#tanyakan

9.2K 414 65
                                    

aku masih duduk dibangku tepat pada meja curiga
menyulut cemburu, menanyakan waktu pada kesibukanmu
berharap ada aku disela hidupmu

"dihari ulangtahun dyah, dyah mau minta apa nak"

"dyah enggak mau minta apa apa dyah pengen ayah pulang dihari ulang tahun dyah"

vidio singkat yg harith temukan tadi pagi terus saja terngiang jelas di otak harith,hidup dalam keluarga prajurit memanglah sangat tak mudah pada usia yg harusnya mendapat perhatian khusus oleh kedua orangtuanya harus hilang dengan jalannya waktu harus mengerti tentang keadaan yg harusnya belum paham harus mengerti tentang jawabannya nasib seseorang memang tak boleh diterka terka.

dyah yang dulu hobinya pergi ke club malam, yang senantiasa menjadi pendengar setia musik dj, yang sukanya minum air haram, yang jagonya main billyard,yang tak pernah bertegur sapa dengan sang pencipta, sekarang sudah tidak ada dyah begitu harith tak menyangka bisa bisanya menikahi wanita seperti itu sama sekali tak masuk kriteria yg harith harapkan harith berfikir mendidik wanita seperti itu sulit bukan main,namun setelah menikahi dyah baru harith sadari sedikit demi sedikit kejelekan kejelekan yg dyah pernah lakukan sudah dyah tinggalkan setelah resmi menjadi istri harith entah bagaimana dyah bisa meninggalkan suatu kebiasaan yg buruk itu sekarang hanya menunggu hijrahnya dyah saja berpuluh puluh kali sudah harith mencoba menasehati dyah untuk memakai hijab namun sulit malah kadang hal itu pemicu harith menjadi marah terhadap dyah keduanya menjadi bertengkar,hari ini harith sadar tak akan memaksakannya lagi nanti juga sadar sendiri harith sangat bersyukur dyah sudah meninggalkan kejelekan kejelekan yg pernah dyah lakukan dulu tanpa harith minta,kadangkala harith tak sabar menghadapi istri seperti dyah menjadikan ini suatu pelajaran plus bagi harith

secepatnya dyah keluar dari lorong rumah sakit terburu buru sambil melihat jam tangan ditangan kirinya jarum jam sudah menunjukan jam 6 sore

"mati!" umpat dyah saat akan memasuki rumah benar saja harith sudah duduk di ruang tamu sudah rapi dengan celana kain hitam atasan batik panjang sambil mau memasang jam tangan

"maaf tadi jamnya tak sesuai ekspentasi" tutur dyah takut takut tak jadi berangkat kondangan, diundangan memang jam 7 malam namun janjinya dengan harith tadi jam 5 sudah pulang sampai rumah

"setengah jam lagi aku akan berangkat" jawab harith sambil menatap dyah

segera dyah mandi dan berias setengah jam?? bisakah selesai dalam waktu setengah jam?harus bisa

saat harith masuk kamar niatnya mengambil kaus kaki matanya tertuju pada dyah yg sedang bermain lincah dengan lipstiknya sambil mematut dirinya dicermin yg sedang bingung rambut nya ingin dimodel apa dyah yg sadar ada harith juga diam saja HARUS CEPAT INI pikirannya hanya begitu cepetan si harith segera keluar mau ganti baju ini keburu jam 7 entar

06.50tepat dyah keluar kamar dengan rambut disanggul sejadinya yg penting lumayan rapilah dengan polesan make up yg natural menambah kecantikannya memakai dress panjang warna merah press body serta high hells merah menyala menambah keanggunannya

"aduh aduh anak mama cantik sekali" puji mama riri sambil menatap dyah penuh sayang

"ah mama bisa aja" dyah tersipu malu

"cantik banget mbak, mbak dyah make up sendiri rina mau dong besok di make up begitu"

"boleh rin besok kita tutorial hehe"

"udah!!" tegur harith berjalan menuju dyah

"udah" jawab dyah

"ma dyah berangkat dulu ya"pamit dyah pada mama riri

"iya nak,rith istrinya itu mbokya digandeng enggak takut ilang apa"teriakan mama riri sengaja harith acuhkan dyah hanya tersenyum saja

***
tiba di acara resepsi pernikahan letting harith acaranya sudah lumayan ramai para tamunya pun juga tengah berdatangan setelah mengantri untuk salaman dengan pengantin dan foto.dyah dan harith berjalan untuk mengambil minum dari awal berangkat kondangan sampai sekarang tangan harith menggengam tangan dyah terus serasa tak mau dilepaskan, hingga bertemu dengan beberapa teman harith pun harith juga tak sungkan sungkan masih menggandeng tangan dyah atau malah merangkulnya.

GARIS TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang