"Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampu~~ ahaq, Yo whatsap Johnny." Sapa Taeil yang tiba tiba masuk ke ruangannya
"Napa Lo heh?! Sadar umur!" Peringat Johnny
"Bulan depan gue nikah, ahay." Taeil berputar saking senangnya
Johnny sedikit terkejut dengan ucapan Taeil yang tiba tiba.
"Kok ngebut banget sih Lo?!" Tanya Johnny tak terima
"Gue juga gak mau tunda tunda lagi, kasian Wendy kasian gue." Taeil menaik turunkan alisnya
"Abis gue nikah, Lo cari jodoh gih. Kasian gue liat Lo jomblo." Ujar Taeil
"Gue liat Lo lagi deket sama Seulgi ya," sambung Taeil
"Seulgi kan asisten gue, wajar kalo gue deket sama dia." Saut Johnny
"Kalian cocok tau." Taeil mulai julid pada Johnny.
"Diem Lo elah!"
"Galak amat. Ngopi yok, di caffe depan, sekalian pulang." Ajak Taeil pada Johnny
Johnny mengangguk, lalu ia membereskan beberapa berkas di mejanya. Setelah itu Johnny dan Taeil pergi menuju caffe yang berada di depan kantor mereka.
Senyum Taeil tak pernah luntur, Johnny yang melihatnya saja juga tersenyum. Mood Taeil sedang bagus sekarang, jadi ia memilih untuk bersenang-senang juga.
Sampai di caffe, mereka mencari tempat duduk yang nyaman. Setelah mendapatkannya, Taeil dan Johnny langsung memesan kopi disana.
Tak jauh dari mejanya, Taeil melihat seseorang yang tak asing baginya. Mulai dari postur tubuhnya, Taeil merasa kenal dengan orang di seberangnya itu.
"Jhon, liat deh orang yang di sana. Mirip sama siapa ya? Gue kayak gak asing gitu." Taeil memberi tau Johnny orang itu
Johnny menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Taeil. Johnny juga merasa tak asing dengan orang itu.
"Kayak Mark bukan sih?" Tanya Johnny pada Taeil
"Nah iya Mark, dia sama siapa? Kok bukan sama Vio?" Tanya Taeil bingung
"Lo nanya gue, gue nanya siapa." Ujar Johnny ikut bingung
Di sisi lain, Vio mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia segera berjalan menuju caffe dimana Mark dan Karina bertemu.
Tadi Vio menelpon Allen, dimana dia adalah teman sekelas dengan Mark. Dan Allen mengatakan bahwa tidak ada tugas yang di kerjakan secara berkelompok.
Lalu Vio teringat soal Karina yang mengajak Mark keluar. Vio tau, Mark adalah tipe orang yang selalu menetapkan tempat bertemu. Setau Vio, caffe favorit Mark adalah caffe Monaliq.
Maka dari itu, Vio segera menuju caffe itu untuk memastikan. Saat sampai di sana, Vio sudah melihat ada mobil yang terparkir di sana.
Vio hanya maju beberapa langkah, sudah terlihat ada dua orang yang duduk saling berhadapan. Dimana sang gadis itu berusaha menyuapi seseorang di depannya. Namun orang di depannya itu menolak.
Vio mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Kamu dimana?"
"Aku lagi di caffe, lagi kerja kelompok sama temen aku."
"Oh ya? Kata Kak Allen gak ada tugas tuh. Jujur sama aku, kamu ngapain?!"
"Vi, kamu gak percaya sama pacar kamu?"
"Jujur sama aku Mark, kamu ngapain?"
Suara Vio mulai bergetar.
"Hey, kamu nangis? A-aku--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Together [Satu Kostan 2] || NCT 2020 ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Telah terjadi kecelakaan pesawat, kecelakaan di duga dari kesalahan mesin. Pesawat itu adalah pesawat pribadi milik keluarga ternama, yaitu keluarga Argantara. Kecelakaan itu menewaskan beberapa orang. Dan di antara penumpang juga ada y...