Seperti biasa, Senin adalah hari yang menyebalkan, bagaimana tidak berada di zona nyaman pada hari minggu tiba-tiba di minta keluar dari zona itu. Sarapan pagi yang selalu dilakukan hanya tiga orang. Kedua orang tua mereka sudah kembali bekerja seperti sedia kala. Tidak ada waktu lagi untuk sekedar menyapa ataupun berbicara.
Mereka bertiga sudah terbiasa akan hal itu, jadi ada atau tidak adanya mereka juga dianggap tetap tidak ada. Sarapan roti dan susu adalah kesukaan Aldo, jika tidak ada keduanya ia tidak akan sarapan. Berbeda dengan Rayn dan Vino lebih menyukai nasgor untuk menambah energi di pagi hari menurut mereka berdua.
"Kenalin pacar lo lah, " ucap Rayn membuka topik pembicaraan.
"Minggu depan gue aja ke sini," gumam Vino.
"Kak Shela bakal di ajak kesini, jangan pas ada mama atau papa. Nanti kasihan di interogasi," sahut Aldo.
"Tenang aja besok minggu mereka berdua keluar kota buat reuniannya papa, " ujar Vino.
"Baguslah, " timpal Aldo.
"Temen gue juga ada yang namanya Shela, tapi orangnya aneh, nyebalin. Gak mungkinlah dia tipe lo, " ucap Rayn.
"Emang nama Shela cuma satu, " sahut Aldo.
"Aku berangkat, Bi, " pamit Rayn yang sudah rapi memakai seragam sekolah begitu juga Aldo, sedangkan Vino masih memakai baju polos hitam dengan celana pendek.
"CEPET! LAMA GUE TINGGAL," teriak Rayn ke Aldo yang belum mengikutinya dari belakang, ketika sudah sampai di motornya sambil memakai helm.
Aldo yang langsung terburu-buru menghabiskan susu putihnya. " Bi, berangkat, " pamit Aldo.
"Iya, Den, " jawab Bi Inem.
Membawa tas dengan satu punggung sambil membawa helm dengan berlari ke motor Rayn.
"Lelet," timpal Rayn.
"Abang kebiasaan tiba-tiba langsung pergi, makanan gue kan belum habis, " kesal Aldo.
"Curhat. Ke Mama Dedeh sono, buruan naik! " balas Rayn. Dengan wajah kesal Aldo menaiki motor Rayn.
🌻
"SERIOUSLY ? " tanya Clara keras hingga membuat satu kelas mendengar dan menyoroti Clara dan Shela.
"Jangan keras-keras kek, " ingat Shela.
"Ya sorry keceplosan, " gumam Clara. "Tapi, emang beneran sekarang lo pacaran sama Vino, " lanjutnya antusias.
"Kapan gue bohong, " timpal Shela.
"Kemarin, katanya lo mau ke toilet, tapi malah ke kantin, " ujar Clara.
"Hih gitu aja di bicarain."
"Gimana nembaknya? " tanya Clara.
"Siapa yang di tembak? " sahut Alden tiba-tiba.
Mata Shela dan Clara langsung bertemu menandakan mereka berdua berpikir untuk ngeles
"Pergi sana, ganggu! " seru Clara sambil mendorong badan Alden yang berada di samping Clara.
"Lo juga bikin status dua puluh dua terus pake love. Lo di tembak kan kemarin, " tebak Alden.
"Mati dong gue, " balas Shela.
"Jujur aja, " ancam Alden.
"Apaan sih lo gak jelas, " kesal Shela.
Rayn yang baru masuk kelas langsung melihat pertengkaran Alden dan Shela. Rayn menarik seragam belakang Alden, membawa Alden ke meja mereka.
"Kayak kucing aja gue, njir," ucap Alden berbalik ke arah Rayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayn
Teen Fiction"Awas aja jatuh cinta sama gue, " ucap Rayn. "Gak akan!" jawab Shela. Siapa yang tidak mengenal Rayn Elgio Altezza, siswa yang sudah mencuri perhatian satu sekolah. Tidak banyak bicara, humoris, jago main gitar, plusnya bisa membuat hati perempuan...