Play mulmed:
Make it count|ost Touch your heart.
Salah satu drama favorit nih, gemes banget sama couple yang satu ini❤
Happy reading❤
____________________Bagian 12.
Kembali ke hari-hari seperti biasa, aktifitasku sebagai mahasiswi terus berlanjut. Hari ini setelah selesai mata kuliahnya Bu Intan, aku segera melangkahkan kaki menuju kantin Fakultas Hukum.
"Kemana aja lo? Gue cari-cari gak ada, mana WA sama DM gak lo bales."
Saat sampai di kantin, aku sudah mendengar protes dari Ruda. Dia menarik tanganku untuk duduk di kursi yang berada di sebelahnya.
"Hehe, maaf. Aku pulang kampung, lagian udah izin cuti kok."
Sebenarnya aku ingin sekali memberi tahu Ruda bahwa sahabatnya ini sudah menikah. Namun ... aku belum siap.
Semua terasa mendadak.
"Lo kan bisa ngabarin gue dulu." Ruda masih saja protes, wajahnya terlihat sangat cemas dan khawatir.
Aku menyengir kepadanya. "Aku lupa ngabarin kamu, Rud."
"Woi!" seru Gian yang baru datang seraya membawa piring berisi batagor dan satu botol minuman penyegar. Ia duduk di depanku yang hanya di batasi oleh meja.
"Kemana aja? Ruda nyariin lu mulu, njir!" ucap Gian, laki-laki itu bertanya lalu memakan batagor.
Aku menganggaruk pipiku yang tak gatal, "Biasa Gi, pulang kampung." Gian mengangguk.
"Pesen gih," titah Ruda menyodorkan uang.
Aku mendorong uang tersebut bermaksud untuk menolaknya. "Sekarang aku punya uang."
Punya, orang aku sudah punya suami. Tadi Pak Gharvi memberiku uang jajan. Kewajiban seorang suami untuk menafkahi istrinya, jadi aku menerimanya. Salah satu keuntungan punya suami.
"Duit dimana tuh? open bo, lo?" Gian bertanya kembali dengan mulut yang penuh makanan.
"Enak aja! Duit ngepet nih!" jawabku dengan nada bangga.
"Para babi sudah pada aktif ya, Bund?"
Aku, Ruda dan Gian tertawa terbahak-bahak. Kulihat Gian yang memegang perutnya.
"Iya aktif, selama ini aku gak masuk kuliah itu ngepet, jaga lilin!" ucapku seraya diiringi tawa.
"Mantep! Siapa yang jadi babinya, Lur?" Gian kembali bertanya seraya tertawa.
"Yang jadi babi?" aku bertanya yang ditanggapi anggukan oleh Ruda dan Gian.
"Oh, yang jadi babi itu suami aku." Sontak kami semua tertawa, ini benar bercandaan yang cukup bikin sakit perut. Padahal garing.
"Khem." Aku mendengar suara deheman yang tak asing di telinga.
Kepalaku menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya aku mengetahui bahwa itu adalah Pak Gharvi.
KAMU SEDANG MEMBACA
(In)credible Marriage
RomanceGenre: Romance Comedy. Prinsipku itu menikah sekali dalam seumur hidup, tapi bagaimana dengan pernikahanku yang terjadi karena kesalahpahaman? Di sini aku dinikahi oleh Dosenku sendiri yang sifatnya super kaku dan juga menyebalkan. Entah terjebak...