8 : Izin Pergi

347 92 1
                                    

"Se-serim?"

"Kenapa? Lo kaget ada gue disini?" Tanya seseorang yang di panggil Serim oleh Bangchan

"Lo gak perlu takut, gue manusia. Bukan arwah." Lanjut Serim

Serim berjalan mendekat ke arah Bangchan. Ia menepuk pundak Bangchan yang gemetar.

"Lepasin mereka, atau gue panggil polisi?" Tanya Serim memberikan pilihan

"Kenapa Lo masih hidup?" Tanya Bangchan balik

"Gak usah basa basi. Jawab pertanyaan gue!" Tegas Serim

Bangchan terdiam, dia masih terkejut dengan keberadaan Serim di depannya. Ini untuk pertama kalinya Bangchan takut dengan Serim. Bukan apa, Bangchan mengira bahwa Serim sudah meninggal.

"Hyunjin, jagain mereka di gudang!" Perintah Bangchan pada Hyunjin

Hyunjin bergegas pergi menuju gudang yang berada di belakang. Hal itu memancing emosi Taeyong dan Serim.

"Lo semua jangan berani mendekat ke mereka, ataupun lapor ke polisi. Nyawa mereka bertiga, terutama Vio, ada di tangan gue." Ujar Bangchan

"Sial Lo!"

Bukan Taeyong yang menyerang Bangchan, tapi Mark. Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya, bisa bisanya Bangchan mempermainkan mereka di saat seperti ini.

Disisi lain, di dekat gudang juga terjadi perkelahian antara Hyunjin dan Minhee. Mereka saling memukul satu sama lain, Lino juga sempat datang untuk menjaga gudang.

Tapi Lino justru di serang oleh Xiaojun. Ketiga gadis di dalam gudang merupakan gadis yang sangat berharga bagi 23 pria di sana. Mereka menyayangi para gadis itu dengan tulus.

Begitu juga Zera, Nira, dan Vio, mereka merasakan ketulusan dari 23 pria itu.

Mereka terlalu sibuk bertengkar satu sama lain, hingga mereka tak sadar jika Changbin sudah masuk terlebih dahulu ke gudang. Tidak seperti tadi, kali ini Changbin membawa pisau yang mengkilap dan juga tajam.

Changbin tak lupa menutup serta mengunci pintu itu. Ia menatap ketiga gadis secara bergantian.

"Vi, gimana kalau gue bunuh dia dulu?" Tanya Changbin dengan senyuman sinisnya di depan Zera yang masih tak sadarkan diri.

"Jangan, dia gak salah apa apa. Biarin dia hidup, kalau Lo dendam sama gue, bunuh gue Bin. Gue udah capek hidup, gue mau nyerah, bunuh gue!" Ucap Vio

Changbin beralih ke Vio, ia menghimpit pipi Vio menggunakan tangan kirinya. Changbin mengarahkan pisau itu ke wajah Vio.

"Lo jangan sok berani. Nyali Lo belum cukup buat ngadepin malaikat!" Tegas Changbin

"Tapi tolong jangan sakitin temen temen gue. Gue gak mau mereka kayak gue," ucap Vio terputus putus, karena kesulitan untuk bernafas

Changbin memperhatikan setiap sisi wajah Vio. Bisa di bilang cantik, ya memang cantik. Namun sifat kejam Changbin terlalu besar.

Changbin tersenyum sinis, selanjutnya ia menaruh ujung pisau itu di dahi kiri Vio. Membuat sang empunya memejamkan matanya.

"Lo mau mati?" Tanya Changbin

"Heh! Mainnya jangan sama piso bisa gak?! Dia cewek! Lo gak bisa kayak gini sama cewek!" Seru Nira

"Apapun yang gue mau, selalu bisa gue lakukan." Ujar Changbin

Selanjutnya ia menggores dahi kiri Vio menggunakan pisau, dan membuat dahi Vio mengeluarkan darah. Changbin tersenyum menang, ia merasa telah berhasil melakukan sesuatu.

Together [Satu Kostan 2] || NCT 2020 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang