Winwin mencoba merayu Vio agar Vio ikut dengannya. Dia harus menjalankan perintah Hyunjin hari ini. Namun Vio terus menolak saat kemarin ia melihat Winwin bersama Hyunjin.
Dengan berat hati, Winwin menarik paksa Vio untuk masuk ke dalam mobilnya. Vio terus memberontak untuk keluar.
"LO DI SURUH SAMA HYUNJIN KAN?! IYA KAN?! JAWAB GUE!!" Teriak Vio pada Winwin yang berada di sebelahnya
Winwin menolah, "iya. Kenapa?" Suara Winwin terdengar sangat dingin
"Pake nanya kenapa?! Gue gak pernah ngelakuin apa apa sama keluarga Hyunjin! Gue berani sumpah demi apapun!" Tegas Vio
"Lo kenapa tiba tiba percaya sama Hyunjin?! Lo gak suka sama gue?! Lo benci sama gue?! Bilang sama gue!!" Tanya Vio emosi
"Gue masih cinta sama mantan pacar gue. Gue masih sayang sama dia. Dan Lo penyebab dia meninggal." Ujar Winwin
"Lo pembunuh Vi, gue tau Lo punya penyakit mental, tapi gak harus bunuh pacar gue kan? Kenapa bunuh pacar gue?"
Vio menampar Winwin dengan sepenuh tenaganya. Dia lelah di tuduh seperti ini.
"Kalo kayak gitu ceritanya, ngapain gue bunuh pacar Lo! Kenapa gue gak bunuh nyokap gue?! Yang notabennya pembunuh bokap gue!! Lo mikir donk!!!" Balas Vio tajam
Setelah itu Winwin diam, Vio mulai tak bisa mengontrol emosinya. Ia menangis histeris, Winwin belum menjalankan mobilnya dari depan sekolah.
"Lo mau bawa gue kemana?" Tanya Vio pada Winwin
"Lo gak perlu tau."
Winwin langsung menancap gas, ia langsung pergi menuju tujuannya. Winwin mencoba fokus untuk menyetir.
"Gue mau mati hari ini, tapi gak di tangan Hyunjin. Gue gak mau mati di tangan dia, gue gak mau." Vio mulai ketakutan sendiri
"Ck. Gak usah drama Lo!" Celetuk Winwin tanpa mengalihkan pandangan
Perlahan demi perlahan memori buruk kembali melintas di benak Vio. Dimana dia kembali mendengar suara teriakan dan juga bentakan. Vio menunduk, ia menutup kedua telinganya.
Tiba tiba Winwin memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Lalu ia menoleh ke arah Vio yang masih menangis ketakutan.
Winwin menghela nafas berat, "gak usah kebanyakan drama! Gue cuma bawa Lo ke Hyunjin! Jangan berharap gue kasian sama Lo!" Ucap Winwin tegas
Vio menjauh sedikit dari Winwin, sekarang ia takut dengan keberadaan Winwin yang berada di sampingnya.
Vio mencoba mengalihkan pandangannya dari Winwin. Walaupun tatapan Winwin tidak tajam ataupun marah, tapi Vio tetap takut.
Melihat Vio yang semakin ketakutan, Winwin jadi merasa bersalah. Dia tiba tiba ingat dengan kata kata Taeyong.
"Jangan pernah bikin trauma Vio kambuh!" -Taeyong
Winwin mencoba meraih pundak Vio, namun Vio masih tetap menghindar. Justru ia malah makin menangis.
"Vi, gue gak--"
"Lo boleh sakitin gue! Lo boleh celakain gue! Tapi jangan bawa gue ke Hyunjin, gue mohon." Vio meminta dengan sungguh-sungguh
"Lo gak tau kan, gimana Hyunjin kalo ngurung gue di gudang. Dia bisa lebih nekat dari kemaren." Ucap Vio lirih
"Gue gak bunuh pacar Lo, gue gak pernah bunuh orang."
"Gue takut di pukulin Hyunjin lagi, gue takut Hyunjin nyelakain gue lagi. Gu-gue ta-takut Hyunjin balikin memori gue yang dulu." Vio menunduk
Winwin diam seribu bahasa, ia merasa bersalah sekarang. Sepertinya keputusan dirinya untuk bekerja sama dengan Hyunjin itu salah.
Winwin mengusap wajahnya kasar, dia sudah di bodohi oleh Hyunjin selama ini. Sepertinya Winwin baru sadar, bahwa ia melakukan kesalahan besar.
"Vi, aku minta maaf ya. Maaf aku udah paksa kamu, maaf aku gak percaya sama kamu." Ucap Winwin pelan penuh penyesalan
Vio menoleh sedikit, secara tiba tiba ia membuka pintu mobil. Ia muak dengan semua pikirannya. Winwin yang melihat itu langsung menyusul Vio.
Entahlah, Vio justru berusaha menjauh dari Winwin. Akhirnya, mereka terlibat kejar kejaran. Sampai akhirnya Vio hampir tertabrak mobil.
Namun tangan Winwin bergerak cepat untuk menarik Vio. Hal itu membuat Vio tertarik hingga di depan dada Winwin. Vio menjauhkan dirinya dari Winwin.
"Aku gak akan bawa kamu ke Hyunjin, aku janji. Maaf." Ucap Winwin bersungguh-sungguh
Tiba tiba ponsel Vio berdering, menampilkan nama Seongmin disana. Dengan cepat ia mengangkat telpon itu.
"Halo Min, ada apa?"
"Kak, Kak Serim sama Kak Hyunjin berantem lagi!! Mereka berantem di taman deket sekolah kita dulu!"
Suara di sebrang sana terdengar panik, ada sautan dari seseorang disana.
"Aku kesana sekarang ya!"
Winwin memperhatikan Vio, "mau kemana? Aku anter ya?" Tawar Winwin
Sebenarnya Vio ingin menolak, namun jika ia menolak ia akan memperpanjang waktu. Jadi ia terima tawaran Winwin, toh juga tidak mengeluarkan duit.
Winwin dan Vio berjalan cepat menuju mobil Winwin. Keadaan tiba tiba menegang saat Seongmin menyatakan bahwa Serim dan Hyunjin bertengkar lagi.
Tak sampai 7 menit, mereka sudah tiba di taman yang diberitahukan oleh Seongmin. Vio langsung mencoba untuk memisahkan mereka.
"Kalian tuh kenapa sih?! Ribut mulu kerjaannya! Gak ada kerjaan lain?!" Tegas Vio pelan, masih ada rasa takut yang menempel pada dirinya.
Nafas Hyunjin dan Serim sama sama memburu, wajah mereka di penuhi memar. Hyunjin menatap Vio.
"Lo ngapain disini?" Tanya Hyunjin datar
Vio tak berniat untuk menjawab pertanyaan Hyunjin, bahkan ia tak membalas tatapan Hyunjin.
"Lo seharusnya di gudang markas kan, kenapa Lo ada disini?" Tanya Hyunjin lagi
"Lo mau apain dia lagi?!" Tanya Serim balik
"Gue mau nyatain perasaan gue sama Lo Vi." Ujar Hyunjin terdengar jujur
Hal itu membuat mereka semua terkejut, mereka tak mengerti maksud Hyunjin apa. Vio spontan menatap balik Hyunjin, ia menatap Hyunjin tajam.
"Maksud Lo apa?! Hah?!" Serim menarik kerah Hyunjin
"Gue suka sama dia, kenapa? Gak boleh?" Celetuk Hyunjin ringan
"Gue tau dia udah punya pacar, tapi pacarnya selingkuh. Gimana donk?" Hyunjin menunjuk dua orang di belakangnya.
Jaraknya memang cukup jauh, namun Vio masih bisa melihat jelas siapa dia. Di sana terlihat ada Mark dan Karina yang berdiri di depan bangku taman sembari memperhatikan mereka.
Namun ada yang janggal, kedua tangan Karina melingkar di lengan kanan Mark. Mark juga tidak berusaha untuk melepaskan lingkaran tangan itu.
Setelah itu, Hyunjin pergi dari sana, meninggalkan semuanya. Setelah Vio datang tadi, emosi Hyunjin menurun, ia bisa lebih tenang.
Vio membalikkan badannya, menatap wajah Serim yang penuh lebam. Sudut kiri bibirnya mengeluarkan darah, pelipisnya juga lecet.
"Lo ngapain ribut sama dia?" Tanya Vio pelan
"Gue gak suka Lo di ganggu, gue udah gak selalu ada di samping Lo Vi. Tapi gue berusaha ngelindungin Lo dari Hyunjin." Jawab Serim
Selanjutnya ada panggilan dari Mark, Mark baru sadar bahwa ada tangan yang melingkar di lengannya. Dia segera menghampiri Vio, namun Vio terus menghindar.
Vio segera masuk ke dalam mobil Winwin, dan meminta Winwin untuk segera melajukan mobilnya.
^TOGETHER - NCT 2020^
KAMU SEDANG MEMBACA
Together [Satu Kostan 2] || NCT 2020 ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Telah terjadi kecelakaan pesawat, kecelakaan di duga dari kesalahan mesin. Pesawat itu adalah pesawat pribadi milik keluarga ternama, yaitu keluarga Argantara. Kecelakaan itu menewaskan beberapa orang. Dan di antara penumpang juga ada y...