"Gelapnya malam mengajarkan kita bahwa sesuatu yang buruk pasti ada hikmahnya. Kamu bisa melihat bulan dan bintang yang indah karena adanya malam. Mereka bertiga saling melengkapi untuk menerangi.
🌻
Shela datang ke tempat yang Clara ucapkan tadi karena Rayn memanggilnya. Janji sebulan itu belum selesai tinggal 5 hari lagi, jadi Shela harus menuruti permintaan Rayn. Ketika sampai di pinggir sungai Shela tidak melihat adanya Rayn ataupun seseorang. Shela menunggu sambil duduk dibebatuan besar pinggir sungai.
Melihat ada sebuah tanda panah yang mengarah ke tengah hutan dan juga ada tulisan. "Lo ikutin arahan panahnya." - Rayn.
"Kecoa gabut banget," gumam Shela.
Shela mengikutinya sampai ke tengah hutan, ketika merasa sudah begitu jauh. Tidak berjumpa dengan Rayn juga, Shela menghentikan langkahnya. Berbalik kembali mengikuti arahan panah tadi yang ditempel dibatang pohon, tiba-tiba hilang ketika tiga tempelan. Shela mulai bingung arah kemana ia harus kembali ke tenda karena sudah terlalu jauh masuk ke hutan.
Mencari jalan keluar dari hutan dengan bersungguh-sungguh, tetapi Shela merasa ia hanya berputar. Tempatnya selalu sama saat ia mencari jalan keluar. Hari sudah menjelang sore, Shela masih ditempat yang sama. Ia mulai sedikit ketakutan disaat gelapnya langit datang.
"ADA ORANG GAK, TOLONGIN GUE DONG, " teriak Shela mencari pertolongan, tetapi tidak ada respon sama sekali.
Shela mulai menangis ketakutan dikegelapan malam. Terlalu gelap Shela duduk bersandar dibawah pohon yang tinggi dan melipat kedua kakinya menyembunyikan wajahnya karena ketakutan.
"Bunda ... Shela takut," gumam Shela kedinginan.
🌻🌻🌻
Clara merasa khawatir sejak tadi Shela belum juga kembali. Mencari dipenjuru area tenda juga tidak menemukannya. Sekarang yang Clara cari adalah Rayn karena terakhir kali Shela bertemu Rayn. Dari kejauhan Clara melihat Rayn yang sedang berjalan santai menikmati dinginnya malam sambil memasukan kedua tangannya ke saku jaket. Lalu Clara menghampirinya dengan sedikit berlari.
"Rayn. Lo tahu Shela dimana? " tanya Clara.
"Emang gue bodyguardnya," timpal Rayn.
"Lo kan tadi minta Shela ketemuan," ucap Clara.
"Gue gak minta ketemuan," bingung Rayn.
"Tapi Nayla bilang ..." Clara melupakan sesuatu tentang Nayla. "Bego, kenapa gue ngikutin permintaan Nayla," ucap Clara sambil menepuk dahinya.
Rayn yang tadinya santai langsung berubah khawatir. "Dimana ketemuannya," tanya Rayn.
"Dipinggir sungai. Lo cari kesana, gue bakal cari kesana," ucap Clara sambil menujukan arahnya.
Rayn bergegas menuju pinggir sungai menggunakan senter yang berada ditangannya. Sesampai disana Rayn tidak menemukan satu orangpun hanya terdengar suara air sungai yang mengalir.
"SHEL ... SHELA ..." teriak Rayn. tidak ada respon sama sekali, Rayn mulai memasuki hutan. Hanya dibantu senter Rayn memasuki wilayah hutan sambil memanggil nama yang ia cari berulang kali.
Dari kejauhan Rayn melihat seseorang yang menyembunyikan wajahnya sambil menangis. Pertama mendengar tangisan, Rayn kira itu hantu ternyata ketika mengarahkan senternya dibawah pohon adalah manusia.
Rayn akhirnya menyadari siala yang ia sorot menggunakan senter. Shela yang terus bergumam ketakutan sambil memanggil ayahnya.
"Bikin film bilang kek, biar gue gak susah-susah waktu nyariin lo ditengah hutan. " Ucap Rayn nyeleneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayn
Teen Fiction"Awas aja jatuh cinta sama gue, " ucap Rayn. "Gak akan!" jawab Shela. Siapa yang tidak mengenal Rayn Elgio Altezza, siswa yang sudah mencuri perhatian satu sekolah. Tidak banyak bicara, humoris, jago main gitar, plusnya bisa membuat hati perempuan...