Keberanian (18)

621 45 7
                                    

"Gue suka sama lo,"
-Salsa

🌻

Malampun tiba semua murid diminta berkumpul sesuai kelas lalu akan dibagikan kelompok sesuai urutan absen untuk jurit malam. Setelah sudah dibagi oleh pembina dengan urutan absen semua kelompok diharap membawa senter dan peta agar tidak tersesat. Kelompok ini tidak sesuai regu supaya ada laki-laki dan perempuan untuk saling menjaga jadi pembina putuskan urut absen.

Salah satu kelompok mencari warna untuk regunya dengan sebanyak-banyaknya supaya menang sedangkan kelompok yang pertama datang itu akan diberi hadiah rahasia. Benar saja Shela satu kelompok dengan Rayn, Putri, dan Tino. Semua kelompok mulai berjalan dengan gelap gulita hanya disinari terang rebulan. Menggunakan bantuan peta jalan dan senter adalah suatu hal yang menyusahkan lebih baik tidak jurit malam saja.

Beberapa meter memasuki hutan Rayn sudah mendapatkan 4 bendera biru sedangkan Shela 1 bendera kuning untuk regu masing-masing. Tino dan Putri belum mendapatkannya. Selama perjalanan Shela selalu mendekat dengan Putri karena takut tersesat. Rayn dan Tino mengapit mereka berdua. Saat posisi Shela di samping Rayn kemudian Putri memisahkan mereka berdua tanpa alasan yang jelas membuat mereka bertiga kebingungan.

"Gue nyari sebelah kiri siapa tahu ada benderanya," ucap Putri menjawab kebingungan mereka.

Mereka berempat mencari jalan pulang ke tenda karena masimal bendera yang di dapat 5. Sejak tadi awal berangkat Shela sangat ketakutan tentang gelapnya hutan. Ia selalu mengandeng tangan Tino karena yang berada disampingnya.

"Shel, nanti Mila cemburu lo yang tanggung jawab," ucap Tino.

"Iya ih," timpal Shela.

Putri yang juga melakukan hal yang sama seperti Shela membuat Rayn risih. Rayn selalu melepas pegangan tangan Putri padahal ia tidak takut sama sekali.

"Gue juga takut Rayn," ujar Putri memelas.

Rayn melepas pegangan tangan Shela dari Tino lalu ia mendekatkan badan Shela disampingnya dan merangkulnya dari belakang.

"Nanti dia cemburu, lo mau tanggung jawab," ucap Rayn ke Putri yang mukanya terlihat kesal melihat kedekatan Rayn dan Shela.

"Bisa lepas gak," bisik Shela kemudian Rayn melepas dekapannya.

Rayn dan Tino memandu perjalanan untuk bisa kembali ke tenda. Ketika Shela berjalan dengan sengaja Putri menyandung. Hingga badan Shela tersungkur ke tanah. "Aduh ..." rengek Shela sambil membersihkan telapak tangannya.

"Maaf, gue gak sengaja," ucap Putri.

Shela mencoba berdiri tetapi kakinya terlalu sakit sehingga ketika mencoba berdiri ia jatuh lagi. Melihat itu Rayn langsung berjongkok didepan Shela.

"Ngapain? Lo mau gue tendang? " polos Shela.

"Jangan bego sekarang. Naik," pinta Rayn.

"Ogah, malu"

Melihat Putri dan Tino hanya melamun Rayn menyuruh mereka untuk kembali ke tenda terlebih dahulu. Pastinya juga tidak menang jurit malam.

"Gue gak maksa kalo mau tidur disini" gumam Rayn.

"isshh ... Iya iya" Shela menaiki punggung Rayn dengan kaki sedikit pincang.

Mereka berempat kembali paling akhir karena terlalu banyak drama saat perjalanan. Apalagi Tino yang harus duduk santai terlebih dahulu dengan alibi lelah. Tibalah acara api unggung dengan di isi berbagai kemeriahan. Rayn beranjak dari duduknya untuk mencari kesunyian sebentar. Shela yang sejak tadi tidak tahan buang air langsung memanggil Rayn yang akan pergi hanya berjarak tiga orang  untuk memanggilnya jadi tidak terlalu keras.

Rayn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang