🔴Cemburu?

51.9K 4.9K 212
                                    

Aaa terimakasih banyak buat kalian semua yang berkenan follow akun ini dan vote cerita ini, makasih banyakk teman-teman😭♡

Kalo ada typo tolong maafkan yaa

Happy reading❤
__________________

Bagian 24.

"Masak ini, ya." Pak Gharvi mengambil cumi berukuran sedang ke dalam stroller, sepertinya dia ingin memakan cumi.

Kami sedang berada di pusat belanja, Pak Gharvi ngotot ingin menemaniku belanja bulanan. Padahal biasanya aku belanja sendiri, hanya sekali-kali ditemani olehnya.

"Selama saya pergi, kamu makan dengan baik?" tanyanya sembari memilah-milah buah-buahan.

Aku merasa dikhawatirkan olehnya, itu membuat bibirku menyunggingkan senyuman. "Baik kok, Bapak khawatir, ya?"

"Geer kamu." Pernyataan itu membuatku langsung cemberut, salah kalau aku bicara seperti itu? Dengar dari nada bicaranya juga dia seperti khawatir kok.

"Bukan gitu." Aku memasukan buah anggur ke ke dalam stoller dengan cara sedikit kasar.

"Jangan dibanting buahnya," tegurnya. "Sayang," lanjut dia yang membuatku melotot, jantungku bertalu semakin cepat.

"Sayang buahnya kalo nanti rusak." Ini yang kedua kalinya aku dibuat geer kepadanya, moodku yang tadi buruk menjadi tambah buruk. Dia memang sangat menyebalkan.

"Habis Bapak sih ngeselin jadi orang."

Pak Gharvi mendorong stroller ke tempat pembalut di simpan. "Yang mana?" dengan santainya ia memilah-milah pembalut.

"Bapak ngapain bolak-balik bungkusan itu?!" tanyaku kesal. Ada saja ulahnya yang membuatku geram. Sekarang dia malah membaca kemasan pembalut sambil dibolak-balik. Mana mukanya serius lagi.

"Ini saya baca tanggal expirednya kapan." Dia masih saja sibuk mencari tanggal kadaluarsa produk khusus kaum hawa itu.

"Mau bapak cari sampe Upin Ipin SD pun, bakalan gak nemu!"

Setahuku kalo pembalut itu tidak memiliki tanggal kadaluarsa, sebagai produk yang terbuat dari kertas, pembalut dapat digunakan tanpa batas waktu tertentu. Meski begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memastikan bahwa pembalut yang dibeli masih bisa dipakai atau tidak.

Tapi itu hanya setahuku, ya.

"Lho kenapa gak ada?" Pak Gharvi melongo,  menyimpan kembali benda tersebut seraya mengusap lehernya.

"Au Ah, pusing Bapak mah." Aku mengambil beberapa bungkus pembalut yang biasa kugunakan, lalu mendorong stroller, dia mengekoriku.

"Rengganis, perhatikan dulu itu expirednya!" tukas Pak Gharvi yang masih saja membahas tanggal kadaluarsa pembalut. Aku berdecak kesal, kalo belanja sama Pak Gharvi itu selalu lama, soalnya dia selalu mengecek expired setiap barang yang akan dibeli.

"Udah deh, Pak." Aku mengeluarkan belanjaan ke meja kasir. "

Setelah membayar, kami memutuskan untuk makan di  salah satu restoran sini.

(In)credible Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang