"Gue gak suka cewek ribet!"
-Rayn
☢️
Tino dan Mila datang mencari tempat dimana Rayn berada, mereka berdua datang bersamaan, karena Tino yang meminta untuk menjemput Mila. Akhirnya Tino melihat Rayn yang sedang duduk di kursi panjang putih sambil memperhatikan sesuatu dari arah kanan. Mereka berdua menghampiri tempat dimana Rayn duduk.
"Shela belum dateng?" tanya Tino tiba-tiba, seketika pandangan ke arah Shela langsung Rayn urungkan.
Hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.
"Berarti dia udah dateng? "
"Banyak nanya,mulai aja sekarang!" suruh Rayn, lalu bangkit dari tempat duduknya.
"iya bos."
Dari jauh Shela melihat Tino dan Mila sudah datang lalu ia pergi pamit ke ibu dari anak itu. Shela berlari menghampiri mereka bertiga.
"Kalian lama banget datengnya!" ucap Shela.
"Lah bukannya lo baru dateng?" tanya Mila.
"Nanti, tanya jawab!" potong Rayn untuk tidak memperpanjang.
Mereka berempat mencari objek ataupun keadaan di sekitar taman untuk membuat laporan. Shela bersama Mila mencatat hal-hal penting, Rayn mengambil foto objek, dan Tino mencari objek. Pukul 4 sore mereka menyelesaikan semuanya sehingga tinggal menyalin di laptop.
Tino dan Mila sudah pulang duluan bersama, karena yang jemput juga Tino pulang pun harus nebeng Tino. Sekarang tinggal Shela menunggu taksi lewat sebab tidak ada yang menjemputnya, ponsel baterainya habis, jadi tidak bisa pesan ojek online. Shela terus berjalan di pinggir taman, tetap saja ia tidak menemukan taksi.
"Taksi gak ada yang cari uang apa? " keluh Shela sambil mondar - mandir terlalu jauh berjalan.
"Pulangnya gimana coba, haaa ... mama," rengek Shela sendirian.
"Gue anter pulang," pinta Rayn yang menaiki motor.
"Lo sakit? tumben baik," tanya Shela sambil mengangkat alisnya.
"Gue baik sejak embrio," ucap Rayn.
"Bukan baik, tapi jomblo sejak embrio," ejek Shela diakhiri dengan tertawa.
Rayn menyalakan gas motornya sedikit.
"Heh stop, dasar tukang ngambek," gumam Shela sambil berjalan mendekati motor Rayn dan menaikinya.
Di perjalanan mereka hanya diam,selain Shela yang memberi arahan dimana rumahnya. Sesekali tanpa Shela sadari Rayn melihat kaca spion,untuk melihat motor belakangnya. Motor Rayn berhenti di latar yang sepi bahkan tidak ada orang sama sekali. Shela tahu tempat ini, ia pernah melewatinya sekali saat siang untuk bersepeda. Tetapi saat malam kenapa sepi, membuat pikiran Shela terbang kemana-mana.
"Kok berhenti, rumah gue masih lurus, lo mau ngapain gue! gue bisa teriak ," curiga Shela sambil memeluk dirinya sendiri.
"Stress," timpal Rayn lalu berjalan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayn
Teen Fiction"Awas aja jatuh cinta sama gue, " ucap Rayn. "Gak akan!" jawab Shela. Siapa yang tidak mengenal Rayn Elgio Altezza, siswa yang sudah mencuri perhatian satu sekolah. Tidak banyak bicara, humoris, jago main gitar, plusnya bisa membuat hati perempuan...