44. MEMORIES

4K 715 633
                                    

Kematian Alex meninggalkan sejuta luka bagi semuanya. Sahabat, teman, Abang, kedua orang tuanya, hingga semua orang terdekatnya.

Alex itu orangnya bisa bikin orang seneng, banyak yang bilang gitu. Tapi kadang ngeselin. HAHAHAH. Tapi sekarang gak akan ada lagi Alex si playboy yang selalu berusaha deketin Asleena.

Pemakaman begitu ramai. Semuanya tak menyangka, anak yang baru berusia 15 tahun harus pergi secepat itu dengan tragis.

Banyak para teman-teman SMP Alex yang juga datang ke pemakaman, saling mendoakan Alex agar tenang di sana.

Kalian masih mengingat Toro dan teman-temannya? Dulu mereka pernah ngejar Alex karena mau malak cowok itu. Di saat itu, awal pertemuan Alex dengan Shaka.

Kini Toro dkk juga ke sini. Menangisi kepergian Alex. Karena hanya Alex yang berani melawannya, kini tak akan ada lagi yang berani melawan Toro balik dan menolak untuk mengasih uang.

Kalo di ingat-ingat sih kisah Alex itu sama kayak Farel di film My Heart. Bedanya di sana yang pergi Didit, bukan Farel. Ya harus pergi karena menyelamatkan cintanya.

Erfan dan Adnan tak dapat menahan tangisnya saat mendengar kabar buruk ini. Tak pernah ada dipikiran mereka bahwa Alex akan meninggalkan kita semua secepat ini.

Mengingat keduanya yang selalu membuat Alex kesal, mengerjai cowok itu. Kadang saling bahas cewek karena sama-sama playboynya.

"Lex lo gede nya mau jadi apa?"

"Aslinya Alex pengin punya Istri 5 Bang, tapi Asleena tetap nomer satu."

"Wahhh pemikiran yang sangat sempurna. Saya jadi ingin mengikuti jejaknya."

Erfan mengusap air matanya. Cowok itu menangis saat bayang-bayang tentang Alex kembali terlintas di pikirannya.

"BANG ADNAN! ABANG NYURI CEMILAN ALEX LAGI YA?! KALO MAIN KE SINI YA MAIN! JANGAN NYURI!"

"Gue gak nyuri, tapi ngambil gak bilang-bilang hehe."

"Tahan, tahan... jangan emosi. BANG RAVENNN! BANG ADNAN NYURI SEMPAK ABANGG NIHHH!"

"LEX ANJING!"

Adnan tersenyum miris. Ia tak pernah menyangka bahwa akan mendapat kabar seperti ini. Minggu lalu Adnan lihat Alex sehat-sehat saja, tapi sekarang tubuh itu sudah tak lagi bernyawa.

Raganya memang masih ada, namun tidak dengan jiwanya.

Tubuh kaku itu mulai di masukan ke liang lahat. Arya mengadzani Alex. Tak ada lagi air mata dari lelaki itu, ia harus bisa terlihat kuat demi Ara.

"ARYAAA! ENGGAK! JANGAN BIARIN ALEX PERGII! ARGHHH!" Ara kembali histeris dalam pelukan Alsava. Cewek itu menenangkan meski ikut menangis juga.

"Maaf, kita lagi gak bagi-bagi sembako." Alex menatap heran ke arah cewek cakep di depannya. Muka sih cakep, tapi lesu macam orang tipes.

"Oh gak dek, saya gak mau minta sembako. Tapi mau maling di sini, boleh gak?" izin Alsava makin kesal. Kenapa rumah ini diisi oleh manusia tak berakhlak semua.

Alex mengangguk. "Boleh, yang penting jangan maling hati saya. Udah ada yang punya."

"Idihh! Siapa juga yang mau jadi belahan jiwa situuuu!"

"BUNNN! ADA YANG MAU MALING KATANYAAA!"

"HEH BOCHIL! GUE BERCANDA!"

Alsava membekap mulut menahan isakannya saat kembali memikirkan pertama kali bertemu dengan Alex.

RAVEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang