Dibalik tegar ada sabar yang terpendam.
yaallah redamkanlah amarahku
Buka lah pintu maaf yang lapang bagiku
Rasanya aku begitu tak mampu menahan
Dendam pada orang yang aku cintai
Bilapun dia membuat salah tolong beri aku kesabaran yang semakin sabar"Loh"usai solat magrib harith melihat dyah menata beberapa buku untuk dimasukkan kedalam tas gendong kulit berwarna hitam miliknya. belum ada pamit dari Dyah juga entah akan kemana harith langsung menyinggung lebih dulu
"Aku ada belajar tutor bareng buat ujian cbt bareng temen temen yang lain"jawabnya dyah sambil masih sibuk mencari buku apa saja yang akan dibawa tanpa menoleh pada harith
"Dimana?"tingkat posesif harith bukan kian meredup tapi semakin meradang tapi batas emosionalnya kini dikurangi
"Rumah kak susi" Dyah penuh harap agar harith mengijinkan,niatnya ada ijin dulu sama harith tapi tutornya dadakan jadwal kosong Minggu ini mau tak mau dyah harus pamit harith semendadak ini,aslinya udah dari kemarin tadi pagi bahkan sore hari Dyah ingin pamit untuk malam ini tapi waktu harith bertemu dyah 2 hari belakangan ini begitu terbatas sampai Dyah lupa ingin pamit dengan harith.
Ketika harith pulang Dyah sudah tidur dan paginya sama sama sibuk berangkat kerja sama berangkat kuliah.mau pamit online pun Dyah juga sampe sekarang gak pegang handpone sama sekali"Kan bisa dirumah,ngapain sih"sedikit dongkol 2 hari belakangan memang harith sedikit sibuk
pengen gitu bisa qtime berduaan sama Dyah tepat malam Minggu juga ini bukan begitu saja harith juga khawatir dengan Dyah juga calon anaknya.
Sudah harith garis tegaskan buat jangan terlalu, bagi Dyah untuk menyelesaikan masa pendidikannya ini"Gabisa kita udah iuran bareng buat sewa tutor"sedikit memberi penjelasan pada harith agar harith mau mengerti
"Tau ah"jawabnya harith sambil berlalu meninggalkan Dyah membuat Dyah hanya bergeleng kepala saja
"Sewa tutor itu mahal"
Duduk santai meminum kopi sambil menyimak grup di hpnya,harith juga kasian dengan Dyah apa apa selalu dibatasi padahal Dyah tak berlaku begitu pada harith,membuat harith sedikit legowo untuk Dyah belajar bersama sama,harith posesif perihal ini,pasalnya ini malam hari Dyah juga lagi hamil.
"Mas harith,aku berangkat dulu"lirihnya Dyah sambil mendekat pada harith
"Sama siapa???"tatapnya harith tajam jangan bilang berangkat sendiri
"Barengan temen"
"Mana temennya"
"Nunggu depan portal penjagaan"Dyah juga sadar orang sipil biasa pastinya sulit masuk batlyon harus ada acara ditanya kemana tujuannya apa sampai pada KTPnya .jadi Dyah mikir buat jalan keluar portal aja
"Kenapa ga masuk,terus sampai portal jalan?"ya ga gila malem malem gini wanita hamil jalan sendirian harith sungguh tak percaya dengan pikiran dyah
"Ya ga enak udah nebeng masa suruh jemput depan rumah"tak mau merepotkan orang adalah sifat dyah yang luar biasa
"Temennu suruh duluan aja,aku anterin"
"Serius.."tak percayanya dyah
"Bawa jaket udah malam"aslinya sikap militer harith memang terbawa di segala suasana membuat bicara sepele saja terlihat tegas
"Aku enggak dingin,malah rasanya gampang gerah"entah dirinya saja atau kebanyakan wanita hamil dyah selalu merasa gerah apalagi cuma jalan dari depan rumah sampai dapur udah ngos ngosan parah
"Dibilangin gitu!"tatapnya harith tegas mau marah lagi kok ya ga tega sama Dyah enggak marah kok dongkolnya setengah mati
"Iyaa..."halusnya dyah sambil menatap harith

KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR
AcakDYAH ANCCI WIRASTI KENCANASARI segala upaya telah aku lakukan segenap doa sudah aku panjatkan jika memang tadirku seperti itu aku bisa apa .yah usaha dan doa bagiku usaha yg utama lalu doa yg menjadi petunjuknya HARITH JATI RIMBA TSURAYA apa yang ak...