34 : Perundungan di Toilet

274 71 7
                                    

Senin pagi ini mood Karina di buat buruk setelah ia melihat Mark mengantarkan Vio ke sekolah. Ia tak suka jika Mark dekat dengan seseorang selain dirinya.

Karina menatap dirinya di pantulan kaca yang berada di atas wastafel. Otaknya sedang berpikir untuk melakukan beberapa rencana.

"Gue gak ikut ikutan sama rencana yang ada di otak Lo ya." Ucap Ningning seolah-olah dapat membaca pikiran Karina.

"Lo bakal nyesel kalo gak ikut Ning." Balas Karina

"Ngapain gue nyesel, gue udah pernah jahat ini. Intinya gue gak mau jahat lagi, kalo Lo gak mau temenan sama gue ya udah. Masih ada Winter ini, bye!" Ningning meninggalkan Karina sendirian di dalam toilet.

Karina mengangkat salah satu sudut bibirnya. Ia merasa jika dirinya akan menang hari ini.

"Okey, gue bisa sendiri tanpa siapapun. Mark, cuma gue yang bisa nempatin hati Lo!" Karina tertawa kecil melihat dirinya di pantulan kaca.

Karina kembali ke kelasnya karena bel sekolah kembali berbunyi setelah istirahat. Karina kembali duduk di bangkunya sambil mengamati seseorang.

"Halo semuanya!!" Sapa Pak Chanyeol sangat ceria saat masuk ke kelas 12 IPA-1

"Hayo coba tebak Pak, ini pagi, siang atau sore??" Tanya Shotaro memberi tebakan

"Jawabannya adalah..." Pak Chanyeol menggantungkan kalimatnya

"Subuh!!" Murid di kelas sana menjawab serempak

"Udah udah udah! Kalian harus fokus buat ujian." Pak Chanyeol langsung memberikan materi.

Pak Chanyeol menuliskan beberapa materi dan soal di papan tulis. Lalu semua murid menyalinnya di buku tulis mereka.

"Pak, saya izin ke toilet ya." Vio membuka suaranya meminta izin

"Owghey!"

Karina melihat Vio yang berjalan keluar kelas. Karina tiba tiba mengangkat tangannya dan membuka suaranya.

"Pak, saya lupa. Kalo saya di suruh sama Pak Chen buat bantuin beliau di ruang guru." Ucap Karina berusaha meyakinkan

"Oh gitu, ya udah sana." Pak Chanyeol langsung mempersilahkan Karina.

Karin segera keluar kelas, namun dia bukan berjalan menuju ruang guru, melainkan ke toilet. Karina masuk ke dalam toilet, menemukan Vio yang sedang mencuci tangannya.

Karina masuk ke dalam salah satu bilik di toilet, lalu ia keluar sambil membawa ember berisikan air. Secara tiba tiba ia menyiram Vio dengan air di ember itu.

"Lo gila ya?!" Tanya Vio setelah ia di siram oleh Karina.

"Berhenti deketin Mark! Putusin dia! Mark cuma buat gue!!" Ucap Karina menggunakan nada tingginya

"Hah? Mark itu pacar gue! Gak puas Lo deketin dia terus dari kemaren?!" Tanya Vio tak mau kalah

Karina melempar ember plastik itu ke bahu kiri Vio dan membuat Vio meringis. Karina melangkah maju mendekati Vio. Vio berjalan mundur hingga punggungnya menabrak tembok.

"Gue bilangin sama Lo ya, jauhin Mark! Berhenti deketin dia!!" Teriak Karina tajam pada Vio.

"Gue pacarnya! Lo gak berhak ngelarang gue!" Balas Vio

"Dia cuma buat gue! Lo gak pantes buat dia!" Bentak Karina.

Vio sedikit menundukkan kepalanya, entahlah, tapi ia takut dengan sikap Karina yang seperti ini.

Karina mencengkeram erat bahu kanan Vio dan lagi lagi membuat sang empunya meringis kesakitan.

"Denger ya! Cuma gue yang boleh nempatin hati Mark! Gue bisa bikin Mark benci sama Lo!" Karina membanting bahu Vio ke tembok

Tunggu, apakah Karina sedang melakukan perundungan?

"Gue gak kenal Lo siapa! Gue gak tau Lo siapa! Tapi kenapa Lo ambil Mark gue!!" Lagi lagi Karina berbicara dengan nada tinggi

Vio tidak berani membalas perkataan Karina. Itu terlalu menakutkan baginya jika ia terus melawan Karina.

"Kenapa Lo diem?! Ngomong! Kenapa Lo ambil Mark gue?!" Tanya Karina lebih tegas lagi

"Gue suka sama dia, gue cinta sama dia, gue sayang sama dia!!" Balas Vio ikut tegas

Plakk!!

Karina menampar Vio dengan sepenuh tenaganya. Karina menarik kerah almamater Vio dan kembali membanting tubuh Vio ke tembok, kepala Vio ikut terbentur keras dengan tembok.

Hal itu membuat Vio benar benar merintih kesakitan. Seketika tubuhnya jatuh terduduk disana. Ia masih enggan mengeluarkan air matanya.

"Bangun Lo!! Berhenti deketin Mark!!" Karina kembali meneriaki kalimat itu

Karina kembali masuk ke dalam bilik di toilet itu dan kembali mengisi ember itu dengan air. Walaupun tidak sampai penuh, Karina langsung menyirami Vio dengan air itu lagi.

Karina menjatuhkan ember itu tepat di kaki Vio. Selanjutnya Karina menginjak punggung tangan kanan Vio dan kali ini air mata Vio jatuh.

Vio baru menyadari bahwa dirinya sedang di bully. Ini kali kedua bagi Vio untuk mengalami hal separah ini. Kejadian pertama terjadi di sekolah lamanya.

Karina berjongkok meraih dagu Vio dan menghimpit kedua pipi Vio menggunakan satu tangannya.

"Lo pikir gue bakal ngertiin kalau Lo sama Mark pacaran? Enggak! Karna Mark cuma buat gue!!" Bentak Karina lagi.

Karina menggoreskan kuku panjangnya ke pelipis Vio. Goresan itu meninggalkan jejak sedikit darah dan lecet.

Lalu Karina kembali meraih bahu Vio, dan mendorong kembali dengan tenaga yang ia punya. Ia juga tak segan untuk menampar dan mukul tubuh Vio beberapa kali. Karina menghela nafasnya.

"Masalah kita belum selesai!" Karina berjalan keluar dari toilet.

Sekarang Vio benar benar menangis sekencang-kencangnya. Tangan kirinya bergerak untuk mengelus tangan kanannya sendiri.

Secara tiba tiba dada Vio terasa sangat sesak. Ia memukul dadanya sendiri, tapi detik selanjutnya dia justru jatuh tak sadarkan diri.

💚

Winter berlari secepat mungkin agar bisa sampai ke ruang guru. Sesampainya di pintu ruang guru, ia mengambil oksigen sebanyak banyak mungkin.

"Bu Yoona!" Panggil Winter sembari menghampiri Bu Yoona yang sedang membicarakan sesuatu dengan Yeji.

"Loh, kamu Winter kan? Ada apa?" Tanya Bu Yoona bingung

"I..ini Bu..." Winter menyodorkan ponselnya pada Bu Yoona.

Winter masih terengah-engah dan mencoba bernafas normal kembali. Bu Yoona sedikit terkejut dengan video yang di tunjukkan oleh Winter.

Di video itu memperlihatkan Karina yang sedang merundung Vio di toilet tadi. Winter tak sengaja melihat kejadian itu, lalu ia memilih untuk merekamnya dan melaporkan itu.

"Kita ke sana sekarang!" Bu Yoona langsung bergegas menuju toilet perempuan di dekat kelas Vio.

Yeji dan Winter mengikuti Bu Yoona hingga ke toilet. Saat mereka masuk, mereka mendapati Vio yang hilang kesadaran di dekat tembok.

"Viola, ini ibu. Vi." Bu Yoona mencoba menyadarkan Vio.

"Yeji, panggil siapapun yang bisa bantu kita sekarang." Bu Yoona memerintahkan Yeji.

Yeji mengangguk, ia segera keluar toilet dan mencari seseorang yang bisa membantu. Yeji menangkap dua orang yang sedang berbincang.

"Hyunjin! Jungmo!" Yeji berlari menuju mereka berdua

"Kenapa sih?" Tanya Jungmo sedikit risih karena ia di tarik oleh Yeji.

"Bantuin gue, Vio pingsan!"

"Pingsan?!"

^TOGETHER - NCT 2020^

Together [Satu Kostan 2] || NCT 2020 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang