"EMAKKKK! KECOAAA!"
"ANJING MANA KECOAA!!"
"LO TANYA ANJING APA GUE?!" hardik cowok yang kini berdiri di atas bar, karena panik melihat kecoa.
"TANYA KECOA-- EKH TANYA ANJING! ASW GUE PANIK! YA TANYA LO LAHH!" pekik Adnan sambil melempar sapu ke sembarang arah mengenai kepala Azka hingga cowok itu mengaduh kesakitan.
Badan saja kekar, tapi saat melihat kecoa lari terbirit-birit layaknya orang gila. Tapi emang gila.
Mereka semua kini sedang membereskan markas yang acak-acakan serta beberapa sampah yang berserakan karena dilempari batu dan sampah plastik oleh Giorexzaz, geng yang dipimpin oleh Raka.
Erfan, cowok itu masih bergidik ngeri, raut wajahnya sudah menjelaskan bahwa cowok itu begitu takut saat melihat hewan yang banyak tidak disukai manusia. Melihatnya saja sudah mengerikan, apalagi kalo kecoa itu terinjak, cacing-cacing yang hidup di perut kecoa akan keluar, dan bisa saja masuk lewat pori-pori kulit manusia.
Erfan Geindra Arvio. Cowok yang sampai sekarang masih berusaha mempertahankan hubungannya yang hampir kandas, hanya karena masalah sepele. Pacarnya yang ini tidak waras layaknya manusia biasa. Dia memelihara banyak kecoa dirumahnya, sedangkan Erfan menakuti serangga menjijikan itu. Pernah sekali memaksa Erfan untuk memegang kecoa, kalo gak 'kita putus!'. Karena Erfan gak mau putus sama dia, cowok itu memberanikan diri untuk mengambil alih kecoa di tangan pacarnya. Dan ya, Erfan menyesali saat-saat itu. Memang benar gak jadi putus hubungannya. Tapi yang ada dirinya harus dirawat di Rumah sakit sampai tiga hari karena tak sadarkan diri. Hubungan gak jadi putus, nyawa hampir terputus.
"Huaaaa! Bundaaaa! Pala Azkaa pusinggg!"
Dia Azka Davian Alzio. Termasuk cowok lemot, polos, lugu, halal untuk dibunuh. Terkadang sifatnya yang lemot-lemot tolol membuat para teman-temannya gemas dengan cowok itu. Saking gemasnya pengin jadiin tumbal ngepet.
"FANNN! KECOANYA TERBANGGG!" pekik Adnan langsung turun dari atas bar. Cowok itu lompat ke atas punggung Arkan yang sedang memungut sampah berserakan.
Adnan Salfano Argeova. Cowok pemilik nasib yang bisa terbilang terlalu beruntung daripada sang Ayah. Dalam satu hari Adnan dapat menyimpan berpuluh-puluh juta di dompet tebalnya, dan jika habis akan kembali terisi. Seakan-akan kekayaannya tidak pernah berkurang. Namun sayang, karena cowok itu terbilang banyak duit. Membuat Adnan sulit untuk mendapat cewek yang tidak matre, karena mereka semua hanya mengincar uangnya. Sial! Adnan kesal jika mengingat mantan terakhirnya yang meminta dibelikan mobil, dan besoknya kabur tanpa jejak membawa mobilnya. Besok-besok Adnan akan memberi syarat. 'Mereka puas, Adnan puas'. HAHAHAH.
"ADNANN! TURUN GAK LO! ATAU GUE LEMPAR KE GOT DEPAN MARKAS!" bentak Arkan emosi. Adnan malah semakin mengeratkan tangannya di leher Arkan, hampir membuat cowok itu tercekik.
Arkan Anggara Ferofaldo. Cowok yang selalu bersikap ketus, tapi aslinya perhatian dengan para teman-temannya. Contohnya waktu Erfan terkena sayatan pisau oleh geng lain, Arkan yang cepat-cepat membawa cowok itu ke Rumah sakit. Meski nyatanya keduanya sering sekali ribut. Arkan menutupi sikap pedulinya dengan raut wajahnya yang terlihat dingin. Cowok itu banyak disukai kaum hawa, tapi belum ada yang bisa menaklukkan hatinya.
"HUAAA! MUKA KECOANYA MIRIP BAPAK REGALL!!" Erfan memekik kaget saat kecoa itu terbang kepunggungnya. Dengan segera Erfan menyingkirkannya dan cepat-cepat turun dari atas bar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN [END]
Teen Fiction⚠️⚠️⚠️ Bagi Alsava, Raven itu aneh. Dia seperti 32° Fahrenheit ke Celsius. Yang dulu rasa pedulinya 32 derajat Fahrenheit, sekarang berubah menjadi 0 derajat Celsius. Hingga Alsava dipertemukan dengan Shaka, si cowok dingin yang berhasil membuat Als...