Malam ini, di Street East tengah diadakan balapan resmi. Geng motor The Tigers juga ikut serta. Beberapa geng motor dari berbagai daerah di Indonesia datang setiap setahun sekali ke jalan tersebut. Dan hari itu, adalah malam ini. The Next King Of The Road akan ditentukan dengan cara balapan seperti itu. Tahun lalu yang mendapat julukan tersebut adalah geng Falcon. Di tahun ini, The Tigers menargetkan julukan itu untuk geng mereka.
Balapan sebentar lagi dimulai. Masing-masing geng masih menuliskan dua perwakilan untuk bertanding. Pertandingan pun akan dibagi menjadi 3 ronde. Dua ronde utama, dan 1 ronde untuk cadangan apabila ada geng motor yang memiliki nilai seri. Tahun lalu, The Tigers kalah di ronde ke-tiga atas Falcon. Tahun ini, mereka harus bisa mengalahkan Falcon hanya dengan dua ronde.
"Kepada seluruh perwakilan dimohon untuk bersiap karena balapan akan segera dimulai dalam 5 menit!" Suara MC dari pengeras suara pun membut masing-masing geng langsung mempersiapkan perwakilan mereka. Di base masing-masing, mereka bersiap dengan harapan yang sama. Yaitu, menang dan merebut gelar The Next King Of The Road.
Di base The Tigers, sedang ramai oleh para anggota dan juga Bintang dkk. Ya, seperti yang dibicarakan sore tadi bahwa Dandelion akan ikut nonton dan mendukung The Tigers. Kali ini, perwakilan dari The Tigers adalah sang ketua, Sandy, dan satu anggota andalan mereka, Reval.
"Kali ini, kita harus bisa kalahin Falcon, biar mereka gak songong. The Next King tahun ini adalah milik kita!" ujar sang ketua.
"The Tigers!" seru Reval.
"Kita satu, tak dapat dipecah, mengaum keras di bumi pertiwi!" jawab yang lainnya. Itulah slogan The Tigers. Mereka satu dan tak akan bisa dipecah belah. Mereka mengaum keras di bumi pertiwi, maksudnya adalah mereka ingin menguasai jalanan agar tak ada lagi penindasan. Seperti halnya yang dilakukan geng motor lain, yang selalu membuat ulah dan merugikan orang lain.
"Go guys, kalian pasti bisa!" ujar Bintang.
"Malam ini milik The Tigers!" seru para member Dandelion. Semangat makin membara di hati The Tigers.
"Untuk seluruh peserta, dimohon ke arena karena balapan akan dimulai!" Suara MC itu membuat para penonton bersorak ria. Mereka menyoraki jagoan masing-masing. Yang paling banyak adalah pendukung Falcon dan The Tigers. Memang, dua geng motor itu adalah musuh bebuyutan. Mereka sering seri dalam setiap pertandingan.
Suara motor-motor peserta balapan terdengar begitu keras dan beruntun. Mereka saling bersahutan, seolah sedang menyalurkan permusuhan. Suara lampu start semakin memecah keramaian. Akhirnya, suara tembakan tanpa peluru pun dilontarkan. Motor para peserta pun melaju kencang bersama pengendaranya. Balapan pun dimulai. Sorakan pun semakin terdengar semangat. Jagoan mereka sedang bertanding untuk merebutkan sebuah gelar.
"Taruhan gak, nih? Antara Sandy dan Reval, mana yang bakal menangin!?" ujar Hilmi dengan semangat.
"Astaghfirullah, Ustadz. Taruhan itu dilarang. Sebagai ustadz, seharusnya kau menentang hal tersebut, bukannya malah mengajak!" ujar Iqbal.
"Eh iya, astaghfirullah. Khilaf ustadz, Nak," ujar Hilmi sambil mengelus dadanya.
"Si Yogi mana elah! Tadi katanya mau jemput ceweknya di luar, sampe sekarang gak balik-balik!" gerutu Bintang.
"Lo kayak gak hafal sikap dia aja. Walaupun udah punya cewek, matanya kagak bisa diem. Jelalatan mulu kalau lihat yang bening. Palingan dia lagi gombalin anak orang, terus ditinggal sama pacarnya. Lalu, terjadilah drama kejar-kejaran antara si playboy dan pacarnya," cibir Iqbal.
"Sok tau!" celetuk seseorang dari arah samping. Saat para member Dandelion itu menoleh, terlihatlah Yogi bersama Arya yang tadi izin ke warung sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story Of BuTa (On Going)
Teen FictionBintang Alaska, kristiani yang juga ketua geng di sekolah. Dandelion. Bukan geng motor, hanya nama untuk sebuah perkumpulan lima pria. Bulan Alycia. Murid baru di SMA Hudara ini adalah muslimah yang berhasil menarik perhatian Bintang. Namun, si musl...