LSoBT ~ 15

271 42 3
                                    

"Pertemuan yang seolah tanda baik inilah yang membuatku ragu untuk menjauh. Tuhan selalu punya cara untuk mengejutkanku."

Bintang Alaska

🕊🕊🕊

"Raisa, dia kakak kamu. Kamu harus belajar menerima dia di keluarga kita. Nak, setidaknya terima dia demi Mama."

"Enggak, Ma! Sejak awal, hanya aku anak kandung Mama sama papa. Dan, dengan tiba-tiba kayak gini, Bulan mau merebut hak aku? Ini sama sekali nggak adil!"

"Raisa, Mama tau kamu terbiasa menjadi anak tunggal. Tapi, ada hal di masa lalu yang hingga sekarang baru terkuak. Mama sama papa udah melakuian kesalahan di masa lalu, dan sekarang kami ingin menebus kesalahan itu. Bantu kami, Nak, bantu Mama sama Papa kamu menebus dosa kami." Penjelasan, permohonan, permintaan, semua sudah Raisa dengar. Namun, hatinya masih sangat tidak rela dengan kenyataan ini.

"Kesalahan di masa lalu? Kesalahan yang bagaimana, Ma?"

"Kamu mau dengar cerita?" Raisa menganguk, "delapan belas tahun lalu, Mama melahirkan seorang anak perempuan yang cantik. Namun, kakek sama nenek kamu tidak menginginkan bayi perempuan dari kami. Bulan Alycia yang kamu tolak tadi, adalah anak perempuan itu. Mama memberinya nama Alycia Crishtin. Begitu cantik dan cakap. Kami berusaha mempertahankan dia di keluarga kita, meskipun nenek kamu selalu menuntut agar bayi itu dibunuh..."

"... Awalnya, Mama sama Papa masih berani diam. Namun, di usia Alyc yang menginjak dua tahun, kami menyerah. Kami membuangnya di jalanan sepi. Lalu, beberapa saat setelahnya, Mama mengandung lagi. Nenek sama kakek kamu bahagia, berharap anak laki-laki yang akan lahir. Namun, malah perempuan lagi. Mereka marah, dan sangat ingin menyingkirkan kamu juga. Mama sama Papa juga sudah berencana akan membuang kamu, sama seperti Alyc atau yang kamu kenal sebagai Bulan."

"Lalu, kenapa aku masih ada sekarang?" tanya Raisa dengan suara yang parau. Dia tidak percaya jika keluarganya sangat membenci bayi perempuan.

"Nenek dan kakek kamu meninggal saat itu, terkena serangan jantung. Jadi, kamu terselamatkan, Nak. Nasib kamu tidak seperti Alyc yang dibuang. Sejak mereka meninggal, saat itu pula kami mulai mencari keberadaan Alyc. Dan, baru sekarang kami bisa menemukannya. Jadi, kamu bisa memahami posisi kita saat ini, 'kan? Bulan adalah Alyc, kakak kandung kamu, putri sulung Mama dan papa." Cerita begitu panjang dan sedih. Namun, hati Raisa sekeras batu. Dingin seperti es. Dia sama sekali belum bisa menerima kenyataan yang menurutnya buruk ini.

"Kamu mau menerima dia, 'kan, Sayang?" Pertanyaan itu membuat Raisa tersadar. Senyum sinis ia berikan, dan itu membuat Maria terkejut.

"Iya, aku akan terima dia." Maria tersenyum lega, "tapi sebagai anak pungut." Ucapan itu yang membuat Maria berubah ekspresi. Antara sedih, kecewa, dan marah. "Aku mau pulang duluan, naik taksi. Terserah kalau Mama sama papa mau bawa anak pungut itu pulang. Tapi, jangan harap aku bisa terima dia dengan baik."

Raisa beranjak dari sana. Lagi-lagi, teriakan sang mama hanya menjadi teman kepergian Raisa. Di Jalan Edelweiss ini, taksi jarang lewat. Hanya ada pengkolan ojek di ujung. Raisa harus jalan lebih jauh agar bisa sampai di ujung. Bukan untuk mengojek, melainkan mencari taksi. Dia bisa saja meminta Tari atau Fira menjemput. Namun, Raisa tak melakukannya. Jangan sampai anak-anak di Hudara tau kalau Bulan adalah kakaknya. Bisa hancur reputasi Queen of Hudara. Bisa gagal juga rencana pem-bully-annya terhadap Bulan.

🕊🕊🕊

Hari Minggu ini, harusnya Laskar dan dua cucunya pergi ke Gereja. Namun, tiga anggota keluarganya malah dalam kesibukan masing-masing. Ray yang sudah lebih dulu pergi ke kantor karena ada klien dari luar negeri yang mengadakan pertemuan dadakan. Laskar yang berada di di ruang kerja rumah untuk mengerjakan beberapa berkas perusahaannya. Sementara, Bintang baru saja pergi ke rumah Arya. Dia juga berencana akan pergi ke Gereja bersama sahabat karibnya itu. Setidaknya, di dalam keluarga Aryalah ia bisa mendapatkan kehangatan.

Love Story Of BuTa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang