Sudah sekitar 2 Minggu Nira pergi dari dunia ini. Namun hal itu tidak mengurangi rasa semangat Jungwoo, Jungwoo mencoba mengikhlaskan kepergian Nira di bantu oleh sahabatnya.
Karina, gadis itu sudah di keluarkan dari sekolah akibat ulahnya yang melakukan perundungan. Dan juga, beberapa waktu lalu dia sempat menyerang salah satu guru dengan kekerasan.
Hal itu membuat Karina kembali ke Kanada, tentu saja itu membuat Karina marah.
Di sisi lain, Doyoung sedang menunggu dokter yang mengambil hasil tes DNA. Hasilnya akan keluar hari ini, Doyoung tidak memberitahu Winter bahwa dia akan mengambilnya lebih dahulu.
Seorang dokter datang sambil membawa amplop coklat. Lalu ia membukanya, membaca dengan teliti dan setelah itu tersenyum.
"Doyoung, hasil tes DNA yang kami lakukan di laboratorium menyatakan bahwa Winter adalah adik kandung kamu." Dokter itu tersenyum dengan ramah
Doyoung membuka mulutnya setengah, tebakannya selama ini benar. Dia mengucapkan terimakasih kepada dokter yang sudah membantu dia.
Doyoung keluar dari ruangan itu sambil tersenyum menatap amplop coklat yang ada di tangannya. Doyoung berjalan menuju parkiran, namun ia melihat seseorang yang tak asing di meja resepsionis.
"Jungwoo?"
Orang itu menoleh, dia adalah Jungwoo.
"Eh, Kak Doy. Lo ngapain disini?" Tanya Jungwoo
Doyoung menunjukkan amplop itu, "gue ngambil hasil tes DNA. Ternyata tebakan gue bener donk! Winter Adek gue!!!" Doyoung langsung memeluk erat Jungwoo saking senangnya.
"Serius? Waahhh.... Berarti Adek Lo bakal tinggal sama Lo donk?" Tanya Jungwoo lagi
Doyoung melepaskan pelukannya, "gak tau juga, gue bingung. Kira kira Taeyong mau gak ya nampung Winter?" Tanya Doyoung bingung
"Bang Way orangnya mah santai, pasti boleh kok." Ujar Jungwoo meyakinkan
"Lo sendiri ngapain disini?" Doyoung bertanya pada Jungwoo
"Ooh ini, gue di tugaskan sebagai dokter junior di rumah sakit ini." Ucap Jungwoo girang
Kabar itu tentu membuat Doyoung turut bahagia. Akhirnya dia bisa melihat Jungwoo tersenyum lagi setelah kepergian Nira.
"Wuihh... Selamat ya, pokoknya Lo harus jadi dokter yang hebat." Ucap Doyoung menyemangati Jungwoo.
💚
Tingg!!!
Bel caffe berbunyi, menandakan ada seorang pelanggan yang kembali masuk. Seorang perempuan berambut pendek sebahu, dengan dress kuning dan juga bandonya berjalan menuju kasir.
"Eumm... Pancake strawberry satu, ice cream vanila satu, sama caramel latte satu." Perempuan itu memesan pesanannya
Kebetulan kali ini Taeyong yang bertugas sebagai penjaga kasir. Ia menuliskan pesanan perempuan itu.
"Atas nama siapa dan mau meja nomor berapa?" Tanya Taeyong ramah
"Atas nama Im Nayeon, meja nomor delapan." Perempuan bernama Nayeon itu menunjuk meja nomor 8
Taeyong mengangguk, "silahkan duduk, kami akan membuatkan pesanan anda." Taeyong mempersilahkan
Setelah ia melihat Nayeon pergi, Taeyong segera memberitahu pesanan Nayeon kepada teman temannya yang bertugas di dapur.
Setelah Nayeon menunggu beberapa menit, pesanannya datang. Taeyong mengantarkan pesanan Nayeon.
"Nayeon, masih inget aku gak?" Tanya Taeyong ragu
Nayeon menoleh, menatap lekat mata Taeyong. Otaknya berpikir keras untuk mengingat orang yang ada di depannya ini.
Detik selanjutnya Nayeon tersenyum dan sedikit tertawa. Hal itu membuat Taeyong takut jika Nayeon tidak mengenalinya.
"Kamu Taeyong kan?" Tanya Nayeon memastikan
Taeyong sedikit terkejut karena Nayeon mengenalinya.
"Iya, aku Taeyong, temen--"
"Temen SMA aku yang waktu itu nyatain perasaannya ke aku di tengah lapangan." Nayeon memotong ucapan Taeyong.
Sial, sekarang Taeyong malah malu dengan dirinya sendiri. Tapi tak ada yang salah, dulu Taeyong memang pernah menyatakan perasaannya pada Nayeon.
Taeyong dan Nayeon berteman sejak mereka duduk di bangku SMP. Namun saat mereka kelas 12, Nayeon memutuskan untuk pindah ke Korea Selatan, tempat lahirnya.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Taeyong lagi
Nayeon menghela nafas, "gak enak kali kalo ngobrol akunya duduk kamunya berdiri. Duduk gih." Suruh Nayeon
Taeyong menggeleng, "gak bisa, soalnya aku masih ada kerjaan. Permisi." Taeyong berjalan meninggalkan Nayeon.
Senyum Taeyong mengembang, ia sangat senang melihat Nayeon secara langsung lagi. Perasaannya mungkin tidak berubah untuk Nayeon.
Setelah Nayeon menyelesaikan makannya di caffe itu, ia segera berjalan menuju kasir untuk membayarnya. Lalu Nayeon memberikan kertas kecil yang bertuliskan nomor disana.
"Itu nomor aku, jangan lupa di save ya." Ucap Nayeon menyodorkan kertas itu pada Taeyong
💚
"WINWIN!!!"
Zera berteriak dari arah yang cukup jauh, lalu ia berlari dan secara tiba tiba memeluk Winwin. Hal itu membuat Winwin dan teman temannya yang berada di sana terkejut.
"Kenapa?" Tanya Winwin melepaskan pelukannya
"Lusa aku dapet gelar sarjana psikologi." Ucap Zera senang
Winwin membulatkan matanya, "yang bener? Serius?" Tanya Winwin
Zera mengangguk semangat.
Winwin mengacak-acak pelan puncak rambut Zera, "pinter. Bangga aku sama kamu." Winwin tersenyum tipis
Mungkin hari ini memberikan kebahagiaan tersendiri bagi mereka semua. Mereka mendapatkan kabar gembira di hari ini.
Tentu hal itu membuat mereka senang dan memiliki semangat kembali.
^TOGETHER - NCT 2020^
Cuma mau kasih tau...
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Bentar lagi tamat💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Together [Satu Kostan 2] || NCT 2020 ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Telah terjadi kecelakaan pesawat, kecelakaan di duga dari kesalahan mesin. Pesawat itu adalah pesawat pribadi milik keluarga ternama, yaitu keluarga Argantara. Kecelakaan itu menewaskan beberapa orang. Dan di antara penumpang juga ada y...