Bolos (21)

545 48 5
                                    

Shela berjalan melewati koridor berjalan dengan kaki yang masih sakit. Alasan Shela tetap masuk, supaya tidak ada satu point pun yang menghiasi catatan semasa sekolah di SMA Jaya. Rambut yang terurai sepundak menjadi mahkota kecantikannya pagi ini.

Saat memasuki kelas hanya sebagian orang yang hadir padahal bel masuk akan berbunyi. Semua berwajah lesu begitu juga Shela kurang tidur setelah pulang kemah. Hanya orang-orang peduli tentang absen yang masuk sekolah hari ini.

Shela duduk sendiri karena Clara tidak masuk dengan 1000 alasan. Pelajaran juga begitu membosankan, sepi tidak bising seperti biasannya. Rayn pikir-pikir kalau banyak yang tidak masuk sekolah berarti kesempatan mencari tahu tentang tulisan itu semakin sedikit.

Pergantian jam menjadi kesempatan Rayn untuk melihat buku tulis yang berada dikelas. Satu persatu buku ia buka hingga teman sekelasnya bingung akan kelakuannya. Sampai lah di buku tulis Putri, mulai mengembangkan senyum bahagia di wajahnya ketika Rayn tiba-tiba di depan matanya.

"Ngapain? " tanya Putri.

"Pinjem buku tulis lo, " pinta Rayn.

Putri memberikannya, ia mulai berimajinasi hanya karena itu.
"Apa Rayn bakal nulis sesuatu? " batinnya sambil senyum-senyum melihat wajah Rayn yang mencocokkan tulisan Putri di kertas.

Rayn mengembalikan buku tulis Putri ke tempat semula. "Shel, " panggil Rayn dari meja Putri. Shela yang berjarak satu meja langsung beranjak dari tempay duduknya dan menghampiri Rayn.

"Kenapa? " tanya Shela. Wajah Putri langsung berubah kesal saat Shela datang.

"Tulisannya dia, " gumam Rayn menunjukan kertasnya.

"Jadi lo yang bikin gue tersesat, " ucap Shela.

"Fitnah lebih kejam dari pembunuhan," timpal Putri beranjak dari duduknya.

"Gak bisa dibilang fitnah, karena itu faktanya, " balas Shela.

"Tulisan lo beneran persis disini. Gue salah apa sih sama lo! " seru Shela hingga semua yang berada di kelas menyorot mereka.

"Salah lo! udah ngerebut Rayn dari gue. "

Shela tersenyum meremehkan.

"Rayn, emang kita ini pernah cinta segitiga sama dia? " tanya Shela menyindir. Rayn mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban.

"Gue yang selalu deketin Rayn, tapi malah lo tiba-tiba jadi pacar Rayn. Udah selesai sama Nayla muncul lo," cerocos Putri.

"Jadi ... Intinya disini cuma lo doang yang suka. Banyak kok yang suka Rayn, tapi gak segitu payahnya nyelakain ceweknya, " balas Shela.

"Ih brisik. " Putri langsung menyingkirkan badan Shela hingga terdorong kesamping dan pergi meninggalkan kelas.

"Hebat," puji Rayn yang sejak tadi hanya diam melihat perdebatan mereka berdua.

"Makasih," timpal Shela bangga.

Rayn kembali ke mejanya mengambil tas dan membawanya di pundak kanannya. Sejak tadi guru juga belum masuk karena ada rapat dadakan. Saat sampai dipintu kelas Shela memanggil Rayn.

"Lo mau kemana? " tanya Shela.

"Pulang. "

"Gue ikut. Sekali-kali pengen ngerasain bolos, " ucap Shela, Rayn mengabaikannya sebagai pertanda terserah. Shela langsung lari mengambil tasnya agar tidak ditinggal Rayn.

Akhirnya Shela bisa menjajarkan langkah Rayn. Mereka berdua menuju pintu belakang melewati kantin agar tidak ketahuan oleh guru. Rayn yang berjalan tanpa ada rasa khawatir, sedangkan Shela terus dibelakang memegang tas Rayn sambil menengok kanan kiri. Langkah Rayn tiba-tiba berhenti sehingga dahi Shela menabrak tasnya.

Rayn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang