#mama mertua

5.8K 567 162
                                        

Aku telusuri segala ceritanya.
Jalan,tempat dan waktunya bersamamu
Bahkan dunia kuberitahu kamu yang kumau
Hari ini terangkai satu cerita lagi
Yang akan membuat aku dan kamu semakin menyatu
meski jalan terjal penuh berliku
Yakinlah kita akan sampai ditujuan
Tentunya dengan rasa bahagia yg begitu mendalam
~

"kata Anggit mama sakit,sekarang opname dirumah sakit udh 2 hari, aku pengen jenguk mama ke Jogja" mata harith sayu sambil berbicara pada dyah

"Kata Anggit?" Dyah malah terfokus oleh nama Anggit

"Em Anggit itu sepupuku anaknya pakde Santo kakaknya papa" harith membodohi dirinya sendiri pakek acara kata Anggit segala

"kok gaada kabar langsung dari papa atau mas Guntur,kenapa harus dari orang lain, ya maksudnya kenapa jauh lewat mas Anggit??" Dyah terheran bagaimana bisa seperti ini mamanya sakit harith tau dari orang lain?

"Mereka semua saja tak pernah bertanya kabar kita" harith berbicara seraya menatap Dyah namun wajah emosinya masih menjalar

"Mas....kita ini lebih muda dari mereka kamu jangan nunggu mereka tanya kamu, papa mama kamu masih hidup loh. Jangan jangan kamu memang tak pernah bertanya kabar mama usai mama dari sini" selidik Dyah mencurigai harith ya maksudnya harith itu udah gede tau lah batasannya gimana ya mau sampai kapan marahan sama orangtua ga menjalin hubungan baik apapun kondisinya ya keluarga rumah utama tapi gatau juga gimana,Dyah enggan bertanya takut itu privasi harith

"Ya gitu" nada bodo amat harith tercipta seperti setengah hati bingung harus bagimana juga terserah apa adanya

"Kamu ini apa apaan sih. kamu tersinggung atas ucapan papa itu aku kira kamu bisa sekuat kata kata kamu sendiri tapi ternyata" Dyah sambil memejamkan matanya sebentar harith ini apa apaan

"Pantas saja bila mama bertanya kabar kepadaku kamu sering ditanyakan ternyata begitu, seringkali mama bilang bahwa kamu sibuk, sesibuk itu. dia mamamu mas,kadangkala bila memang aku sangat sibuk untuk mengangkat telfon mama aku membalasnya lewat chat begitu saja mama sudah bahagia jelas aku hanya MENANTUNYA tapi mama seperhatian itu apalagi terhadap anak kandungnya" Dyah dengan sengaja menekan kan kata menantu,harith diam tak menjawab apapun

"Sekarang maunya gimana"lanjut dyah namun harith malah enggan menjawab dan pergi begitu saja

****

Hasil dari debat kemarin malam ditambah satu hari berdiaman antara Dyah harith akhirnya terputuskan,hari ini keduanya sudah sampai Jogja untuk menjenguk mama riri.

"Harith...." mama riri begitu sumringah mengetahui harith dan Dyah datang berkunjung ke RS tanpa sepengetahuannya

"Apa kabar ma" sambil harith manyalami tangan mamanya meski wajahnya datar tapi tak bisa dibohongi wajah khawatir harith meradang

"Tanya kabar??, tak bisa melihatkah matamu itu" sang papa berdalih sambil melihat harith seperti tak sudi,harith hanya melirik sang papa sambil berdiam males saja rasanya mendebat hal sepele yg bikin bertele tele

"Harith mengutamakan kesembuhan mama disini;" jawaban menohok harith membuat suasana menjadi mencekam

"Beraninya menjawab, pahlawan datang ya"lagi Edi mengeluarkan suara terkhusus pada harith membuat suasana mencengkam

Dyah hanya diam saja sambil meremas ujung jari tangannya mau membela suaminya tapi tak berani juga rasanya bingung jadi diam adalah hal yang baik

"Permisi ibu, Bu ini makannya saya taruh sini ya nanti kalau butuh bantuan bisa memencet bel" instruksi sang perawat begitu ramah sambil membawakan baki berisi makan mama riri

GARIS TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang