LSoBT ~ 11

302 39 6
                                    

"Islam bukan mengekang, melainkan menjaga."

Bulan Alycia

🕊🕊🕊

Setelah acara semalam yang memakan waktu sampai pukul sepuluh malam, lalu dilanjut bersih-bersih sampai tengah malam, tentu membuat Bulan merasa lelah. Namun, ada rasa senang yang ia dapat, senang karena bisa membuat acara yang juga menyenangkan orang lain.

Kelas XI IPA 3 memang selalu ramai, apalagi jika para member Dandelion ada di dalam. Namun, pagi ini kelas itu terlihat lebih ramai dari sebelumnya. Di barisan depan, menghadap ke seisi kelas, lima member Dandelion sedang berdiri di sana. Bulan pun menatap mereka satu per satu sambil lalu ke bangkunya. Di ujung kiri ada Arya dengan raut datar, di sampingnya ada Bintang dengan senyum manis, lalu ada Hilmi dengan sorban mengalung di leher, lantas ada Iqbal dengan tampang biasa, terakhir ada Yogi dengan senyum genitnya. Bulan masih tak mengerti ada apa sebenarnya.

"Oke, karena semuanya udah berkumpul, maka izinkan gue sebagai ketua kelas untuk menyampaikan kabar. Pensi ulang tahun sekolah yang tadinya akan kita isi dengan drama, dibatalkan." Ucapan Iqbal langsung disusul oleh seruan tak terima. Mereka sudah senang dan menanti hari itu, tapi malah tidak jadi.

"Tenang semua! Tenang!" Semua pun kembali diam, namun masih menatap para member Dandelion dengan kecewa. "Jadi, Fio itu sedang dalam masa perawatan. Dia lagi di rumah sakit karena kecelakaan tadi malam." Pernyataan itu kembali membuat bising kelas. Banyak yang bertanya tentunya, kenapa dan bagaimana penulis mereka bisa kecelakaan. Padahal, sampai kemarin sore, pria itu masih tampak di grup whatsapp kelas.

"Jadi gini, Guys. Semalam, Fio pulang larut, tapi tiba-tiba aja kita dapat kabar kalau dia kecelakaan. Kita dapat info tentang kronologinya. Jadi, motor Fio sempat disabotase waktu dia mampir di minimarket. Remnya blong, makanya dia sampai kecelakaan. Apalagi, dia kalau bawa motor udah kayak setan," jelas Bintang.

"Nah, keadaan Fio cukup parah. Patah tulang di tangan kanan dan kaki kiri. Komplit amat emang!" Betapa laknatnya Yogi yang mengatakan demikian.

"Maka dari itulah, kita nggak jadi buat drama. Nanti, bisa diganti sama perfome nyanyi dan dance aja. Kita buat perpaduan antara Dandelion dan gengnya Andin. So, how about that?"

"Setuju!"

"Baguslah kalau setuju. Kita atas nama Fio meminta maaf karena nggak jadi bikin drama. Sorry, Guys!" Kali ini Hilmi yang bicara.

"Kita boleh jenguk Fio nggak?" Celetukan dari salah satu teman sekelas pun seolah mewakili mereka semua.

"Boleh, tapi jangan langsung satu kelas. Bisa gantian aja. Maksimal enam orang. Atur sendiri aja kelompoknya." Itu suara Arya. Semua murid tercengang. Arya bisa juga bicara panjang begitu. Cakep.

"Beuh, Akang Arya ternyata manusia normal, Cuy!"

"Iya, gue kirain nggak bisa bahasa manusia normal." Tawa pun menggema, bahkan Bulan saja ikut terkekeh.

"Hai, Bulan." Baru saja Bulan duduk dengan kalem, tapi sudah ada yang mengganggu. Siapa lagi kalau bukan Tuan Bintang Alaska. "Pentas nanti, Bulan juga ikutan, ya? Kalau didengar dari irama Bulan ngomong, pasti jago nyanyi juga." Tawaran yang pasti akan ditolak. Seorang Bulan Alycia tidak akan bernyanyi dan mengumbat suara untuk dinikmati sembarang orang.

"Maaf, Bintang, aku nggak bisa." Penolakan itu tak membuat Bintang melunturkan senyumnya.

"Kenapa, sih, Bulan? Apa karena ada gue? Kalau memang kayak gitu, gue mundur aja, deh. Biar Bulan yang tampil, gimana?"

Love Story Of BuTa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang