Hujan mulai turun saat hari berganti gelap. Taeyong mengantarkan Nayeon setelah mereka jalan bersama seharian. Tentu saja hal itu membuat Taeyong sangat senang.
Sepertinya ini adalah awal baru bagi Taeyong untuk memulai kisah asmaranya kembali.
Di sisi lain, ada Mark yang sangat panik. Di luar memang sedang hujan, namun sampai sekarang Vio juga belum pulang ke rumah.
Mark masih mencoba mencari Vio ke beberapa tempat yang sering mereka kunjungi. Di temani Ten dan Lucas, Mark masih tetap fokus melihat jalanan.
"Lo yakin gak mau bilang sama Taeyong, kalo dia gak tau malah gue takutnya dia marah sama Lo. Mending Lo bilang aja deh." Saran Ten pada Mark.
"Bang Way lagi jalan ama gebetannya, gue takut ganggu." Saut Mark.
"Lo kenapa gak telpon Serim atau Jungmo aja." Sekarang gantian, Lucas yang memberi saran.
Mark menepuk jidatnya, ia mengambil ponselnya dan mencari kontak Serim. Lalu ia mengambil earphone miliknya.
"Serim, ini gue Mark. Lo hari ini ketemu Vio kan?"
"Iya, tadi pulang sekolah gue ketemu dia. Emang kenapa?"
"Lo masih sama dia gak sekarang?"
"Enggak, gue udah di rumah sekarang."
"Aish!"
"Emang kenapa Mark?"
"Vio belum pulang. Jangan jangan Lo apa apain pacar gue lagi!"
"Kok Lo nuduh sih?!"
"Ya kan siapa tau. Lo tau gak Vio dimana?"
"Eumm... Coba cari dia ke taman yang ada di samping sekolahnya dulu."
"Kenapa harus ke tempat itu sih?"
"Cari dulu Mark!"
"Iya iya. Makasih!"
Mark menutup sambungan telepon itu, ia menambah kecepatan mobilnya. Dalam waktu singkat, ia sampai di taman itu.
"Mark cari mati kalik ya." Ucap Lucas memegangi dadanya
"Dia cari Vio anjir!" Saut Ten
Mark mencari Vio di taman itu, namun taman itu sepi. Hujan masih mengguyur kota, Mark kembali masuk ke dalam mobilnya.
"Gimana?"
"Vio gak ada di taman." Jawab Mark dengan nada paniknya
"Tadi hape Lo bunyi, Bang Way telpon." Ujar Lucas memberitahu
"Aduh mampus gue."
Mark kembali menelpon balik Taeyong, sepertinya Taeyong sudah pulang sekarang.
"Hal--"
"Lo dimana sekarang?"
"Gu-gue gue--"
"Lo dimana anjir?! Kenapa Lo gak bilang kalo Vio belom pulang?!"
"Ini gue lagi cari Vio Bang."
"Lo tau rumah Serim dimana?"
"Serim? Buat apa Lo nanya itu?"
"Dia yang bikin Vio ilang! Gue dikirimin video sama Seongmin, gue gak bisa jelasin di telpon. Intinya gue harus ketemu Serim sekarang!"
"Rumah Serim di komplek Stone, jalan anggrek blok C nomor lima."
"Lo cari Vio sampe ketemu!"
Taeyong langsung mematikan teleponnya. Sedangkan Mark masih berpikir kemana Vio pergi.
Tadi ia juga sudah sempat menghubungi Vio, namun tidak di angkat. Mark memutar otaknya.
Lalu satu nama tempat muncul di benak Mark. Ia langsung menancapkan gasnya dan langsung pergi menuju tempat itu.
"Mark, Lo mau kemana?"
"Gue rasa Vio ke makam orang tuanya." Jawab Mark
"Ke makam? Malem malem?"
Orang tua Vio di makamkan di pemakaman di komplek rumah Vio dulu. Hal itu membuat Mark merasa bahwa pacarnya ada di sana.
Saat Mark memasuki komplek itu, hujan semakin deras, angin juga melengkapi hujan malam ini. Mark semakin khawatir dengan kondisi Vio sekarang.
"Woy woy. Itu Vio bukan sih?"
Ten menepuk pundak Mark dan menunjuk seseorang yang terduduk di depan pagar rumah. Seorang gadis yang mengenakan seragam sekolahnya yang basah duduk di depan pagar rumah yang tinggi.
Mark memberhentikan mobilnya, ia melihat sedikit dari dalam mobil. Seragam sekolahnya memang tak asing bagi Mark, ia memutuskan untuk turun.
Saat ia turun dan menghampiri orang itu, terlihat jelas Vio yang duduk di depan rumah itu.
"Vi, kamu ngapain disini?" Tanya Mark sedikit berteriak untuk mengalahkan suara hujan
Vio mendongakkan kepalanya, melihat wajah Mark yang begitu panik. Mark berjongkok dan menyingkirkan beberapa helai rambut di wajah Vio.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Mark lagi
"Kita pulang ya, nanti kamu sakit kalau disini terus." Ajak Mark
"Aku mau masuk ke sini, aku mau pulang." Ucap Vio pelan sambil menunjuk ke arah dalam rumah
Kepala Mark bergerak melihat rumah itu, dia baru menyadari bahwa itu adalah rumah lama Vio. Mark menggenggam erat tangan Vio yang mulai dingin.
"Kita pulang ya."
"Aku maunya disini mark, aku gak mau kemana mana." Vio menggelengkan kepalanya
"Bang Way khawatir sama kamu, kita pulang sekarang. Denger aku, kamu gak bisa masuk ke rumah ini lagi." Ucap Mark lembut.
💚
Taeyong berhenti di depan lapangan yang berada tepat di depan komplek perumahan Serim. Taeyong sudah menghampiri Serim tadi, dan dia menyuruh Serim untuk menghampirinya di lapangan itu.
Sekarang Serim sudah tiba, ia langsung menghadap ke arah Taeyong. Jujur, ia tak tau apa maksud Taeyong mendatanginya malam malam seperti ini.
"Lo ngomong apa sama Vio sampe Vio gak pulang ke rumah? Hmm?" Tanya Taeyong sedikit keras
Serim terdiam sejenak, ia tak menyangkan ternyata Vio tidak pulang karena masalahnya tadi.
"Gue gak mau main kekerasan sama Lo rim, jadi jawab jujur." Sambung Taeyong
"Gue manfaatin kebaikan Adek Lo Bang." Jawab Serim jujur
"Gue cuma minta satu sama Lo ya, jauhin Adek gue. Lo, sama temen temen Lo, gue yakin Lo semua bisa jauhin Adek gue." Ucap Taeyong
Serim mengangguk, "tolong bilang Vio, besok pagi gue sama Allen berangkat ke Amerika. Gue sama Allen mau lanjutin kuliah di sana. Gue janji gue gak akan hubungi Vio lagi." Ucap Serim berjanji di bawah hujan
Serim merasa ini akhir dari kisahnya dengan Vio. Bertahun-tahun bersama seorang gadis sebaik Vio, itu merupakan keajaiban bagi Serim.
Bersama sejak kecil, melindunginya sejak kecil, bahkan menemaninya hingga sekarang, dan juga mengkhianatinya. Perjalanan persahabatan mereka cukup panjang dan rumit.
Namun Serim bersyukur setidaknya ia pernah di terima di dalam hidup Vio sebagai sahabatnya.
^TOGETHER - NCT 2020^
KAMU SEDANG MEMBACA
Together [Satu Kostan 2] || NCT 2020 ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Telah terjadi kecelakaan pesawat, kecelakaan di duga dari kesalahan mesin. Pesawat itu adalah pesawat pribadi milik keluarga ternama, yaitu keluarga Argantara. Kecelakaan itu menewaskan beberapa orang. Dan di antara penumpang juga ada y...