Saat dimulai menciptakan arah hidup! melalui perjalanan itu
membentuk sebuah kehidupan
awal dari segalanya tak ada hal
yg lebih kuat dari itu.Bunyi klakson mobil langsung membuat harith bergegas keluar rumah harith paham langsung keluar rumah pasti Dyah mau memarkirkan mobil disamping rumah terhalang beberapa motor teman teman harith
"Gajadi"teriak Dyah yg melihat harith keluar rumah
"Awas nyrempet motor orang" dilihat Dyah terlalu memaksakan mengatur mobil membuat harith akan turun tangan namun mencoba melihat dulu ternyata kemampuan Dyah luar biasa membuat harith melepas senyum dan segera masuk rumah kembali
"Udah rith"tanyanya Haris tadi harith bilangnya mau bantu Dyah belum 5 menit udah masuk rumah kembali
"Bisa sendiri ternyata"jawabnya harith pada haris sambil tersenyum
"Assalamualaikum"sindirnya harith pada Dyah saat Dyah diam saja,masuk rumah sambil melepas sepatunya wajahnya seperti orang setengah kesal
"Assalamualaikum" ulangnya harith betapa menguras sabarnya, istrinya ini masuk tak memberi salam di sindir pun juga tak menjawab sama sekali
"Dosa loh ga jawab salam,malaikat menyaksikan diatas pintu" harith sedikit membuat jera Dyah
"Waalaikumsalam!" ketusnya Dyah, aslinya pengen marah kenapa sih harus kumpul dirumah kenapa ga dirumahnya Haris ga dirumahnya zaka kenapa harus DISINI!Dyah rasanya pengen mendumel sendiri
"Nah gitu kan cantik Soleha pinter pula"pujinya harith pada Dyah yg paham dengan unmood dyah namun berusaha agar Dyah tak unmood
"Sini Salim dulu,sini" harith sambil mengulurkan tangannya mencoba menarik simpati dyah namun Dyah membiarkannya
"Yang"
"Ay"
"Sayang"
"Adek,dek"
"DYAH!"tak mendapat respon Dyah membuat harith sedikit jengkel berasa pulang kerja Dyah membawa setan
"Apa??"jawabnya Dyah lemas lesu terlihat malas menjawab harith sambil berlalu masuk
"Dipanggil romantis malah gamau,manyun"taraf sabar harith harus bertumpah tumpah. ya benar bila Dyah capek tapi juga tak semestinya cuek seperti itu disini juga banyak manusia paling tidak menyapa sedikit
"Capek"lesunya Dyah sambil berbalik menatap harith dengan wajah kesal seperti anak kecil minta permen
"Ada temen temen mas loh masa ga disapa?"to the pointnya harith pada dyah mata tajam harith sudah menatapnya membuat dyah mau tak mau harus melunakkan sedikit hatinya
"Udah dari tadi??lagi pada ngapain?" setengah malas mau tak mau Dyah membuka mulut menyapa meski aslinya sumpah tak Ikhlas
"Ngerjain sesuatu"girangnya harith saat Dyah mau menyapa
"Habis ini selesai mau Bakar Bakaran loh di halaman belakang,ikut ga?"tawaran harith yg bersungguh sungguh itu hanyalah ajang batu loncatan harith agar Dyah mau berdamai dengan Khanza dan haris
"Gak!"ketusnya Dyah
"Ikut ya...."nada lembut bin ramah milik harith dikeluarkan khusus Dyah namun Dyah tetap saja menolak mentah mentah sepertinya rayuan harith kurang dahsyat
"Gamau ihh"pamungkas Dyah sambil masuk kedalam
Usai mandi Dyah memutuskan untuk belajar ya mau ngapain lagi gaada kerjaan tapi rasanya males mau mengambil buku yg ditata di rak buku yg dipajang diruang tamu belakang sofa yg harith tempati belum lagi tingginya Dyah tak sampai sedikit melirik kakinya dyah berkata dalam hati seadainya ia lebih tinggi 5 cm saja pasti membantu, tak perduli dengan harith dan teman temannya Dyah berjalan mendekat ke rak buku sambil berusaha mengambilnya pasnya lagi benar jangkauan bukunya lebih tinggi

KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR
AcakDYAH ANCCI WIRASTI KENCANASARI segala upaya telah aku lakukan segenap doa sudah aku panjatkan jika memang tadirku seperti itu aku bisa apa .yah usaha dan doa bagiku usaha yg utama lalu doa yg menjadi petunjuknya HARITH JATI RIMBA TSURAYA apa yang ak...