"Tiap hari jarang mandi, pantes gak punya doi. Aku pun sadar diri!!" Nyanyian Alsava terdengar hingga tempat parkir. Bukan maksud apa-apa ya. Alsava hanya menyindir para jomblo, kalo yang kesindir mohon maaf lahir batin.
"Hay! Hay! Arigato oasuu!"
Alsava melambaikan tangannya kepada cowok-cowok yang menyapa dirinya. Ah, senangnya banyak yang suka. Mau ngapain aja bisa.
"AL! MAU PULANG BARENG GUE GAK?!" teriak Raka dari kejauhan. Alsava langsung menggeleng emoh.
"KAGAK! AING MAU NAIK ODONG-ODONG PULANGNYA! Asikk! Tikiwirrr! Aku naik odong-odong! Aku naik odong-odong!" Cewek itu memutar-mutar kunci motornya sambil sesekali berjoget layaknya badut.
Setelah mengganti rok dengan celana, Alsava juga tak lupa memakai jaket. Karena tidak mungkin memakai Sumo dengan rok, bisa-bisa celana dalam Alsava kelihatan. Gak deng, Alsava mah pake celana pendek lagi.
"Ekh Budi! Lo dicariin sama Buzz Lightyear nohhh!"
Budi, cowok cupu yang selalu memakai kacamata itu berbalik saat namanya disebut. "Aku?"
"Jadi? Duta sampo lain? Dulu pernah pake oli, sekarang pake bensin. HAHAHAH! BOTAAKKK!" Alsava tertawa, Budi mana bisa jadi duta sampo, rambutnya aja botak macam kartun yang dari dulu kagak lulus-lulus TK.
"Buzz Lightyear siapa? Aku gak punya temen namanya Buzz." Budi kebingungan.
Alsava menaikan alisnya meledek. "Itu loh, teman mu, yang katanya menuju tak terbatas dan melampauinya!"
"Ada ular di sepatuku!" lanjut Alsava tertawa.
"Mana? Gaada ular," tanya Budi lugu sambil melihat ke arah sepatu Alsava.
Tawa Alsava terhenti, kemudian memutar bola mata malas. "Dahlah males, lo goblok Bud. Pantes Buzz Lightyear balik lagi ke luar angkasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN [END]
أدب المراهقين⚠️⚠️⚠️ Bagi Alsava, Raven itu aneh. Dia seperti 32° Fahrenheit ke Celsius. Yang dulu rasa pedulinya 32 derajat Fahrenheit, sekarang berubah menjadi 0 derajat Celsius. Hingga Alsava dipertemukan dengan Shaka, si cowok dingin yang berhasil membuat Als...