wanita memang tercipta dari tulang rusuk yang bengkok,perlu hati hati jika suatu ketika ketidaklogisannya sesekali muncul ke permukaan.
~dyah pov
3 hari lagi adalah hari yang rutin kuperingati sebagai hari kematian ayahku, dari dulu semasa mamah masih hidup kami akan memasak makanan kesukaan ayah dan berdoa bersama, tiada maksud apa apa sebenarnya hanya sekedar mengingat peristiwa kelam bagiku karena makam ayah pun tidak ada ,pernah aku bertanya pada letting ayahku yg dulu satu tim tugas oprasi dengan ayah bukan hanya sekali namun berkali kali tetap saja jawabannya sama "dia ksatria negara yg harus siap sedia"***
konflik pertengkaran dyah dan harith masih saja berlanjut keduanya saling diam tak mau bersuara, harith memang egois bagaimanapun ya memang salah sudah tau surat surat dan foto itu ditemukan dyah sampai sekarang juga masih belum dibuang kembali lagi saat hati dyah sudah dikuatkan lagi lagi harus tersebar berkeping keping dan membuat ragu, harith pun juga kemakan gengsinya coba salah satu diatara mereka saling mengungkapkan perasaannya dan fokus pada masa depan jika begini terus rumah tangga macam apa ini sama sama egois tidak ada yg mau mengalah. kalau memberi wejangan saja sangat nyaman dengarnya namun tak pernah di praktekan juga.hari ini dirumah kedatangan tamu ada haris dan khanza,fatma dan zaka serta bayi mereka dan seruni ,seruni itu dulu adik letting harith waktu di akmil datang kerumah mau pamitan karena dipindah dinas biar dekat suaminya belum lama juga seruni menikah, terlihat dari keakraban seruni dan harith ini sangat sangat akrab bahkan mereka asik tertawa sampai tawanya menggelegar seisi rumah.
"monggo minumnya" dyah datang membawakan minum sebenarnya dyah malas namun dyah harus bersikap dewasa sudah bukan anak kecil lagi
"makasih ya mbak, jadi ngerepotin" seruni tersenyum ramah pada dyah
" enggak ngerepotin kok" jawab dyah ramah
"lagi sibuk ya dek" tanya khanza pada dyah
"enggak " jawab dyah pada khanza
"udah run jangan di unyel unyel mulu anak gue" protes zaka pada seruni sedangkan yg lain hanya terkekeh
"gemes bang" jawab seruni
"buruan punya sendiri run" harith tiba tiba ikut nimbrung
"abang aja belum,seruni mah santai tapi sedang mau banyak usaha sama suami hehe" cengir seruni
"belum rezeki" jawab santai harith, gimana ada, usaha aja belum pernah harith oke oke saja yg sulit dyahnya entah mengapa dyah begitu
"bener tuh si harith" haris ikutan nimbrung
"kalu lagi gabung gini inget jaman pesiar dulu"tutur harith, harith nampak begitu cuek pada dyah yg berdiri di sebelahnya dengan masih memegangi nampan kosong
"halah aku terus yg dibuli pendek" kekeh seruni
"emang lu aja yang pendek"jawab harith dan membuat semua tertawa sedangkan dyah hanya diam
"adek manis jangan menangis" lanjut harith
"bang harith sekarang gagah ya ga kurus krempeng kayak dulu, berarti istrinya yg ngurus bener telaten ini" seruni ini seperti sangat paham tentang kehidupan harith
"iyalah, jaman taruna mah ga boleh melar badannya bisa bisa kancing seragam pesiar hilang kemana mana hahaha" jawab harith
dyah yg dari tadi berdiri menunggu harith menyilahkan untuk duduk namun tak kunjung dipersilahkan duduk memang dyah nyonya rumah ini namun kan juga tak enak ikut nimbrung obrolan mereka tanpa dipersilahkan masa iya yg mempersilahkan duduk tamu ya harusnya kan harithdyah yang sudah malas hanya pamit pada tamu dan berlalu pergi, harith begitu amat sangat cuek entah mengapa melihat harith sangat akrab dengan seruni rasanya hati dyah seperti ditusuk seribu jarum bahkan terdengar dari dapur pun tawa harith dan seruni masih sangat jelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR
CasualeDYAH ANCCI WIRASTI KENCANASARI segala upaya telah aku lakukan segenap doa sudah aku panjatkan jika memang tadirku seperti itu aku bisa apa .yah usaha dan doa bagiku usaha yg utama lalu doa yg menjadi petunjuknya HARITH JATI RIMBA TSURAYA apa yang ak...