14 : Pacar

298 83 4
                                    

Mark memperhatikan Vio dari pintu kamar Vio. Seulas senyuman manis terukir di wajah Mark. Ia tertawa kecil saat melihat Vio bergelut dengan penampilannya.

Mark berjalan mendekati Vio yang sedang melihat pantulan dirinya dari cermin di sebuah lemari. Mark berdiri di belakang Vio sambil tersenyum.

"Hey, kita cuma mau ke taman, ngapain pake baju se rapih ini?" Mark mengacak pelan rambut Vio

"Iihh jangan di berantakin!" Ketus Vio

"Kan sekalian ke rumah Papahnya Jaemin," sambung Vio

Mark mengubah ekspresi wajahnya menjadi ekspresi yang seperti merendahkan seseorang.

"Kamu mau cari perhatian sama om-om?" Tanya Mark melihat dirinya di cermin

Vio membuka mulutnya setengah, ia membalikkan badannya dengan cepat dan menatap Mark dengan tajam. Lalu dia memukul mukul dada bidang Mark, hingga sang empunya mengeluh.

"Gak gitu juga kalik! Masa selera aku om-om!" Tegas Vio

"Emang aku gak boleh pake baju kayak gini? Bilang aja kamu mau bilang aku cantik kan?" Vio menaik turunkan alisnya sambil tersenyum jahil

"Enggak, biasa aja." Mark menggeleng

Vio mengubah ekspresi wajahnya perlahan, ia memajukan bibirnya beberapa senti.

"Kita pacaran hampir setengah tahun tapi kamu gak pernah bilang aku cantik. Bilangnya pasti, 'kamu imut, kamu lucu' kayak gak ada kata kata lain aja." Ucap Vio jengkel terhadap pacarnya ini

Mark tersenyum, "ya kamu kan emang lucu, imut, gemesin. Jadi pengen aku peluk terus," ujar Mark

"Sekali sekali bilang 'cantik' ke pacarnya sendiri kek." Cibir Vio kesal

Mark membalikkan badan Vio menghadap ke cermin kembali. Hal itu membuat Vio dan Mark kembali melihat pantulan diri mereka.

Mark merapihkan rambut Vio, ia menyelipkan beberapa rambut ke daun telinga Vio. Lalu ia berbisik di telinga kiri Vio.

"Mau liat yang cantik gak?" Tanya Mark sambil berbisik

Vio mengangguk semangat dan juga tersenyum manis.

Mark menjauh dari telinga Vio, tangannya bergerak untuk mengetuk cermin yang menunjukkan pantulan Vio.

"Dia cantik, Mark suka sama dia." Ujar Mark pada menunjuk pantulan diri Vio

Vio mematung, jantungnya berdegup sangat kencang. Sekarang ia takut jika Mark mendengar detak jantungnya.

Mark menurunkan tangannya, lalu ia melihat wajah Vio dari samping.

"Udah ah, aku gak bisa romantis." Keluh Mark

Mark menjauhkan dirinya dari Vio, ia tersenyum jahil di belakang sana. Ia tau, pasti Vio sedang gugup setelah Mark melakukan itu.

"Aku keluar dulu ya, biar kamu gak deg-degan. Aku tunggu di bawah." Mark berjalan keluar dari kamar Vio

Menutup pelan pintu kamarnya, Vio masih membeku di depan cermin. Secara tidak langsung, Mark mengatakan bahwa Vio cantik.

Vio menggigit bibir bawahnya menahan agar dirinya tak berteriak. Bisa bisanya dia baper pagi pagi begini.

Ia segera mengambil tas kecilnya lalu turun dan menyusul Mark.

Disisi lain, Winwin berada di kamar Zera dan juga merebahkan dirinya disana. Sedangkan sang empunya sedang sibuk dengan tugas kuliahnya.

"Win, kamu dari kemaren kenapa sih? Kok kayak irit ngomong gitu?" Tanya Zera yang masih fokus dengan laptopnya.

Winwin mengubah posisinya menjadi duduk. Ia melihat Zera dari belakang yang benar benar sedang fokus dengan tugasnya.

"Ra, kamu pagi pagi gini udah ngerjain tugas?" Tanya Winwin balik tanpa menjawab pertanyaan dari Zera

"Iya, biar hari Senin bisa di kumpulin."

"Win, aku udah pernah cerita sama kamu belum, soal mimpi aku pas aku kritis?" Tanya Zera sambil memutar badannya menghadap Winwin

Winwin mengerutkan keningnya, seingatnya Zera belum cerita apapun dengannya. Winwin menggeleng sebagai jawaban, dia sendiri juga penasaran.

"Mimpinya aneh banget masa. Aku mimpi, aku liat kamu sama cewek lain, tapi aku gak liat muka ceweknya." Zera menceritakan tentang mimpinya

"Menurut kamu aneh gak sih?" Zera meminta pendapat dari Winwin

Winwin menelan ludahnya, jangan jangan Zera tau tentang perasaannya dari mimpi Zera sendiri.

"Mi-mimpi kamu gak ada yang lain apa? Aneh banget." Celetuk Winwin gugup

Hal itu malah membuat Zera menaruh kecurigaan pada Winwin. Zera curiga jika Winwin menyembunyikan sesuatu darinya.

"Win, kamu gak sembunyikan apa apa dari aku kan?" Tanya Zera curiga

"Se-sembunyiin apa lagi?" Winwin terkekeh kecil

"Kamu dari tadi mencurigakan tau gak, sejak aku ceritain mimpi aku. Kamu selingkuh ya?!" Tuduh Zera sedikit tegas

"Eh, enggak! Astaghfirullah, mana mungkin aku selingkuh di belakang kamu." Elak Winwin

Zera kembali menghadap ke laptopnya, ia kembali mengerjakan tugas itu. Sedangkan Winwin bergerak gelisah, akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari kamar Zera.

Sedangkan Zera memutar otaknya agar Winwin jujur padanya. Zera sudah tau, dari ekspresi Winwin, pacarnya itu sedang menyembunyikan sesuatu.

Di taman komplek rumah Taeyong, Nira dan Jaehyun sedang beristirahat di sana. Mereka baru saja melakukan joging  bersama yang di mulai sejak tadi pagi.

"Kamu bawa hape gak?" Jaehyun menoleh ke samping

"Bawa." Nira mengangguk

Jaehyun merogoh saku celananya lalu mengambil ponselnya. Ia mengutak-atik ponselnya seperti mengetikkan sesuatu.

"Buka kontak aku setelah aku pergi." Pesan Jaehyun

Dalam hitungan detik Jaehyun berlari dari hadapan Nira. Nira sempat ingin menghadang, namun Jaehyun terlanjur sudah pergi.

Nira mengikuti apa kata Jaehyun, setelah Jaehyun pergi ia buru buru membuka kontak pesan Jaehyun. Seketika Nira terkejut dengan pernyataan Jaehyun

Jaehyun

|Kalo kamu gak nemuin aku di depan pagar, berarti kita pacaran!
|Aku otw pulang 🥰

"Jaehyun sialan!"

Nira langsung ikut berlari menyusul Jaehyun. Padahal dia sedang lelah, malah di suruh ngejar Jaehyun.

Eh, tapikan Jaehyun gak nyuruh Nira buat ngejar dia.

Nira sampai di depan rumah, Jaehyun sudah tidak ada di depan rumah.

"Gila aja ni anak!"

Nira memutuskan untuk masuk ke dalam, nafasnya putus putus karena ia kelelahan. Setelah membuka sepatu, ia melihat Jaehyun yang sedang duduk di sofa.

Tanpa segan Nira langsung menjambak rambut Jaehyun dan membuat sang empunya mengerang kesakitan.

"Aww... Sakit tau!" Jaehyun mengelus rambutnya

Jaehyun menoleh ke belakang dan mengedipkan sebelah matanya. Hal itu membuat Nira geli sendiri liatnya.

Nira memilih untuk membersihkan dirinya dan naik ke kamarnya. Dia juga harus menenangkan jantungnya.

^TOGETHER - NCT 2020^

Together [Satu Kostan 2] || NCT 2020 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang