Vote sama comentnya dipersilahkan:)
Happy reading❤
____________________Bagian 19.
"Kemana kamu siang-siang begini?" tanya Pak Gharvi saat aku turun dari tangga.
Dia men-scann ku dari atas sampai bawah dengan mata yang menyebalkan. Aku merasa risih dilihat begitu, Padahal pakaianku itu tertutup, menggunakan celana panjang biru tua lalu sweater biru muda.
"Saya mau ke rumah temen dulu. Boleh, ya?" tanyaku meminta izin seraya berjalan mendekatinya.
"Teman yang mana? Cowok yang mana lagi?" tanyanya sinis.
Dia seperti menuduhku akan selingkuh, padahal teman aku itu banyak, hanya tidak dekat. Dia saja yang su'udzon kalo aku bakalan ketemu sama cowok.
"Astaghfirullah, jangan su'udzon dulu atuh," ucapku kesal.
"Lalu?"
"Mau jenguk Sherly. Dia lagi sakit, kasian di rumahnya gak ada temen. Saya khawatir." Aku memberikan alasan keluar rumah hari ini, semoga suamiku ini mengizinkan.
"Saya juga di rumah sendiri kalo kamu pergi, kamu gak kasian tuh. Gak khawatir juga," ujarnya dengan nada lempeng, sampai aku ingin menampol muka datarnya. Tapi aku tahan, karena itu dosa.
Buat apa kasian pada Pak Gharvi? Bukannya dia sudah terbiasa sendiri, ya?
"Bapak gimana, sih? Ini kan beda, kalo Bapak itu sehat, sedangkan temen saya lagi sakit. Masa gak ngerti?"
Aku memanyunkan bibir lima senti, tanda kekesalanku padanya.
Pak Gharvi mengangguk. "Ya, Saya izinkan," jawabnya membuatku tersenyum senang.
"Saya antar." Pak Gharvi berniat berdiri, dengan cepat aku menahan lengannya dan meraih tangannya untuk kukecup.
"Gak usah, lagian udah ada yang jemput," ucapku setelah mencium tangannya. Maksudku, ojek online yang akan menjemputku.
"Siapa?!" tanyanya keras saat aku mulai membuka pintu utama.
Terlintas di otak kecilku untuk menggodanya.
"SAMA BEBEP ATUH!" teriakku karena jarak ruang keluarga cukup jauh. Lalu dengan cepat keluar rumah, tak lupa menutup pintu.
Terdengar teriakan di dalam rumah. "RENGGANIS, BEBEP APA MAKSUD KAMU?!"
"HAHAHAHA." Aku tertawa keras, cukup menghibur juga rupanya. Ternyata seseru itu menggoda Pak Gharvi.
Kebetulan ojek online yang aku pesan sudah tiba di depan rumah, aku menaiki motor itu. Sebelum memakai helm, kulihat Pak Gharvi sedang mengintip di jendela.
Aku menjulurkan lidah mengejeknya, Pak Gharvi memelototiku seakan berbicara, awas kamu!, lalu abang ojolnya menjalankan motor setelah aku selesai memasang helm.
Ughh, lucunya.
***
Sesampainya di rumah Sherly, aku mendapati dia sedang menangis di kamar. Dari awal aku bertanya kepada diri sendiri kenapa Sherly bisa menangis seperti itu seraya memeluk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
(In)credible Marriage
RomansaGenre: Romance Comedy. Prinsipku itu menikah sekali dalam seumur hidup, tapi bagaimana dengan pernikahanku yang terjadi karena kesalahpahaman? Di sini aku dinikahi oleh Dosenku sendiri yang sifatnya super kaku dan juga menyebalkan. Entah terjebak...