LSoBT ~ 28

266 34 26
                                    

Chapter 28 — Kilas Balik Musala

🕊🕊🕊

Arah kehidupan Bintang tidak pernah bisa diduga. Selalu saja ada kelokan yang menjadi kejutan baginya. Pertunangannya dengan Raisa beberapa pekan lalu, menjadi hal paling disesalinya. Jika saja hari itu dia tidak pernah mengikuti perintah Laskar, pasti akan mudah melepas perjodohan itu. Jika saja hari itu dia tidak memakaikan cincin, pasti tidak akan pernah ada kata tunangan untuknya dan Raisa. Tugasnya menjaga Raisa kini dipersulit karena dia yang sudah lulus SMA, sedangkan Raisa masih kelas dua belas.

Janji Bintang yang mengatakan bahwa dia tidak akan memenuhi tugas menjaga Raisa, nyatanya hancur kala kecelakaan beberapa hari lalu menghantam tubuh gadis itu. Namun faktanya, tak ada yanh terlalu serius untuk dikhawatirkan. Sangat tidak masuk akal memang. Jika seseorang terlempar sekian jarak saja karena hantaman truk, bisa jadi orang itu mengalami patah tulang di hampir seluruh bagian tubuh. Atau parahnya, orang itu bisa saja koma atau sampai meninggal dunia. Namun, kenapa Raisa menjadi bukti ketidakwarasan semesta?

Dunia sekejam itu pada Bintang. Setelah meninggalnya papa dan mamanya, Laskar mengambil alih segala kendali. Mulai dari kehidupan kedua cucunya, hingga langkah apa yang mesti diambil Ray untuk perusahaan. Si sulung bodoh itu selalu menuruti apa pun yang Laskar minta dan perintahkan.

Alberto Rayyan, orang paling bodoh yang Bintang kenal. Begitu abai dia pada jalan hidup pilihannya dulu. Sudah pernah Ray katakan ada mendiang kedua orang tuanya, bahwa dia sangat menginginkan status seniman lukisan dalam hidupmya. Namun, semua itu kandas kala Altaf dan Anna mengalami kecelakaan maut. Mimpi Ray harus dikubur sebegitu dalamnya karena dua alasan yang sangat masuk akal, tapi tidak diketahui Bintang.

'Jika perusahaan ini tidak memiliki penerus dengan cepat, maka sia-sia saja usaha papa selama bertahun-tahun ini.' dan 'Kalau Ray tidak menuruti perintah kakek, maka Bintang akan terus menerima tekanan, bahkan akan semakin besar saja tekanan yang diberikan kakek padanya.' Dua alasan itu yang dipegang oleh Ray. Bukannya tidak masuk akal dan terkesan bodoh jika dia menuruti segala yang Laskar inginkan. Karena, ada alasan kuat agar tidak memberatkan sang adik.

Namun nyatanya, beban besar masih dipegang oleh Bintang. Keputusan Ray untuk mengambil alih perusahaan dan menuruti segala keinginan Laskar demi Bintang, justru masih membuat Bintang menjadi yang paling tertekan. Usaha Ray tidak membuahkan hasil. Bintang masih harus menjadi penentu apakah perusahaan keluarga mereka akan terus maju dan berkembang atau jatuh dan bangkrut karena perjodohan. Namun, jika Ray ingin usahanya tidak gagal, maka dia harus memajukan perusahaan itu tanpa mengikutcampurkan koneksi dari Crish.

"Terima kasih atas kesediaan Anda untuk berinvestasi di proyek kami." Sosok yang usianya akan tiga puluh tahun itu tersenyum hangat pada seorang bisnisman berumur. Dia baru saja memaparkan presentasi mengenai proyek perusahaan selanjutnya dan telah mendapatkan investor besar. Proyek yang akan digarap Ray sama sekali belum sampai ke telinga Crish karena memang belum Rau publikasikan. Namun, jika Crish bukanlah orang yang abai, maka kabar ini akan segera sampai padanya meski tanpa Ray publikasikan.

"Saya puas dengan presentasi rencana pembangunan perumahan elite itu. Perumahannya terkesan modern dan Anda begitu lancar serta percaya diri mengenalkan rencana itu pada saya," ujar si investor.

"Terima kasih dan selamat bergabung di perusahaan kami." Jabat tangan itu berakhir dan si investor pamit undur diri. Ray dengan senang hati mengantarkan investor barunya sampai depan pintu rapat karena dia juga sibuk.

Love Story Of BuTa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang