11. RENCANA JAHAT

8K 1.1K 781
                                    

Brak!

Pintu terbuka lebar-lebar saat Arya membukanya seperti dibanting. Lelaki itu segera berlari ke arah Ara yang tengah mengobati Shaka. Berhasil membuat Ara terkejut setengah mati. Apalagi melihat wajah emosi Arya, lelaki itu bahkan sudah menarik hoodie Shaka sampai cowok itu berdiri tegak.

"Arya!" Ara segera menahan tangan Arya saat akan melayangkan pukulan pada Shaka. Sedangkan Shaka hanya bersedekap sambil mengangkat alisnya seolah tak tau apa-apa.

"Siapa kamu?!" desis Arya menatap Shaka tajam. Dibalas Shaka datar.

Kini kedua manusia es itu disatukan, berhasil membuat suasana menjadi tegang.

Alex tertawa terpingkal-pingkal melihat Arya yang begitu gerak cepat, seakan tidak membiarkan Bundanya didekati cowok lain. "Gue Shaka, pasien dokter Ara."

"Gue Raven, anak dokter Ara, anak Ayah juga kalo lupa. Maafin Raven yang udah bolos hari ini, janji diulang lagi."

"RAVENN!"

Deg.

Tiba-tiba saja cengkeraman Arya di hoodie Shaka terlepas. Lelaki itu terdiam saat merasakan gejala aneh ditubuhnya.

Ara langsung menghampiri Shaka dengan khawatir. "Kamu gapapa?"

Shaka mengangguk datar. "Shaka pulang. Shaka gak suka sama dia. Setres." Tatapannya tertuju pada Arya yang kini membalas dengan sama datarnya. Namun Arya sudah tidak emosi seperti tadi, entahlah. Ada hal yang membuat amarahnya terendam seketika.

"Tapi luka kamu belum selesai diobati," lirih Ara sendu.

"Shaka gapapa, Shaka baik-baik aja. Jangan anggap Shaka lemah dok. Shaka gak suka itu," ucapnya datar kemudian langsung beralih tatap ke arah Alex. "Gue balik."

Kini Alex menggaruk tengkuknya merasa bersalah. "Em, hati-hati Bang."

Ara menatap sendu ke arah Shaka yang mulai keluar, hingga punggungnya tak lagi nampak. "Kamu sih!" Tangan Ara menepuk pundak Arya dengan keras. "Terus kamu kenapa bisa pulang? Tau dari siapa."

"Tuh," tunjuk Arya lugu ke arah Alex dengan tampang memelas. Takut-takut jika Ara sampai marah gimana.

"Udahlah. Kesel aku sama kamu Ar! Shaka itu pasien aku. Harusnya kamu bisa tahan rasa cemburu kamu. Shaka juga anak SMA seumuran Raven, yakali aku selingkuh sama dia? Ngaco ih!"

"Ngaco si Alex," dengus Arya saat Ara mulai ngomel-ngomel. Kalau bukan karena Alex, dirinya juga tidak akan terpancing emosi.

Tapi, kenapa emosi Arya langsung terendam saat Shaka mulai membuka suara. Sifat, tatapan, semuanya persis dengan pribadi Arya.

"Bodoamat ya! Aku ngambek! Aku mau balik lagi ke Rumah sakit. Kalo mau aku berhenti ngambek?! Beliin keripik kentang 1 karung! Kalo gak aku laporin ke KEVINN! BIAR KAMU DIPECAT JADI MENANTU!"

Sedangkan Kevin yang tengah mengopi santai di rumahnya tersendak ketika namanya disebut Ara. Ikatan batin ceritanya.

"Anak gue kangen gue kali ya?" gumam Kevin memainkan jenggot yang sudah lebat.

RAVEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang