Jangan lupa tulis komentar di setiap paragraf dan nanti taburi 1 bintang
Happy Reading❤
____________________Bagian 05.
"Sorry, gue itu sering ceritain lo ke Gian, sahabat kecil gue."
"Kirain sahabat kamu cuma aku doang sama Arkan."
Pasalnya Ruda gak pernah cerita kalau punya sahabat selain aku dan Arkan. Sebenarnya aku memiliki sahabat lagi di Jakarta. Namanya Arkan, namun dia kuliah di luar negeri.
Ruda menggeleng, "Nggak, dia itu cuma beda sekolah waktu SMA, jadi lo gak kenal. Awalnya kita emang sahabatan bertiga. Gue, Gian sama si Arkan."
"Gila, dari dulu gue pingin ketemu sama si Lulur, tapi lo malah banyak alesan, si Arkan juga sama lagi, malah diem gak cerita apa-apa."
"Maaf, gue gak sempet cerita, sih." Aku memberenggut, bibirku mengerucut sebal.
Ruda mengusap kepalaku, "Jangan marah. Lo tambah jelek kalo cemberut."
Terdengar suara kekehan dari Ruda dan juga Gian.
"Kata siapa Lulur kalo cemberut makin jelek? Kalo menurut gue dia tambah gemesin," bela Gian kepadaku.
Bibirku melengkung tersenyum penuh kemenangan, lalu ber-tos ria dengan Gian. Begitu gampangnya aku akrab dengannya walau bertemu belum satu jam.
"Iya, sampe jadi pingin nampol bibirnya pake bibir lagi," canda Ruda tanpa melihat ke arahku, ia lebih memilih fokus pada makanan.
Aku mencubit pelan lengannya, dia meringis kesakitan dan Gian tertawa terbahah-bahak.
Sialan, maksudnya apaan?
"Khem."
Terdengar suara deheman dari seseorang, tunggu? Aku merasa kenal dengan suara ini.
"Bibir siapa yang ditampol?" sontak aku dan Ruda menoleh ke arah belakang, ternyata itu Pak Gharvi.
Posisiku dan Ruda tepat membelakangi Pak Gharvi, sedangkan Gian berada di depanku dan Ruda.
Ruda terlihat gelagapan, ia langsung berdiri diikuti olehku, sedangkan Gian malah santuy sembari meminum jus.
"Kenapa, ya, Pak?" tanyaku keheranan.
Pak Gharvi memilih diam seraya menatapku tanpa ekspresi, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Ruda.
Ruda yang ditatap oleh Pak Gharvi langsung menggaruk tengkuknya.
"Kenapa, Pak?" tanya Ruda dan Pak Gharvi menatap Ruda dengan tatapan tajam.
"Bapak sejak kapan berdiri di belakang kami?" tanyaku penasaran, perasaan tadi aku lihat Pak Gharvi lagi duduk sama dosen lain.
"Sejak cowok gak tahu norma ini bilang tentang nampol bibir pakai bibir," ucap Pak Gharvi dengan angkuhnya. Kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana.
![](https://img.wattpad.com/cover/187448346-288-k344566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(In)credible Marriage
RomanceGenre: Romance Comedy. Prinsipku itu menikah sekali dalam seumur hidup, tapi bagaimana dengan pernikahanku yang terjadi karena kesalahpahaman? Di sini aku dinikahi oleh Dosenku sendiri yang sifatnya super kaku dan juga menyebalkan. Entah terjebak...