"Hidup yang peranin adalah diri Lo sendiri bukan orang lain"
- ShelaKetika ingin kembali ke kelas dari mengambil beberapa buku di perpustakaan, Shela berpapasan dengan Nayla. Shela hanya diam menatapnya sambil berbicara dalam hati, "Kalau setiap jalan di sekolah pasti ketemu sosok yang tidak diinginkan, gue gak bakal keluyuran lagi kalau gini."
Nayla menatap sinis sambil menyimpangkan tangannya. Mereka berdua bertatapan layaknya kucing ingin memangsa seekor tikus. Pembicaraan di buka oleh Nayla, karena ia yang menghentikan langkah Shela tanpa alasan.
"Gue kasih lo kesempatan deh, biar gue gak ganggu lo lagi," ucap Nayla.
"Maksud lo?" Tanya Shela.
"Lo harus mau comblangin gue sama Rayn," jawab Nayla yang sudah hilang akal supaya bisa menjalin hubungan lagi dengan Rayn.
Mendengar jawaban Nayla, seketika Shela tertawa dan membuat Nayla bingung. Shela menghela napasnya kasar untuk berhenti tertawa. "Sampai segininya mau balikan sama Rayn. Mau gak mau gue bilang Lo itu cantik. Masih banyak cowok di luaran sana bukan cuma Rayn. Usaha nyari kek malah minta comblangin," jelas Shela.
"Coba Lo ikuti apa yang Lo bilang, emang bisa? Perasaan gak semudah itu berpindah hati, butuh waktu lama bahkan belum tentu hilang bertahun-tahun pun," ujar Nayla.
"Gak punya cermin?" Timpal Shela sambil menarik sudut bibirnya menyindir, berlalu melewati Nayla untuk kembali ke kelas daripada menanggapi orang yang pengganggu. Nayla sangat kesal, ekspresi Nayla seperti ingin sekali mencekik Shela.
"Liat aja gue bakal bikin Lo nangis karena ulah gue," gumamnya.
🌻
Jam istirahat pun selesai saat kelas XI IPA 2 berganti seragam olahraga. Ini pelajaran olahraga terakhir karena Minggu depan sudah mulai Penilaian Akhir Semester. Selesai berganti pakaian dari kamar ganti, Clara langsung menarik Shela agar cepat ke lapangan, karena semua siswa sudah berkumpul.
Ketika mereka berdua datang semua langsung menyoroti mereka, dengan wajah berbeda-beda. Clara langsung berbisik ke Shela, karena malu. "Lo sih di kamar mandi nyuci baju."
"Gue bukan nyuci baju, tapi shopping," timpal Shela.
"Bagus-bagus gak bajunya, gue lagi nyari sweter nih," bisik Clara.
"Kalian ini malah ghibah disitu, cepat kesini pelajaran bapak mau mulai," marah Pak Ari, Shela dan Clara langsung bergabung ditengah lapangan dengan yang lain.
Tidak tahu kenapa mata Shela langsung menatap Rayn yang juga melihat Shela ketika sampai di lapangan, tetapi langsung Shela alihkan. Hal ini membuat Shela merasa terganggu, di satu sisi Shela sudah punya pacar Vino yang dimana itu kakaknya Rayn.
Selesai pelajaran olahraga mereka berganti baju terlebih dahulu di toilet lalu kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran berikutnya. Sebelum ke kelas Shela mampir ke kantin untuk membeli air mineral karena sudah habis, olahraga tadi cukup menguras tenaga Shela. Shela berjalan sendirian menuju kantin karena Clara sudah tidak kuat berjalan terlalu jauh ke kantin.
"Bu, beli air mineralnya satu," pinta Shela sambil memberi uangnya kepada Bu Tini.
Ketika Shela membalikkan badan ternyata ada Rayn yang berdiri tegak dengan mata tajam. Tanpa ingin berurusan dengan Rayn, Shela langsung ingin pergi lewat sisi kanan tanpa mengucap satu kata pun, tetapi Rayn menghadang dengan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayn
Teen Fiction"Awas aja jatuh cinta sama gue, " ucap Rayn. "Gak akan!" jawab Shela. Siapa yang tidak mengenal Rayn Elgio Altezza, siswa yang sudah mencuri perhatian satu sekolah. Tidak banyak bicara, humoris, jago main gitar, plusnya bisa membuat hati perempuan...