LSoBT ~ 20

273 46 5
                                    

⚠️Tandai typo><

"Ketika kamu memperlakukan seseorang dengan buruk, maka jangan terkejut saat orang lain juga memperlakukanmu dengan buruk."

Love Story of BuTa

🕊🕊🕊

Ruang BK adalah penjara, namun tidak bagi Dandelion dan Raisa. Enam siswa itu sudah sering masuk ke ruangan tersebut. Entah untuk diceramahi, diberikan surat peringatan, surat panggilan orang tua, atau sekadar diberi hukuman dan skors. Terutama Raisa. Queen of Hudara itu lebih sering dipanggil, lalu berakhir penetapan skorsing. Meski begitu, tak ada rasa jerah untuk gadis itu.

Hilmi, Iqbal, dan Yogi juga ikut menyusul setelah tiga teman sekelasnya keluar menuju BK. Namun, tiga pria itu memilih menunggu di luar ruangan. Sedangkan, di dalam sana hanya ada dua pria dan dua wanita yang berhadapan dengan si guru BK. Pak Gilang.

"Keributan di koridor, mengganggu jam pelajaran kelas lain, dan kekerasan terhadap siswi. Saya tidak paham dengan kalian, kecuali Bulan dan Arya, kenapa kalian sangat suka berbuat ulah? Kamu, Arya. Sebelumnya, kamu tidak pernah terlibat dalam masalah seperti ini. Tapi, kenapa kemarin kamu yang malah berbuat kekerasan? Dan, Bulan. Kamu murid pindahan di sini, kenapa bisa terlibat masalah seperti itu?" ujar pak Gilang.

"Masalah itu seharusnya diselesaikan kemarin. Tapi, karena kondisi Bulan tidak memungkinkan, maka hari ini saya ingin mendengar semuanya. Jelaskan alasan dari keributan kemarin! Mulai dari Bulan!"

Bulan mendongak, menatap sang guru dengan ragu. Lantas, ia beralih menatap seseorang di samping kirinya, Raisa. Adiknya itu terlihat sinis padanya. Di samping sang adik, ada Bintang yang tak memberikan ekspresi apa pun. Bahkan, menatapnya pun tidak. Di samping kanan Bulan, ada Arya yang melakukan hal sama seperti Bintang.

"Kemarin, kemarin hanya kesalahpahaman, Pak. Raisa ingin membantu saya merapikan kerudung, tapi Arya datang dan salah paham. Maka dari itu, kekerasan itu terjadi," ujar Bulan dengan sedikit gugup. Berbohong, dia berbohong untuk menutupi kesalahan Raisa.

"Bohong, Pak!" sahut Raisa. Gadis itu lalu menatap sang kakak dengan penuh kelicikan. "Lo berani bohong supaya bisa menutupi kesalahan lo, 'kan? Tapi, gue nggak suka kebohongan lo. Lo itu ular yang bersembunyi di balik kerudung! Dasar munafik!" hardiknya.

"Raisa!" tegur pak Gilang dan Arya bersamaan. Bintang? Pria itu hanya memberikan peringatan lewat tatapan matanya. "Apa maksud kamu dengan mengatakan bahwa Bulan berbohong?"

"Biar saya jelaskan, Pak." Raisa menatap Bintang dengan ragu, melukis wajah semelas mungkin. Bintang yang sadar pun menatapnya balik, memberikan anggukan singkat agar gadis itu mulai bercerita. "Jadi, kemarin itu Bulan, maksud saya Kak Bulan berbuat kasar sama saya, Pak. Dia melempar bola voli ke kepala saya." Bulan langsung menoleh ke adiknya, menatap gadis itu tak percaya. Ingin membantah, namun Raisa kembali melanjutkan ceritanya.

"Setelah itu, dia juga menarik rok seragam saya, Pak. Untung nggak sampai lepas. Nah, di sela dia tarik rok itu, saya coba lepasin diri dengan menarik bagian bawah kerudungnya. Sampai akhirnya, rok saya nggak ditarik lagi. Tapi, di saat itu, Kak Arya datang dan salah paham sama saya. Dia mengira, kalau saya mau melepaskan kerudung Kak Bulan. Maka dari itu, Kak Arya menampar saya, Pak."

"Raisa," lirih Bulan. "Itu tidak benar, Pak. Kejadian yang sebenarnya bukan seperti itu. Iya, memang tadi saya berbohong, tapi yang diceritakan Raisa juga bohong, Pak," ujarnya sembari menatap sang guru. Dua pria di samping mereka pun masih diam.

Love Story Of BuTa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang