Backstreet (28)

546 38 7
                                    

"Terkadang hati memang selalu bercanda soal perasaan"
- Shela

Setelah menjalin hubungan dengan Vino, Shela selalu mengirimkan pesan entah menanyakan bagaimana kuliahnya dan lainnya. Begitu juga Vino menanyakan bagaimana sekolah Shela dan terkadang membantu mengerjakan tugasnya. Sudah tiga hari mereka berdua mempunyai status lebih dari teman. Shela menyetujui ajakan Vino minggu besok untuk ke rumahnya.

Hanya Clara yang tahu hubungan mereka berdua. Shela tidak menggumbarnya, karena takut jika Salsa tahu. Sebenarnya masih ada rasa tidak enakan jika nanti bertemu Salsa. Mungkin Salsa mengganggap Shela sebagai pembohong.

Istirahat kedua cukup lama, karena sholat dzuhur sedangkan Shela sedang halangan. Ia duduk di taman sendiri sambil memikirkan bagaimana hubungannya dengan Vino tentang Salsa. Ada rasa penyesalan sedikit ketika menerima untuk jadi pacar Vino.

"Kenapa giniii ... Seharusnya gue seneng. Huwaa ... Gue harus ottoke, " rengek Shela.

"Lo harus nikmatin setiap momen, " ucap Jordi tiba-tiba langsung duduk di samping Shela.

Shela meniliriknya bingung. " Gak nyambung!" timpal Shela.

"Sambungin lah, " balas Jordi.

"Sudah tidak bisa, kayak paralon yang patah gak bisa di sambung, udah patah patah, " kesal Shela.

Jordi tersenyum kecil. "Bisa. Pake plesteran, " timpal Jordi.

"Tapi, nanti bakal bocor lama kelamaan." ujar Shela.

Mereka berdua mendadak diam, Shela yang melihat ke atas langit sambil memejamkan mata untuk menyerahkan masalahnya, tetapi tetap saja tidak bisa masalah terbang.
Jordi menatap Shela sekilas, bagaimana bisa Rayn mendapatkan pacar yang seperti Shela walaupun ternyata hanya bohongan. Hanya Shela yang tidak jaim saat bertemu Jordi, sifat yang memang dari diri Shela sendiri bukan di buat-buat.

"Sekarang jam berapa? " tanya Shela, karena sudah lama berada di taman ini.

Jordi melihat jam yang berada di tangannya. "Setengah satu, " jawab Jordi.

"HAH! udah masuk dong. Belnya pasti rusak deh, " panik Shela, langsung beranjak dari kursinya.

"Gue duluan," pamit Shela langsung lari dengan cepat.

Jordi hanya duduk santai tidak seperti Shela, karena memang ia berniat untuk membolos.

                              🌻

Rayn selalu di lihat kagum oleh para siswi-siswi yang melewatinya, menunggu di atas motor sambil memainkan benda persegi panjangnya. Sebenarnya Rayn ingin cepat pulang dari sekolahan ini, ia benar-benar tidak nyaman di lihat oleh setiap orang. Apalagi jam-jam murid pulang sekolah.

Dengan tidak melepas helmnya bisa tidak ada yang melihatnya, tetapi tetap saja aura ketampanan Rayn masih terlihat.

"Sorry nunggu lama ya? Gue harus ke ruang guru dulu buat ngurus buku,absen,se-" cerocos Salsa terpotong.

"Buruan naik! " seru Rayn.

"Lo marah ya? " tanya Salsa merasa bersalah. Rayn menatap Salsa dengan penuh kekesalan.

"Iya iya gue naik nih, " pasrah Salsa.

Sesampainya rumah Rayn, Salsa di minta untuk berjalan kaki ke rumahnya. Memang begitu, Rayn tidak suka harus bolak balik toh rumah Salsa juga dekat.

"Makasih Rayn ganteng, " ucap Salsa.

"Ini terakhir gue jemput lo ke sekolahan, " ujar Rayn

"Iya deh iya, tapi gak janji." Rayn mengabaikannya lalu turun dari motor berjalan masuk ke rumahnya.
"Rayn," panggil Salsa sehingga Rayn menghentikan langkahnya.

Rayn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang