"Jika dalam cinta menyatakannya tidak ada penolakan, mungkin sekarang sudah tidak ada lagi perasaan orang yang terluka mencintai dalam diam"
-Shela
🌻
Sehabis mandi Rayn membawa tas gunungnya ke ruang tamu agar nanti saat berangkat tidak terburu-buru. Ia mulai berganti baju bebas dengan hoddie abu-abu. Jam dinding dirumahnya masih menunjukan angka 05.00 jadi Rayn bisa sarapan dengan tenang. Bi Inem rela bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan untuk Rayn karena biasanya satu keluarga sarapan sekitar pukul enam. Semua barang yang akan dibawa untuk kemah juga sudah disiapkan Bi Inem tadi malam. Vino yang baru datang untuk sarapan dan pastinya belum mandi karena masuk kuliah siang.
"Ngapain ikut mending rebahan dirumah gulung-gulung" ucap Vino sambil mengambil nasi.
"Jadi telur gulung gue," balas Rayn.
"Kagak usah ikut. Pulang dari sana lo ngeluh capek."
"Adik lo yang paling ganteng ini gak pernah ada kata capek," timpal Rayn.
"Awas lo besok," ancam Vino.
Rena yang baru bangun dari tidurnya langsung menuju ke tempat makan untuk mengambil minum. Rena melihat putra keduanya sudah berpakaian rapi.
"Kamu gak bangunin mama, kalau berangkat? " ujar Rena menyindir.
Rayn langsung beranjak dari tempat duduknya. "Rayn kamu anggep mama apa! " seru Rena.
"Mama nganggep aku apa?" tanya balik Rayn.
"Anak mamalah."
"Ohh di KK doang," balas Rayn membuat hati Rena seperti ditusuk sesuatu yang tajam tapi bukan pisau. Vino hanya menikmati makanannya saja karna ia tahu Rayn jika bertemu ibunya itu. "Bi ... RAYN BERANGKAT," teriak Rayn dari ruang tamu menggendong tasnya. "Iya den, hati-hati," ucap Bi Inem yang menemui Rayn dengan berjalan cepat dari dapur hanya untuk melihat kepergian Rayn.
Rena hanya diam melihat punggung Rayn yang menghilang dari balik pintu. Setelah kepergian Rayn Rena langsung kembali ke kamarnya. Ia mulai meneteskan air dari matanya. Membayangkan kesalahannya karena tidak bisa menjadi orang tua seperti biasanya. Mendidiknya dengan penuh kasih sayang bukan mendidiknya hanya dengan uang. Sejak kecil mereka bertiga tidak pernah ada kasih sayang dari Rena maupun Leo selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Leopun juga sama, gila pekerjaan.
🌻🌻🌻
Tas yang akan dibawa Shela sudah rapi di dekat lemari. Masalahnya Shela belum bangun juga dari tidur nya padahal sudah pukul 06.20. Dita sudah membangunkannya sejak jam 5 pagi tadi ia kira Shela sudah bangun dan mandi ternyata saat ia bangkit dari kasur Shela merobohkan badannya lagi. Dita kembali ke kamar Shela dan melihat Shela masih terbaring ditempat tidur dengan tengkurap.
"SHELA NANTI KAMU KETINGGALAN BUS ... " teriak Dita membuat Shela kelagapan.
"Jam berapa bun, haduh ketinggalan" ucap Shela panik mengambil handuknya. "Bunda gak bangunin aku," kesal Shela langsung masuk ke kamar mandi di kamarnya.
Dita hanya menghembuskan napas pajang sambil menggelengkan kepalanya. Agar tidak terlalu terlambat Dita membawakan tasnya ke kedepan. Beberapa menit kemudian Shela memakai baju yang ia siapkan tadi malam dilemari. Dita yang akan mengatar Shela menggunakan mobil. Menancapkan gas dengan kecepatan di atas rata-rata Bunda Shela ini memang pintar mengendarai mobil.
🌻🌻🌻
Alden yang baru masuk bus langsung duduk disamping Rayn. Melihat Alden disampingnya Rayn langsung menatapnya dengan tatapan tajam. Alden bingung kenapa Rayn menatapnya begitu memang ia punya salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayn
Teen Fiction"Awas aja jatuh cinta sama gue, " ucap Rayn. "Gak akan!" jawab Shela. Siapa yang tidak mengenal Rayn Elgio Altezza, siswa yang sudah mencuri perhatian satu sekolah. Tidak banyak bicara, humoris, jago main gitar, plusnya bisa membuat hati perempuan...