Chenle benar benar mengajak Ningning ikut ke rumah Taeyong. Chenle ingin semuanya tau siapa pelaku perusak mesin pesawat itu.
Hal itu tentu saja membuat Ningning gugup. Ningning di antar oleh supir pribadinya, dan Karina juga ikut dengan Ningning.
"Bang Way, kenalin ini sepupu Chenle. Namanya Ningning." Chenle memperkenalkan Ningning
Taeyong mengangguk dan juga tersenyum, namun atensinya beralih ke Karina yang berada di belakang Ningning.
"Ada apa kesini?" Tanya Taeyong bingung
"Se-sebelumnya aku mau minta maaf dulu Kak. Se-sebenernya a-aku yang rusakin mesin pesawat pribadi Chenle waktu itu." Ucap Ningning ragu
Ucapan Ningning mampu membuat semua orang disana menatapnya. Mereka mulai mendengarkan perkataan Ningning.
"Tu-tunggu maksudnya gimana?" Tanya Nira tak mengerti
"Aku di suruh Papah untuk rusakin mesin itu. Papah berniat untuk buat Chenle meninggal, tapi rencananya ternyata gagal. Dan--"
"Oke gue paham maksud Lo, kenapa Lo nurut kata bokap Lo?" Tanya Sungchan ikut menghampiri
"Kalau aku gak ikuti apa kata Papah, aku bakal di pukuli terus. Aku gak mau." Ningning menunduk
Seseorang meraih pundak Karina dan membalikkan badan Karina.
"Lo ngapain disini?" Tanya Vio dingin
"Gue nemenin Ningning." Jawab Karina
"Lo gak ada urusan disini, pergi!" Usir Vio secara halus
"Gue nemenin Ningning!" Ucap Karina ketus
Sedangkan yang lain menatap tajam ke arah Ningning yang masih menunduk. Sebagian dari mereka malah menatap kecewa ke arah Chenle.
Vio berjalan ke arah dapur, entah apa yang ingin ia lakukan.
"Kamu masih di bawah umur! Kok bisa kamu ngelakuin itu." Taeil mengusap wajahnya kasar
"Kamu lebih baik pergi Ning! Makasih atas pengakuannya." Usir Taeyong dengan lembut
Ningning sedikit mengangguk, lalu ia keluar bersama Karina. Keheningan menyerang mereka, sampai akhirnya Kun tersulut emosi.
"Gara gara dia Adek gue meninggal!" Ucap Kun penuh penekanan
Kun bergerak untuk menghampiri Ningning kembali, namun Ten dan Jungwoo berusaha menahan Kun. Bisa di bilang tenaga Kun memang kuat.
Jika di ingat kembali, kecelakaan itu memang membuat mereka mempunyai trauma tersendiri. Dan sekarang mereka mulai berhadapan dengan emosi mereka masing masing.
Mencoba untuk tidak membuat keributan. Beberapa dari mereka memang sedikit emosi, tak ada yang berani memberhentikan satu sama lain.
"Kalo Ibu sama Bapak gak naik pesawat itu, pasti gue gak bakal sendiri kayak gini." Gumam Hendery dengan mata yang berkaca-kaca
"Kalo nyokap gue gak naik pesawat pribadi Lo! Nyokap gue gak bakal meninggal! Paham Lo?!!" Ini pertama kalinya mereka mendengar seorang Jaehyun memarahi salah satu dari mereka.
"Ma-maaf Bang, tapi itu bukan Chenle yang lakuin." Chenle menunduk setelah mendengar bentakan Jaehyun.
Tangan Jaehyun bergerak hendak menampar Chenle, namun tangan Jaehyun berhenti setelah ada yang mencegah.
"Lo gak denger dia ngomong apa? Bukan dia pelakunya! Lo gak bisa marah sama dia!" Tegas Vio dengan matanya yang sembab. Vio melepaskan tangan Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Together [Satu Kostan 2] || NCT 2020 ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Telah terjadi kecelakaan pesawat, kecelakaan di duga dari kesalahan mesin. Pesawat itu adalah pesawat pribadi milik keluarga ternama, yaitu keluarga Argantara. Kecelakaan itu menewaskan beberapa orang. Dan di antara penumpang juga ada y...