Seorang cewek menghentikan motornya di depan tempat makan nasi goreng yang terpampang jelas tulisan, 'Nasi goreng Mang Ucup. Buka tiap hari kecuali hari KIAMAT.'
Membaca posternya saja sudah membuat perut pembeli tergelitik. Bagi seorang Alsava Birgitta Kavindra, Mang Ucup ini memang orangnya asik. Makanya banyak anak seumurannya yang nongkrong disini.
Alsava melepas helm full face-nya. Lantas melangkah ke arah Mang Ucup yang tengah sibuk membolak-balikan nasi agar warnanya menjadi sama rata.
"Mang!"
"Loh Neng Alsa? Tumbenan kesini sendirian Neng," kata Mang Ucup saat melihat Alsava berjalan sendirian.
Cewek itu nampak tersenyum, kemudian berujar, "Iya Mang, si Raka lagi sakit. Jadi aku beliin nasi goreng sekalian buat dia."
"Mas Raka nya kenapa Neng? Tumben sakit."
"Iya Mang, biasa urusan cowok. Pulang-pulang babak belur wajahnya udah kayak badut, biru-biru semua," jawab Alsava jujur. Memang kenyataannya begitu, Raka mampir ke rumahnya dalam kondisi wajah yang tidak dapat dikatakan baik-baik saja.
"Waduh, biasanya karena ikut geng-gengan," ucap Mang Ucup prihatin.
Alsava mengangguk. "Iya, palingan karena musuhnya Raka."
"Yaudah Neng. Neng Alsa mau beli berapa?" tawar Mang Ucup.
"Alsa beli nasi goreng dua seperti biasa Mang. Buat Alsa sama Raka."
"Siap atuh Nenggg! Tungguin yaaa!"
Alsava mengangguk, kemudian melangkah ke tempat duduk. Sekarang sudah menunjukan pukul 9 malam. Aslinya Raka sudah melarang dirinya untuk pergi ke luar karena sudah malam, takut Alsava kenapa-napa. Tapi Alsava tetap ngotot ingin membeli nasi goreng karena rasa lapar yang sudah tidak bisa diajak bersahabat lagi.
Menurut Alsava, Raka itu terlalu berlebihan. Padahal dirinya bisa menjaga diri sendiri, berbekalan bela diri yang pernah diajarkan oleh sang Kakek dulu. Namun disisi lain Alsava merasa beruntung mempunyai sahabat seperti Raka, karena untuk sekarang hanya cowok itu yang ia punya.
BRUMM! BRUMM!
"WOYYY! JANGAN KABURR LOOO!"
"PENGECUTTTT!"
"WAHHH SIALAN! GUE DOAIN BAN MOTOR LO MELETUS! KEPALA LO JUGA MELETUS SEKALIAN! BIAR GAK USAH PUSING-PUSING MIKIRIN DOSA!"
"NANTANGIN DOANG! BARU DI HANTAM LANGSUNG PINGSAN!"
"BISMILLAH! NIAT INGSUN AREP NYANTET SAMPEYANNN!"
"UDAH! BIARIN MEREKA PERGI!" Komando seorang cowok yang Alsava yakini itu pemimpinnya. Karena bandana yang melekat di tangan kirinya, membedakan dia dengan para anggota lainnya.
Tak disangka mereka semua menghentikan motornya tepat di depan tempat makan nasi goreng Mang Ucup. Membuat kondisi menjadi semakin ricuh. Para cowok dengan jaket hitam yang melekat di tubuh mereka masing-masing, kini mulai melepas helm full face-nya, memperlihatkan beberapa wajah yang mayoritas tampan.
Apalagi sang pemimpinnya.
"Kalo ketemu lagi! Kita habisi aja mereka satu persatu. Gedeg gue liatnya!" geram Adnan, cowok dengan celana sobek dibagian lutut.
"Kalo gue mah, mau ajakin silaturahmi dulu. Baik-baikin, 'mau minum apa?' terus gue campur sekalian pake sianida," sambar Erfan, cowok di samping Adnan ikut kesal.
"Lagian, ketua mereka aja kabur entah kemana," cetus Azka dengan tampang lugunya.
"Lo bertiga, kalo kebanyakan bacot ya percuma. Emangnya mereka bakalan balik lagi kesini?" sindir Arkan keras.
"Udah, biarin aja. Yang penting diantara kita gak ada yang terluka terlalu parah."
"Gila aja biarin! Mereka bawa senjata tajam, udah gitu markas kita diacak-acak lagi! Dikira babang Erfan yang tamvan ini bakalan terima?! YA GAK LAH! MASA IYA!" kesal Erfan dengan wajah songongnya.
"Kita bisa bales nanti Fan," katanya tegas.
"Lihatlah ketua kita, dia terlalu baik untuk memaafkan musuhnya." Adnan berdecak kesal, masih tidak terima celana kesayangannya sobek. Iya yang di lutut mah sengaja ia sobek-sobek, tapi di bagian betis bolong gara-gara ada yang nyerang dirinya dari belakang menggunakan pisau. Alhasil betisnya juga ikut terluka karena goresan pisau tajam.
"Aduh Mas Erfan, daripada marah-marah mulu. Mending makan nasi goreng saya, sebelum kiamat nanti tutup," lerai Mang Ucup saat melihat raut wajah para cowok yang emosi.
"Yaudah nih! Berhubung Erfan juga laper, Erfan pesen nasi goreng yang pedes banget. Biar ngebacotnya punya tenaga dan sepedes omongan tetangga," sulutnya masih setengah emosi.
"Adnan juga deh Mang."
"Azka juga mau!"
"Gue gak, udah kenyang dengerin bacotan lo semua," ujar Arkan dengan tampang datarnya.
"Idihhh siapa yang nawarin situuu." Erfan balas sinis layaknya para cewek saat bersaing siapa yang tercantik.
Arkan mendengus kesal. Lantas melangkahkan kakinya ke arah Azka, ikut duduk di sebelah cowok itu.
Sedangkan Raven masih setia berada di dekat motornya. Memantau semua anggotanya yang kini tengah sibuk melahap nasi goreng.
Cowok itu bernama lengkap Raven Elvano Voorzitter. Anak pertama dari Arya dan Ara yang kini mengambil alih posisi sebagai ketua di geng Straatleider. Apa yang diajarkan sang Ayah begitu berarti bagi Raven.
1. Jangan menyakiti seorang perempuan.
2. Jangan gegabah, harus melakukan tindakan dengan pikiran yang dewasa.
3. Tegas.
4. Tahan emosi. (paham kan?)Sayangnya sifat cowok itu berbanding terbalik dengan Arya yang terbilang dingin saat dulu. Raven bisa menjadi cowok yang tegas, perhatian, dan humoris diberbagai tempat.
Matanya tertuju pada seorang cewek yang berada dibagian paling pojok, sibuk memainkan ponselnya sendirian sambil menunduk.
Mampu membuat Raven tertarik.
Raven menghampiri dia saat melihat para anggotanya masih sibuk makan. Cewek itu nampak belum menyadari kehadirannya.
Cantik.
Dan benar saja saat Raven mengucap satu kata dalam hatinya. Cewek itu langsung mendongakkan kepalanya. Menatap Raven dengan raut bingung.
"Lo bicara sama gue?"
Alis Raven terangkat saat cewek didepannya berbicara. Aneh, kapan dirinya mengajak bicara cewek itu?
"Lo pacar gue bukan sih?" tanya Raven dengan senyuman jahilnya.
Alsava mengerutkan dahi, menganggap cowok didepannya ini gila. "Bukan, kita gak saling kenal."
"Oh mungkin pendamping di pelaminan." Kemudian Raven mengedipkan matanya dengan jahil.
"KETUAAA! BURUANNN! KATANYA MAU BERESINN MARKASSS!"
"Ck, Iya bentar." Raven merasa dirinya lah anggota disini, karena anggotanya malah menyuruh dirinya dengan seenaknya.
"Apa dia masih waras?" gumam Alsava sedikit heran. Saat melihat cowok itu perlahan pergi dari pandangannya.
"Neng ini nasi gorengnya udah jadi!"
"Oh iya Mang!"
***
Suka gak yang versi sekarang? Soalnya kalo yang kemarin terlalu over.
Kalo gak suka aku bisa berhenti sampe sini aja buat cerita RAVEN
Aku cuman mendingin sifat Raven, dan selebihnya kalian tebak sendiri dia gimana
Maaf kalo labil, bilangnya gak lanjutin sekarang dilanjut. Aku emang niat ganti alur, biar sifat Raven layaknya anak SMA, dia terlalu sadis kemarin2
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN [END]
Teen Fiction⚠️⚠️⚠️ Bagi Alsava, Raven itu aneh. Dia seperti 32° Fahrenheit ke Celsius. Yang dulu rasa pedulinya 32 derajat Fahrenheit, sekarang berubah menjadi 0 derajat Celsius. Hingga Alsava dipertemukan dengan Shaka, si cowok dingin yang berhasil membuat Als...