong.

Taeyong yang sadar bahwa ada pelanggan, langsung menghampirinya. Tak lupa juga ia membawa daftar menu.

"Selamat siang. Silah--Vio?" Taeyong terkejut saat melihat pelanggan yang baru datang tadi

"Lo ngapain disini?" Tanya Taeyong

"Gue pesen capuccino satu." Celetuk Vio tanpa membalas pertanyaan Taeyong tadi

"Gue nanya Lo ngapain kesini?" Taeyong mengulang pertanyaannya

"Itu gak penting, bikinin pesenan gue!" Ujar Vio dingin tanpa menatap Taeyong

Taeyong mengerutkan keningnya, ia mencoba mengikuti perkataan Vio. Ia kembali dan membuat pesanan Vio.

Tak lama kemudian, suara bel pintu caffe kembali berbunyi. Kali ini menampilkan seorang perempuan dengan baju santai dan juga tas biru selempang.

Mata Vio mengikuti arah perempuan itu berjalan, sampai akhirnya perempuan itu duduk tak jauh dari Vio. Posisinya, perempuan itu membelakangi Vio.

Vio mengambil tasnya lalu beranjak, ia menghampiri perempuan itu dan duduk di depannya.

Hal itu membuat perempuan tadi mengangkat kepalanya. Mata mereka bertemu.

"Udah lama kita gak ketemu, Lo kemana aja?" Tanya Vio pada perempuan itu

"Kok Lo ada disini? Cuma kebetulan kali ya," ujar perempuan itu

"Lo kemana aja Kania?" Tanya Vio lagi sambil menyebut nama perempuan di depannya itu

"Gue baru keluar dari penjara," jawab Kania santai

Vio tertawa sinis, "kenapa lagi? Kasus apa lagi? Pembunuhan?" Tanya Vio pelan, bukan bertanya tapi menebak.

Kania mengangguk, "gue ngebunuh adik mantan pacar gue. Yang waktu itu gue pernah cerita sama Lo. Yang gue mau--"

"Permisi, silahkan diliat daftar menunya Kak." Yuta tiba tiba datang sambil membawa daftar menu

Vio mendengus sebal, Yuta datang tidak tepat pada waktunya. Jadinya ia harus menunggu.

"Lo pesen apa?" Tanya Kania pada Vio

"Capuccino." Jawab Vio singkat

"Samain aja kayak dia ya." Pesan Kania pada Yuta

Yuta mengangguk lalu kembali ke tempatnya. Kania melanjutkan ceritanya.

"Waktu itu gue pernah bilang kan, kalau gue punya rencana untuk pacar gue itu. Karna pacar gue gak ada, ya udah jadi adeknya aja." Kania melanjutkan kalimatnya tadi

"Terus Lo kenapa bisa bebas sekarang?" Tanya Vio heran

"Di bebasin sama bokap gue. Oh ya, abis ini gue mau bales dendam sama Adek tiri gue." Ujar Kania tiba tiba

"Apa lagi masalah Lo?" Tanya Vio kesal

"Dia sama bokapnya udah ambil harta dan beberapa aset bokap gue, dan gue gak terima itu." Ucap Kania

"Lo mau gak, bantuin gue?" Tawar Kania pada Vio

Sebelum Vio menjawab, Taeyong datang sambil membawa pesanan Kania dan Vio. Dari ekspresi Vio, Taeyong tau, bahwa adiknya sedang dalam sifat dinginnya.

Setelah itu Taeyong pergi dan mengawasi mereka berdua dari jauh.

Vio mengangkat salah satu sudut bibirnya, tersenyum sinis dan menatap dingin ke arah Kania yang ada di depannya.

"Mau Lo hasut gue kayak apapun itu, gue gak akan pernah mau kerjasama sama orang kayak Lo. Lo lupa, kita itu musuh."

"Vio Vio, gue tau kok. Bangchan sama temen temennya masuk penjara gara gara Lo. Bangchan minta gue untuk bales dendam sama Lo dan..." Kania menggantungkan kalimatnya karena lupa

"Serim dan kawan kawannya itu, mungkin kalian bakal senasib sih. Bagus deh kalau Lo gak mau, nanti rencana gue ke bongkar lagi," lanjut Kania

"Gue kasian sama Lo." Celetuk Vio sambil tersenyum kecut

Kania menaikkan sebelah alisnya, ia bingung kenapa Vio harus mengasihani dirinya.

"Lo mau aja jadi babunya Bangchan," Vio kembali tertawa sinis

"Ups, canda babu." Vio menutup mulutnya dengan kedua tengannya layaknya seseorang yang keceplosan.

Kania menatap datar ke arah Vio, ia kesal dengan gadis di depannya ini. Vio memang sengaja memancing emosi Kania, karna dia suka disaat perempuan di depannya ini marah.

"Lo babunya Bangchan atau pacarnya Bangchan sih?" Tanya Vio lagi

"Gue pacarnya hey. Maklum kalo gue nurut sama dia, dan masih mending ada yang mau sama gue. Gak kayak Lo." Sindir Kania terang-terangan

"Gue?" Tanya Vio tak percaya

Tiba tiba Vio tertawa setelah Kania menjawab pertanyaannya dengan anggukan. Entah itu hanya tawa hambar atau ia benar benar tertawa.

Tapi bagi Vio, Kania baru saja mengeluarkan leluconnya.

"Banyak kali yang mau sama gue, dan gue juga udah punya cowok. Satu doank kok, gue gak maruk kayak Lo," sindir Vio balik

"Dan kayaknya gue lebih beruntung dari Lo. Gue punya pacar yang sayang sama gue, gue juga sayang dia. Terus gue gak pernah masuk bui, gue juga gak pernah kena kasus hukum, jadi--"

"Tapi hidup Lo berantakan." Kania memotong ucapan Vio.

Vio menatap Kania dengan penuh ketajaman, santai saja, Vio tidak akan menerkam orang yang ada di depannya ini.

"Bener juga ya, hidup gue berantakan," Vio membenarkan ucapan Kania

"Lo tau gak, cara ngerapihin hidup?" Tanya Vio pada Kania

Kania mengangkat salah satu sudut bibirnya, ia tersenyum sinis.

"Lo tinggal cari kehidupan Lo yang sebenernya aja, terus--"

"Shhtt! Gue gak butuh saran Lo. Gue cuma nanya, Lo bisa atau enggak." Kini Vio memotong perkataan Kania

"Kayaknya gak ada gunanya deh, gue ngomong sama Lo lagi. Udah ya, kegiatan gue yang lain lebih penting dari pada ngeladenin babunya Bangchan. Canda babu, jangan di bawa serius." Vio beranjak pergi dari hadapan Kania

Tak lupa juga ia membayar pesanannya, sekalian ia juga membayar pesanan Kania.

"Sekalian bayarin punya dia, kasian soalnya. Belum ngerjain tugas dari majikannya, makanya belum ada duit." Ucap Vio pada penjaga kasir

Vio melenggang pergi ke parkiran, tiba tiba moodnya naik saat bertemu dengan Kania. Bukan mood yang baik, tapi adalah mood yang buruk.

Lagi pula ia sudah lama tak memancing emosi orang lain. Vio memasuki mobilnya, otaknya bekerja untuk sebuah rencana.

"Ayo Kania. Jalani misi Lo dari Bangchan, biar gue bisa cepet cepet bongkar rahasia Lo."

"Gue harus cari tau tentang mantan pacar Lo dan adik Lo itu. Gue gak akan biarin seseorang yang gak bersalah mati di tangan orang kayak Lo, Kania!"

^TOGETHER - NCT 2020^

Together [Satu Kostan 2] || NCT 2020 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang