Heyyy im combekkk!
Kangen gak?😓Kangen siapa nih kali ini?
Rabu 14 Juli 2021
***
Raven menopang dagunya di balkon sendirian menikmati setiap rintik hujan yang turun.
Ia mendongak melihat awan yang mendung akibat turunnya hujan. Lalu menarik napas menikmati udara yang berubah menjadi sejuk saat turunnya hujan yang cukup deras. Menghilangkan polusi-polusi udara.
Bosan di dalam kamar akhirnya Raven memutuskan untuk keluar dari kamar. Saat dirinya membuka pintu saja sudah terdengar suara tawa dan candaan yang terdengar cukup keras berhasil membuat sudut bibir Raven tertarik ke atas.
Kakinya melangkah dengan cepat ke ruang keluarga saat semua orang sedang berkumpul tanpa mengajak dirinya.
"Bunda!" pekik Raven langsung bergabung di sofa sedikit membuat Alex kesal karena posisinya tersingkir. "Loh? Kamu udah bangun?" Ara menatap Raven.
Raven mengangguk seraya menidurkan kepala di paha Bundanya. "Heh chil, minggir dong, kaki panjang gue mau slonjoran," ucap Raven terdengar begitu menyebalkan di telinga Alex.
"Ogah yaa! Lo kan baru dateng kenapa ambil tempat gue coba. Sono pergi bang!" gemas Alex memukul wajah Raven dengan bantal sofa.
Raven menggeleng dan malah memeluk sang Bunda. "Bun, bilangin tuh anaknya nakal," tutur Raven membuat Alex mendelik tak terima.
"Bang ahhh! Lo kan lebih tua dari gue, harusnya ngalah lah."
"Gak mau wleee." Raven menjulurkan lidahnya meledek. Sedangkan Ara hanya dapat tertawa melihat tingkah kedua putranya.
Raven mendongak menatap Ara. "Tadi Raven denger dari dalam kamar kok pada ketawa-tawa Bun. Terus Ayah mana?"
Kini giliran Alex yang tertawa cekikikan sendiri saat mendengar Abangnya mencari Ayah. Haduh bagaimana nanti kalo Ayah keluar dari kamar.
"Ayah?" Ara melirik kamar dengan lugu. Bibirnya tiba-tiba saja mencebik lucu. "Ayah kamu lama," gumam Ara dengan mata yang berkaca-kaca.
Raven langsung bangkit dengan dahi yang berkerut bingung. Apa ia salah bicara sampai membuat Bundanya ingin menangis?
Perihal Ara yang hamil baru diketahui oleh Alex dan Arya, karena kemarin Raven pulang malam dan besoknya sekolah jadi tidak ada waktu untuk berbicara dengan anak itu.
"Bunda kenapa?"
Baru saja Alex ingin menjawab. Namun tawanya pecah memenuhi ruangan saat melihat Arya keluar dari kamar dengan raut masam.
Di sana Arya memakai daster serta lipstik yang membuat bibirnya menjadi begitu merah serta pipi yang dicoret-coret begitu cucok. Hilang sudah image cool Arya jika sudah begini.
Karena permintaan Ara lah Arya terpaksa jadi seperti ini. Perasaan dulu saat hamil muda Raven dan Alex, Ara tak pernah meminta hal-hal yang sangat-sangat aneh seperti ini hingga Arya yang menjadi korban.
"Raaa, gak mau gini. Gak suka," rengek Arya. Bahkan suaranya bergetar malu ingin menangis saja.
Mata Ara langsung berbinar melihat begitu cantik suaminya ini. Saking semangatnya Ara langsung berdiri dan bertepuk tangan seperti anak kecil saat hasil tangannya ternyata memuaskan.
"Arya aku mau fotoin kamu! Terus aku kirim ke Regal deh!" tutur Ara begitu polos.
Manik mata Arya langsung membelalak. Cowok berpakaian daster itu menggeleng tidak mau. Cukup malu depan putra-putranya saja, apalagi kalo Regal. Bisa-bisa lelaki itu menyebar di grup alumni angkatan sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN [END]
Подростковая литература⚠️⚠️⚠️ Bagi Alsava, Raven itu aneh. Dia seperti 32° Fahrenheit ke Celsius. Yang dulu rasa pedulinya 32 derajat Fahrenheit, sekarang berubah menjadi 0 derajat Celsius. Hingga Alsava dipertemukan dengan Shaka, si cowok dingin yang berhasil membuat Als...