Jatuh cintalah pada seseorang yang cintanya lebih besar daripada kamu,maka kamu akan menemukan sabar tiada batas dan ruang maaf yang luas
Bukan berarti bertingkah seenaknya.
Kesekian kalinya tentang dimana terakhir kali meletakkan baret,jika akan dipakai entah mengapa selalu terselip.
Baret hijau kebanggaan harith pagi ini membuat kericuhan antara Dyah dan harith, yang ditanya sedang sensitif yang bertanya sedang emosiMelihat baret hijau milik harith yang dari setengah jam lalu dicari terselip dipinggiran sofa Dyah langsung bergegas mengambil.
Sangking kesalnya dengan baret hijau harith Dyah langsung melempar baretnya pada harith"TAU GAK YANG KAMU LEMPAR ITU APA?BARET ITU SAKRAL!" Begitu melihat Dyah melempar baret entah disengaja atau tidak langsung membuat harith naik darah begitu cepat
"seenaknya!balik jungkir buat dapetinnya ngerti!" Nada bicara harith sudah naik 5 oktaf
"Ya kamu buat kesel duluan" mendengar kenaikan nada bicara harith air mata Dyah menetes begitu lancar
"Ya gausah lempar barang apalagi baret,sanggup ga dapetin baret itu,kuat ga,berani ga.seenaknya" teriaknya harith di depan wajah dyah
"Iya aku ga lebih berharga dibanding baret kamu" tak ada asap kalau tak ada api, tak ada kesengajaan. murni reflek yang Dyah alami
"Kamu itu jauh lebih berharga dari apapun buat aku,jiwa raga aku itu sudah menyatu dengan baret itu.kamu lempar baret itu sampai lantai sama halnya kamu lakukan sama aku,ngerti"
"Boleh marah sama aku boleh kesel sama aku,tapi gausah sampai lempar baret.setengah mati aku dapetin baret itu bahkan hampir mati" ucapnya harith sambil berlalu pergi begitu saja meninggalkan Diah takut emosinya semakin tak terkendali
Selesai apel pagi dan duduk termenung dikantor sembari mengecek berkas-berkas dan jadwal harith langsung teringat pada Dyah dirumah lagi apa? tebakan harith pastilah Dyah tengah menangis.
Dyah sasaran empuk emosi harith apalagi disaat harith banyak pekerjaan sudah pasti emosi harith setipis tisu dibagi 7.
Dyah yang sensitif semenjak hamil. kesal ditanya harith setiap kali harith lupa menaruh baret sedangkan harith orangnya tak bisa sabar poin kesalahannya disini.**
Dini hari harith baru pulang sengaja memang sembari begadang menyelesaikan pekerjaannya meski tak diburu tapi rasanya enggan untuk pulang terlalu cepatMembuka gagang pintu rumah dinasnya ternyata terkunci, Diah yang mendengar segera beranjak dari tempat tidur untuk segera membuka pintu sengaja dikunci taunya harith tak akan pulang .
Melihat Diah membuka pintu dan segera meninggalkan begitu saja setelah pintu rumah terbuka. harith terfokus pada mata Diah yang sudah sembab.Menyulut sebatang rokoknya sambil menatap makanan yang sudah di siapkan di meja makan membuat harith termenung seketika,untuk siapa lagi Dyah masak kalau bukan harith.
Perlakuan Dyah terkadang membuat harith selalu menyesali setelah terjadinya perdebatan yang membuat mata Dyah selalu sembab.
Satu batang rokok telah habis kini harith lanjutkan dengan makan.
harith akui semakin hari masakan Dyah semakin paham lidah harith.
Entah Dyah belajar masak darimana harith juga tak tahu.tau-tau Dyah sudah pandai masak sajaSelesai makan dan mandi segera harith masuk kamar niatnya untuk segera tidur mengistirahatkan tubuhnya.
Melihat Dyah yang tidur membelakanginya harith hanya menghela nafas panjang sembari merebahkan tubuhnya disamping Dyah. Sudah harith paksa-paksa agar matanya lekas terpejam entah kenapa begitu sangat sulit.Dyah sekarang sudah tak sepemberani dulu sewaktu awal menikah yang hobi melawan harith, berbeda dengan sekarang hanya karena bentakan harith sedikit saja sehari menangis tak henti sampai matanya sembab entah itu tanda bahwa Dyah menghormati harith atau memang terlalu menyakiti hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR
RandomDYAH ANCCI WIRASTI KENCANASARI segala upaya telah aku lakukan segenap doa sudah aku panjatkan jika memang tadirku seperti itu aku bisa apa .yah usaha dan doa bagiku usaha yg utama lalu doa yg menjadi petunjuknya HARITH JATI RIMBA TSURAYA apa yang ak...