🔴Cemburu? Jangan Harap!

46.6K 4.8K 104
                                    

Happy reading❤

_____________________

Bagian 26.

Kata Mama Gita, Mas Gharvi itu orangnya jarang sekali cerita. Dia lebih suka memendam apa yang ada dalam benaknya, daripada mengutarakan apa yang dirasa. Oleh karena itu, dia adalah orang yang sangat tertutup dan kaku.

Tentu aku tahu itu, dari awal kenal di Kampus pun Mas Gharvi jarang sekali mengobrol dengan mahasiswanya, kecuali hal yang mendesak. Walaupun dia orangnya kaku dan sedikit cuek, tapi dalam hal mengajar ia patut diacungi jempol.

Cara mengajarnya itu tidak kaku seperti sifat pada biasanya, mudah dipahami walaupun kriteria penilaiannya cukup tinggi. Sebagai dosen, dia itu selalu terlihat berwibawa, gagah, cerdas, dan poin utama bagi kaum hawa itu adalah ketampanannya. Minusnya itu galak dan sulit tersenyum.

Bahkan tersenyum ke istrinya saja sulit, gimana tersenyum pada para mahasiswanya. Heran sekali, mau dapat senyum dia itu mahal banget kali, ya?


Mas Gharvi Nyebelin😑: Dimana? Biar saya jemput.

Rengganis: Kafe.

Rengganis: Tadi pagi kenapa buru-buru pergi? Mukanya juga merah. saya gak sempet nanya.

Aneh, tadi pagi Mas Gharvi langsung pergi setelah mendapat notifikasi. Bahkan sarapannya juga tidak ia habiskan seperti biasa, dia terlihat khawatir. Aku saja tadi tak sempat menyalami tangannya.

Mas Gharvi Nyebelin😑: Gpp

Tiga huruf yang sangat meresahkan. Biasanya cewek yang suka membalas singkat begitu, tapi ini Mas Gharvi lho. Gak kebalik?

Nah, kan, apa yang aku bilang tadi, dia itu orang yang sangat sulit menceritakan apa yang dia rasakan. Dipendam saja terus sampai bulukan!

Memilih tak membalas pesannya, aku menyimpan ponsel ke dalam tas. Lalu fokus pada obrolan teman-temanku.

"Gila, gue udah capek begadang dari pagi ketemu pagi. Eh, malah dicorat-coret skripsi gue." Ruda mengerang frustasi, dia mengacak-ngacak rambutnya.

"Baru bab berapa lo?" tanya Gian

"Tiga." Gian menganggukkan kepalanya.

"Gue dong, tinggal nunggu acc, "sombongnya yang langsung mendapat jitakan dari Ruda.

"Gue doain lo revisian lagi!"

"Lo mah gitu sama temen." Gian menabok Ruda yang mendapat delikan dari sang empu.

"Bukan temen gue."

Aku tertawa, mereka kalo kumpul pasti ada saja yang diributin.

"Lo pada kayak bocil!" sungut Sherly sambil menyeruput mainumannya. Gian dan Ruda langsung kicep, Sherly memang paling galak di antara kita.

Oh, ya, kalian masih ingat dengan Sherly? Pacar—maksudnya, mantan Gian. Mereka kini sudah putus, sudah cukup lama, tapi berita bagusnya itu karena setelah putus mereka dapat berteman baik, bahkan bersahabat. Kata mereka, lebih baik mengakhiri secara baik-baik, karena saat awal mereka pacaran juga dimulai dengan cara baik-baik.

(In)credible Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang