"Laper."
"Banget!"
"Mau makan."
"Tapi gak ada makanan."
Shotaro dan Haechan saling menyaut satu sama lain. Mereka berdua terkapar lemas di ruang tengah.
Taeyong memang tidak masak hari ini, setelah kejadian kemarin, badannya menjadi pegal dan sakit sakit. Ditambah lagi, sudah pukul setengah 7 malam, Vio belum pulang.
Tak lama dari itu, Vio pulang sambil membawa beberapa kantong plastik.
"Malam. Tadi gue beli makanan buat makan malem." Sapa Vio yang baru datang
Shotaro dan Haechan langsung menyosor ke plastik itu. Mereka langsung mengambil dan menyajikannya di meja makan.
"Lo kemana aja?" Tanya Taeyong mulai serius
"Itu, beli makanan," jawab Vio sambil menunjuk makanan yang tadi ia beli
"Gue serius! Kemana aja Lo sampe gak masuk sekolah?" Tanya Taeyong mulai kesal.
Vio membuang nafasnya kasar, "pagi, gue ke makam Papah. Abis itu keliling, jalan jalan, sampe muterin lampu merah empat kali. Terus siangnya ke caffe, abis itu gue ke danau cari udara segar. Abis itu beli makanan, pulang deh." Jelas Vio memberitahu.
"Emang gak bisa ziarah-nya hari libur atau enggak pas pulang sekolah?" Tanya Taeyong lagi
"Gue lagi capek Bang." Keluh Vio
"Kalo capek kenapa gak di rumah aja, kan gue udah bilang, kalo masih pusing gak usah sekolah." Balas Taeyong
"Gue udah gak pusing, buktinya gue bisa nyetir mobil sendiri." Ujar Vio membela diri
"Kalo di nasehatin bisa gak, gak usah ngejawab terus?!" Tanya Taeyong serius
"Udah gak sekolah, keluyuran gak jelas, absen Lo alfa di sekolah. Jangan bolos cuma karena masalah yang gak penting!" Kini Taeyong benar benar marah kepada Vio
Vio menunduk, ia takut melihat manik mata Taeyong jika ia sedang marah.
"Iya maaf." Vio benar benar takut jika Taeyong sudah marah
"Terus cewek yang di caffe tadi siapa?" Tanya Taeyong mengingat saat Vio mengobrol dengan Kania tadi.
Vio mengangkat kepalanya, "itu cuma temen," jawab Vio singkat
"Udah ya, gue capek. Mau bersih bersih dulu." Keluh Vio
Ia berjalan naik menuju kamarnya, Mark yang memperhatikan mereka dari tadi, ia juga ikut naik untuk menyusul Vio.
Sedangkan Taeyong masih bingung dengan Vio. Masalahnya, sifat Vio saat berbicara dengan Kania tadi berbeda dengan sifat Vio saat berbicara dengan Taeyong.
Taeyong tak ambil pusing soal itu, ia lebih memilih untuk mengisi perut kosongnya.
"Mas, hari Sabtu Papah ngundang kalian ke rumah. Bisa gak?" Tanya Jaemin
"Rumah Lo muat buat nampung kita plus dosa dosa kita?" Tanya Hendery sambil memakan cemilannya
"Ya gak ama dosa dosanya juga kalik," celetuk Xiaojun
"Duh, maaf banget ya Jaem. Kayaknya hari Sabtu Mas gak bisa deh, soalnya harus nemenin Bang Jhon meeting." Taeil meminta maaf karena ada keperluan yang lain
Jaemin awalnya tampak kecewa dengan pernyataan Taeil, itu tandanya Taeil dan Johnny tidak bisa hadir. Tapi Jaemin bisa memaklumi itu, sekarang mereka pria kantoran, pasti mereka akan selalu sibuk.
"Iya Mas gak papa." Jaemin tersenyum ke arah Taeil
Ten menoleh ke arah Zera, ia jadi teringat soal percakapannya dengan Winwin tadi pagi. Sampai sekarang, Winwin belum bisa menjawab pertanyaannya.
Untung tadi Ten sudah bercerita langsung pada Taeil, jadi setidaknya dia tidak memojokkan Winwin sendirian.
"Zera, Lo udah baikan lagi sama Vio?" Tanya Ten tiba tiba
Hal itu membuat Zera ikut menoleh ke arah Ten. Zera mengangkat kedua bahunya.
"Gue gak tau Vio mau maafin gue atau enggak, soalnya tadi pagi dia gak jawab." Ucap Zera jujur
"Lain kali jangan fitnah orang tanpa bukti yang jelas ya." Peringat Ten.
Mereka yang merasa langsung mengangguk, kecuali Winwin. Ia justru takut jika Ten tiba tiba memberitahu pada Zera bahwa dirinya masih memikirkan mantan pacarnya.
"Win, diem aja. Kamu kenapa?" Tanya Taeil pada Winwin yang sedari tadi hanya diam.
Winwin menoleh ke arah Taeil dengan tatapan yang santai. Ia berusaha menyembunyikan sesuatu.
"Enggak, gak papa kok. Cuma lagi males ngomong aja." Jawab Winwin
"Jangan bohong! Ada yang kamu tutup tutupin ya?" Celetuk Taeil curiga
Winwin menelan ludahnya sendiri, ia benar benar takut jika Taeil mengetahui apa yang ia lakukan tadi siang. Mari kita flashback.
Flashback on
Winwin berjalan masuk ke kantor polisi untuk menemui seseorang. Ia menunggu sampai orang itu keluar, tak lama kemudian, orang yang di tunggu oleh Winwin datang.
"Lo ngapain disini?" Tanya Hyunjin dingin
"Gue pengen nanya sama Lo, apa bener Vio terlibat dalam kecelakaan mobil Lo waktu itu?" Tanya Winwin serius
Hyunjin tersenyum sinis, "Lo gak percaya? Vio dulu punya sakit mental, gue gak tau sekarang udah sembuh atau belum. Dan dulu dia deket banget sama Serim, bisa aja mereka kerja sama kan." Ujar Hyunjin
"Nyokapnya aja pembunuh, ya pasti turun ke anaknya lah," sambung Hyunjin
"Kita disini cuma ngomongin Vio, jangan bahas orang tuanya!" Tegas Winwin
Hyunjin tak peduli dengan ucapan Winwin barusan. Tujuan hanya membuat Vio sehancur mungkin.
"Mobil Serim waktu itu nabrak mobil gue, beberapa jam sebelum kejadian gue sempet denger dia ngomong soal rencana itu sama Vio. Dan mereka emang udah merencanakan itu semua." Hyunjin memperjelas ucapannya tadi
"Gue gak yakin Vio sejahat itu," saut Winwin
"Lo gak yakin? Karna Lo udah temenan sama dia, makanya Lo gak yakin. Jangan pernah mau di deketin dia lagi, nyawa kakak gue dan keluarga gue aja ilang, gimana nyawa Lo sama pacar baru Lo itu!" Ucap Hyunjin mencoba menghasut Winwin
Winwin diam, dia benar benar berada di ambang kebingungan. Tapi setelah mendengar perkataan Hyunjin barusan, itu membuatnya percaya pada Hyunjin. Tapi hatinya tidak.
Winwin menatap Hyunjin sejenak, menurutnya, ini adalah yang terbaik.
"Gue bakal bantu Lo untuk bebas dari sini," ujar Winwin tiba tiba
Tentu hal itu membuat Hyunjin terkejut dan senang, usahanya untuk menghasut Winwin ternyata berhasil.
"Oke, gue tunggu ya." Hyunjin tersenyum ramah
"Tapi setelah Lo keluar, Lo anterin gue ke makam kakak Lo. Dan kita selesein masalah ini semua." Ucap Winwin sambil mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya
Hyunjin hanya mengangguk sebagai jawaban.
Flashback off
"Win, kok bengong?" Tanya Johnny saat melihat Winwin yang diam dengan tatapan kosong
Lamunan Winwin buyar saat mendengar suara Johnny. Lalu ia memilih untuk mengabaikannya dan berjalan menuju kamarnya.
Ten tersenyum miring saat melihat kepergian Winwin. Ten yakin pasti ada sesuatu yang di tutupi oleh Winwin.
^TOGETHER - NCT 2020^
KAMU SEDANG MEMBACA
Together [Satu Kostan 2] || NCT 2020 ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Telah terjadi kecelakaan pesawat, kecelakaan di duga dari kesalahan mesin. Pesawat itu adalah pesawat pribadi milik keluarga ternama, yaitu keluarga Argantara. Kecelakaan itu menewaskan beberapa orang. Dan di antara penumpang juga ada y...